Pagi ini seluruh siswa SMA CENDRAWASIH sudah berada di dalam kelas. Tak lain dengan kelas XI IIS 1 tak ada satupun yang berada diluar kelas. Hening. Itu kata yang pantas untuk mewakili suasana kelas saat ini.
Tak ada satupun yang berbicara di dalam ruangan ini. Bukan karna kami semua sudah lupa bagaimana caranya berbicara. Hanya saja, situasi sekarang sepertinya tidak bisa ribut.
Apakah kalian berpikir kami semua sedang melipat tangan dimeja? Oh tidak, tentu saja tidak. Karena kami bukan lah anak taman kanak-kanak yang duduk diam sambil melipat tangan paling rapi akan mendapat nilai plus dari guru.
Aku pun hanya berdiam diri ditempat dudukku. Tak ada satupun cerita yang keluar dari bibir ini. Aku melihat sekelilingku. Semuanya diam. Iya, diam. Namun, seluruh tatapan dengan fokus menatap kedepan. Menatap seorang guru yang berbadan lumayan besar dikursinya.
Ya suasana sekarang tercipta akibat kejadian tidak mengenakan tadi bagi kami. Kamu semua habis dimarahi oleh sang guru yang sedang bersama kami saat ini. Dia Buk Efri. Salah satu guru killer bagi kami seantero SMA CENDRAWASIH.
Siapa yang tidak mengenalinya. Guru yang tidak menerima alasan apapun dari segala bentuk kesalahan yang diperbuat. Dan inilah kami. Siswa-siswi yang sejak tadi dia ajarkan namun tak satupun dari kami yang mengerti apa yang sedang dia bicarakan.
Bukan karena kami bodoh. Hanya saja, memang karena dia yang tak pandai dalam menjelaskan. Ah, maafkan Aku buk. Tapi, Aku berkata jujur. Sebenarnya di balik seluruh tatapan fokus kami ini kepadanya tak ada satupun yang benar-benar fokus.
Teng Teng Teng
Bel pertanda istirahat pun berbunyi. Sebuah suara yang berbunyi telah menyelamatkan kami semua didalam ruangan ini. Huh. Kami semua menghela nafas kala melihat seseorang yang kami tunggu keluar tadi akhirnya meninggalkan kelas kami.
Dan seketika ruangan ini pun menjadi ribut. Tidak hening lagi. Karena rasanya hati dan pikiran sepertinya sudah tidak terbebani lagi.
"Ah akhirnyaaaaaaa" Sontak membuatku memalingkan pandanganku mencari siapa yang sedang berteriak. Itu Bimo si ketua kelas. Sepertinya dia memang benar-benar merasa lega. Hahaha. Karena Aku juga begitu.
"Ah kangennya Aku berbicara" Tiba-tiba sebuah tangan memeluk leherku dari belakang. Itu Vita.
"Dih kayak pergi liburan aja itu suara" Sahutku sambil melepaskan tangannya dari leherku.
"Yaelah emang berasa lagi liburan ini suara tadi" Dia berenggut kesal saat membalasku.
"Lebay" Aku mencubit lengannya lalu menarik tangannya keluar dari kelas.
"Kantin kan?" Tanyanya sambil mengikutiku. Aku hanya menganggukkan kepala untuk membalas pertanyaannya.
Ramai. Sangat berbanding terbalik dengan apa yang Aku rasakan tadi dikelas. Vita bergegas memesan makanan. Dan Aku tak lain memesan minum.
"Matchalatte dingin satu kan Narra?" Itu suara penjualnya, Kak Riri. Bahkan penjualnya saja sudah sangat hafal apa yang akan aku pesan. Mungkin ini sangking seringnya Aku memesan secup Matchalatte disini. Dan tak pernah berubah. Tak pernah merasa bosan.
"Iya kak, sama satu air mineral untuk Vita"
Tak sampai 5 menit. Secup Matchalatte sudah tersedia didepanku saat ini. Aku pun bergegas ke meja yang sudah ada Vita. Namun, dia tak sendiri. Disana ada seorang laki-laki berkulit hitam manis. Dia duduk berhadapan dengan Vita.
Aku berjalan mendekat dengan membawa pesanan kami. Aku melihat seorang laki-laki tadi. Itu Fino pacarnya Vita. Sepertinya selama disini Aku akan menjadi nyamuk diantara kebucinan mereka.
"Nih" Aku menyodorkan sebotol air mineral yang dipesan Vita.
"Uu maaci Narra sayang"
Aku hanya memutar bola mataku dengan malas. Aku mendudukan bokongku di kursi sebelah risa. Kami pun menyantap makanan kami.
Saat ini Aku memang benar-benar menjadi nyamuk diantara mereka. Untung saja Aku membawa hp kesini. Jadi Aku tidak seperti orang bodoh yang melihat orang pacaran disini.
Dengan asik Aku membuka sebuah aplikasi yang tenar dikalangan semua usia saat ini. Instagram. Aku terus menscroll beberapa video lucu.
Ting
Sebuah notifikasi dari instagram. Aku membulatkan mataku kala melihat notif yang baru saja muncul. Tidak bukan karena suara notifnya. Tapi, isi notifikasinya yang membuatku terkejut.
Randyprasetyo mulai mengikuti anda
Sepertinya hatiku ingin meloncat saat ini juga dari sarangnya. Akhirnya tidak memalukan juga usahaku semalam. Iya benar-benar tidak buruk karena ternyata dia juga memfollow kembali Aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matchalatte (SUDAH TERBIT!!!)
Teen FictionGUYS CERITA INI SUDAH TERBIT DENGAN JUDUL BERBEDA JIKA BERMINAT BISA DICEK di : GUEPEDIA https://www.guepedia.com/Store/lihat_buku/MjA0Nzg= TOKOPEDIA https://tokopedia.com/guepedia/all-that-remains-are-memories BUKALAPAK https://www.bukalapak.com...