Apa yang terlihat sempurna oleh mata
Belum tentu sempurna sesungguhnya
-Matchalatte•••
Tidak terasa nanti malam sudah akan berganti tahun. Itu artinya semua akan mengawali dengan hari baru, semangat baru, dan harapan yang baru. Aku selalu bersyukur untuk apa yang semua Aku miliki.
Aku sedang duduk didepan cermin saat ini. Memandangi wajahku. Memperhatikan setiap inchi wajahku. Melihat mataku yang sangat indah dibilang orang-orang.
Aku adalah seseorang yang memiliki banyak kepalsuan di hidupku. Singkatnya saja. Aku selalu terlihat seperti manusia hampir sempurna dihadapan banyak orang.
Terlihat seperti seseorang yang tidak memiliki beban. Tidak memiliki masalah. Semuanya tersembunyi. Dibalik senyumanku. Hanya Aku dan Tuhan yang tahu hal itu.
Aku selalu tersenyum dihadapan banyak orang. Seolah tak pernah ada kesedihan di wajahku ini. Selalu bermain peran di setiap harinya. Bahkan orang terdekat ku tidak ada yang tahu.
Aku seseorang yang selalu merasa kesepian. Seperti tidak ada satu orang pun yang benar-benar bersamaku. Bahkan ditempat ramai sekalipun. Aku bahkan tidak mengerti diriku. Terlalu banyak beban yang tidak bisa Aku ceritakan. Karena Aku sendiri tidak bisa benar-benar menjadi diriku.
Selalu saja. Saat sekali saja Aku ingin menjadi diriku sendiri. Selalu saja. Senyuman yang menutupi segala tentangku ini datang. Tanpa terpikir sedikitpun oleh ku.
Aku menghela nafas kasar. Aku menatap diriku. Aku bingung harus berkata apa. Aku selalu saja seperti ini. Selalu merasa berlebihan.
Drrt..drrt.drrt
Suara deringan hp membuyarkan pikiranku. Aku bergegas ketempat tidur untuk melihatnya. Sebuah panggilan dari Nabila. Aku segera menekan tombol hijau.
"Haii Narrakuuhhh" Teriakan Nabila menyambut gendang telingaku.
"Iya hai juga. Tapi gausah teriak bisakan bil?" Aku mendengus kesal. Dia hanya tertawa geli disebrang sana.
"Iya-iya maaf. Gue kangen banget" Aku tersenyum mendengarnya. Sejujurnya Aku juga merindukan sesosok perempuan yang dulu pernah menemaniku kemana-kamana ini.
"Gue juga kangen kok. Gimana disana?"
"Baik kok baik. Gak terasa ya Narr"
"Gak terasa kenapa?"
"Udah setengah tahun kita pisah" Aku terkekeh mendengar suaranya yang seketika mellow.
"Iya gak terasa. Apalagi nanti malam udah akhir tahun aja"
"Gak yang mau lo jelasin ke gue?"
"Jelasin apaan?"
"Gak usah sok gak tau ya" Aku menyerit bingung. Kemudian seakan tersadar. Aku tahu apa maksud dibalik kalimatnya itu.
"Ohh itu. Namanya Adrian Fahri"
"Terus udah jadian kan? Kemarin gue liat snapgram lo foto berdua bareng dia"
Aku teringat sebuah foto yang memang sempat Aku posting disnapgram. Foto saat kami pergi ke Math kemarin.
"Iya udah"
"Orangnya gimana?"
"Dia baik, walaupun awalnya dia agak jutek gitu ya ke gue tapi dia sweet" Aku mengatakannya sambil tersenyum mengingat segala kedekatan kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matchalatte (SUDAH TERBIT!!!)
Teen FictionGUYS CERITA INI SUDAH TERBIT DENGAN JUDUL BERBEDA JIKA BERMINAT BISA DICEK di : GUEPEDIA https://www.guepedia.com/Store/lihat_buku/MjA0Nzg= TOKOPEDIA https://tokopedia.com/guepedia/all-that-remains-are-memories BUKALAPAK https://www.bukalapak.com...