Seseorang yang Menarik Perhatian

23 8 0
                                    

Daun berjatuhan. Langit pagi yang sangat cerah. Kicauan burung yang terdengar. Aku duduk terdiam didepan kelas. Aku memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang didepanku. Tanpa tahu siapa saja nama mereka.

Seseorang datang dan duduk disebelahku pagi itu. Itu Raka, teman sekelasku. Hening, kemudian Aku melihat kearahnya sambil bertanya-tanya dia sedang apa. Namun, terlihat jelas sepertinya dia sedang memotret daun berjatuhan menggunakan hpnya.

Sedang Raka asik memotret, Aku hanya diam dan terus melihat. Bukannya kami tidak kenal. Namun, Aku sedang tak ingin mengeluarkan suara. Pagi ini rasanya sangat menyenangkan. Kenapa? Karena tak ada tugas yang harus dikejar.

Sebentar Aku melihat kearah dalam kelas. Semuanya sedang santai. Ada yang bermain hp. Ada yang sepertinya sedang ghibah, Aku rasa. Dan Ada yang pagi - pagi sudah tertidur didalam kelas.

Sesaat Aku mengalihkan pandanganku kembali kedepan. Namun, ada seseorang yang mengganggu penglihatanku. Seorang laki-laki dengan tubuh tinggi dan putih. Sepertinya Aku baru melihatnya.

Aku berpikir keras tentangnya. Banyak pertanyaan berada dalam pikiranku saat ini. Namun, satu hal yang Aku tahu. Aku ingin mengetahui namanya. Bukankah normal bagi perempuan seumuranku penasaran dengan seorang laki-laki yang parasnya menarik perhatian?.

Arah pandangku terus mengikuti kemana dia berjalan. Hingga Aku tahu ternyata dia anak kelas XI IA namun Aku tak tahu pasti kelasnya dimana. Tiba-tiba Aku dikejutkan dengan sebuah panggilan disebelahku.

"Woi Narr" ternyata itu Raka yang telah selesai memotret daun yang berjatuhan.

"Ha iya?" Tanyaku gelagapan karena terkejut.

"Dih gitu amat lo liatinnya. Awas kesambet" Dia tertawa terpingkal-pingkal melihat ekspresi terkejutku. Aku pasti tadi sedang berekspresi sangat bodoh. Ya, pasti begitu.

"Apaansii Rak gak lucu sumpah" Aku mencubit perutnya sampai dia mengaduh kesakitan.

"Yaelah itu namanya Randy anak XI IA 4"

Ah, akhirnya Aku tahu namanya. Raka memang benar-benar yang terbaik. Aku harus berterima kasih padanya.

"Uuuhhh maacii Raka"

"Dih geli, lucuan muka lo pas lagi terkejut tadi Hahahah" Oke, dia kembali meledekku.

"Rak gak lucu srius" Aku berjalan meninggalkan Raka yang sedang tertawa terbahak-bahak karena berhasil meledekku.

Kantin. Disini Aku duduk sekarang. Ada Vita disebelahku. Dia sedang asik bermain dengan ponselnya. Jangan tanya apa yang sedang dia lihat diponsel. Dia sedang chat bucin. Ya, Vita memang sudah memiliki pacar.

Kebetulan pacarnya satu sekolah dengan kami. Namun, berbeda jurusan dengan kami. Iya berbeda, Aku dan Vita XI IIS sedangkan pacarnya XI IA. Fino Aryanto, itu nama pacar Vita. Seseorang yang aktif diorganisasi juga, sama halnya dengan kami.

Aku hanya diam diri melihat Vita yang sedang bucin online. Aku melihat kearah lapangan basket yang memang berada dekat dengan kantin. Kemudian Aku meminum minuman kesukaanku. Matchalatte, minuman yang membuat aku sekali teguk namun sangat terasa khas di lidahku.

Namun, sosok yang mengganggu pandanganku tadi pagi kini kembali menarik perhatian mataku. Ah, aku lupa namanya. Aku berpikir keras mengingat-ngingat siapa namanya.

Setelah beberapa menit Aku berpikir keras. Akhirnya, Aku mengingat namanya. Randy, iya begitu kata Raka tadi pagi. Dia berjalan mendekat kearah Aku dan Vita. Dia tak sendiri, dia bersama dengan teman-temannya. Ternyata dia dan teman-temannya memesan makanan dan duduk disebelah kanan kami.

Aku hanya melihatnya dari kejauhan. Sepertinya Aku harus mencari tau sosial medianya. Tapi Aku tak terlalu yakin, apakah nanti Aku akan menemukannya dengan mudah atau tidak.

Daripada merasa penasaran Aku langsung membuka ponsel yang ada didepanku. Aku membuka aplikasi yang bertuliskan Instagram. Akupun mulai mengetik namanya.

Namun, disini ada banyak yang bernama Randy. Yang mana satu pikirku. Sepertinya Aku harus kembali bertanya pada Raka. Tapi, gimana kalau nanti dia ngeledekkin Aku lagi.

"Vit, coba deh liat ke sebelah kanan kita" Sepertinya Aku harus bertanya ke Vita. Siapa tahu saja dia tahu. Semoga saja.

"Udah terus kenapa?" Dengan wajah bingung dia melihat kearah sebelah kanan kami.

"Itu cowok yang tinggi terus putih yang ganteng itu namanya siapa?"

"Eh, gak tau juga siapa namanya. Kurang kenal" Ah, jawaban yang tidak kuharapkan. Dan memang sepertinya memang harus bertanya pada Raka. Tak ada jalan lain.

Matchalatte (SUDAH TERBIT!!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang