Setelah 15 menit. Kami sampai ditempat tujuan. Di salah satu mall di kota ini. Mall Math. Berada di pusat kota.
"Btw pertama kita kemana?"
"Bagusnya ngapain duluan? Nonton? Cari buku? Atau gimana?" Aku pun sama hal nya dengan Vita. Bingung.
"Nonton aja kali ya" Aku hanya mengangguk tanda setuju dengan apa yang dia katakan.
Kami memutuskan nonton film horor. Dan disinilah kami saat ini. Di ruangan gelap dengan satu cahaya yang menampilkan gambar didepan kami. Aku melihat sekelilingku. Ternyata ramai juga.
90 menit berlalu
Kami keluar dari ruangan bioskop. Aku mengajak Vita kesalah satu toko buku yang berada dilantai yang sama dengan bioskop. Bukan karena apa-apa. Hanya saja, kalau sudah berada disini kenapa harus nanti?.
"Lo mau cari apa emang?" Pertanyaan Vita membuatku mengalihkan pandanganku dari rak buku.
"Gue cari novel romance" Mendengar ucapanku Vita terkikik geli. Aku hanya menyerit heran. Bingung.
"Lah kok lo ketawa?"
"Ya lucu aja. Lo suka baca novel genre romance tapi didekatin cowok langsung mundur 1 km" Aku mendengus kesal mendengar perkataannya.
"Ck lebay pake mundur 1 km segala" Aku menoyor kepalanya menggunakan salah satu buku yang ada ditanganku. Dia hanya kembali terkekeh geli melihatku yang sedang kesal.
"Kan emang bener kali Narrakuuhh yang jomblo. Lo tu ya bukannya openin aja dulu cowok yang dekatin lo biar tau pas atau enggak. Ini lo langsung jaga jarak aman"
"Bodo ah belum kepikiran kesana lagi. Lo dari tadi ngomong berasa lagi jadi tanda-tanda yang ada dijalan raya tau gak. "Jaga Jarak Aman 1 km"" Sambil menirukan dua tanda kutip menggunakan kedua tanganku. Dia hanya melirik tajam kearahku.
Aku kembali mencari beberapa novel yang kusuka. Setelah puas. Aku membayar 3 novel dikasir. Vita membeli 2 novel yang berbeda dariku. "Sengaja gue beli yang beda biar bisa tukaran nanti sama punya lo. Kan lumayan ga buang-buang duit" begitu katanya tadi.
Kami keluar dari toko buku dan langsung turun kebawah untuk mencari makan. Kami memasuki salah satu restaurant yang ada dibawah. Berusaha mencari tempat yang kosong. Karena saat ini sangat ramai dipenuhi banyak orang.
"Lo mau makan apa? Sini gue pesanin"
"Gue pesan mie goreng + ayam geprek. Sama minumannya yang kayak biasa"
"Dasar ratu matcha" Aku hanya terkekeh mendengarnya. Kemudian dia pun beranjak untuk mengantri memesan.
Sambil menunggu Aku memainkan hp. Aku membuka WhatsApp. Ada beberapa pesan dari grup kelas, grup organisasi dan ada beberapa pesan dari nomor-nomor yang tidak kukenal. Tetapi Aku tak membukanya. Aku hanya mengabaikannya dan beralih untuk sekedar melihat story wa.
Terlalu lama memandang kehp. Aku mengalihkan pandanganku keluar restaurant. Banyak yang berlalu lalang.
"Eh itu cowok kayanya gue pernah lihat deh" Aku bertanya dalam hati sambil mengingat-ngingat wajah seorang laki-laki yang baru saja lewat diluar restaurant bersama beberapa temannya. Namun nihil. Aku tak mengingatnya.
"Woi" suara Vita membuyarkan pikiranku. "Kesambet disore hari baru tau lo" sambungnya. Aku hanya berdecak mendengarnya. Aku tak ambil pusing dengan memikirkan siapa laki-laki tadi. Kami pun menyantap makanan kami. Disela-sela makan kami, Aku bertanya "Tumben lo ga ngebucin?"
"Lagi berantem" Aku mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti.
"Pantes tiba-tiba ngajak pergi. Biasa lo kan sibuk pacaran"
"Dih bilang aja sirik lo"
"Gue?sirik? Amit-amit Vit"
"Makanya lo tu terima gih si Robby atau Keano atau Anwar atau siapa deh yang lo mau" Aku bergidik ngeri melihatnya menyebut nama-nama beberapa cowok yang pernah berkali-kali menyatakan perasaan padaku.
"Sampe hafal ya namanya. Seniat itu pengen gue pacaran"
"Bukan niat sih cuma gue kasihan aja ya liat cowok-cowoknya. Lagian kurang apa sih Narra? Pada ganteng semua kok" Dia berkata gemas padaku seakan-akan ingin memakan ku juga. Aku hanya menghela nafas mendengarnya.
"Bukan ada kurangnya Vita. Tapi emang gue aja yang belum nemu yang pas gitu dihati. Coba deh gue tanya ke lo, kalau lo beli sepatu ni tapi ga pas di kaki lo, emang lo nyaman lama-lama makainya? Enggakkan? Nah sama juga dengan hati gue" Dia hanya terkekeh mendengar penjelasanku.
"Iya-iya ngerti, gausah ngegas juga dong lo ngomongnya" Aku hanya mencebikkan bibirku mendengarnya.
"Lo lagi kenapa sama Fino?" Aku berusaha mengalihkan pembicaraan kami dengan membahas hubungannya dengan Fino.
"Biasalah posesif" Dia berkata dengan acuh sambil mengedikan bahunya.
"Siapa yang posesif? Fino?"
"Iya, masa gue ngomong soal tugas sama Nathan dia langsung marah. Kan kesannya ga logis gitu. Ya jadinya gue diemin dong"
"Namanya juga cowok Vit"
"Iya tapikan Nathan teman gue juga Narr"
"Yaudah coba lo jelasin kedia baik-baik, jangan ikutan marah"
"Iya nanti"
Setelahnya tak ada percakapan diantara kami. Kami melanjutkan menyantap makanan kami. Aku tak pernah tahu kapan Aku jadi sedekat ini sama Vita. Dia seperti pengganti Aya. Bukan berarti Aku tidak dekat dengan Aya lagi. Tetapi maksudku adalah Aya teman dekat di IA dan Vita di IIS.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matchalatte (SUDAH TERBIT!!!)
Teen FictionGUYS CERITA INI SUDAH TERBIT DENGAN JUDUL BERBEDA JIKA BERMINAT BISA DICEK di : GUEPEDIA https://www.guepedia.com/Store/lihat_buku/MjA0Nzg= TOKOPEDIA https://tokopedia.com/guepedia/all-that-remains-are-memories BUKALAPAK https://www.bukalapak.com...