Perayaan ulang tahun sekolah sudah semakin dekat. Persiapan panitia sudah semakin banyak. Segala latihan telah dilakukan. Namun, Aku berubah pikiran. Aku tak hanya mengambil vokal. Tetapi ikut juga berpatisipasi dalam tari. Awalnya Aku tidak ingin merepotkan diri karena harus ada latihan lagi. Tapi kalau saja yang memaksakan bukan Angel. Sudah pasti Aku tak mau.
Sudah ada sebulan kami fokus latihan. Sampai hari ini Aku merasa tidak buruk juga untuk ikut tari. Dan hari ini Aku baru saja pulang latihan. Jam 18.30. Sepulang sekolah kami langsung bergegas untuk latihan di ruang Sedapam. Yang kebetulan Aku salah satu pengurusnya.
Aku bergegas mandi dan menyelesaikan makan malamku. Rasanya sekarang sangat melelahkan. Aku menatap langit-langit. Aku berkali-kali menghela nafas. Bingung ingin melakukan apa.
Aku mengambil gitar dan berjalan kearah balkon. Mencari posisi ternyaman untuk duduk sambil bersantai. Menikmati angin malam yang dingin. Memandangi langit yang penuh dengan benda-benda langit yang sangat mengagumkan.
Aku mulai memetik tali gitar. Sambil bersenandung sesuai irama. Sebenarnya Aku tak tahu ingin menyanyikan lagu apa. Namun ku teruskan saja untuk bersenandung sementara saat Aku memikirkan lagu apa yang ingin kunyanyikan.
Kata orang terdekat suaraku bagus. Mungkin begitu. Kenapa mungkin? Karena coba saja kalau kalian bernyanyi dan kalian mendengarkan sendiri suara kalian. Rasanya biasa aja tidak ada yang spesial seperti hati ini.
Aku pun berpikir untuk menyanyikan lagu dari salah satu girlband favorit ku masa sd dulu. Cherrybelle. Mungkin masih ada yang mengingatnya. Aku tertawa sendiri mengingat kala itu Aku benar-benar menyukai girlband itu. Sampai poster, wallpaper hp, musik, hingga kaset film dan lagu Cherrybelle ada padaku.
Aku diam-diam suka kamu
Kucoba mendekat kucoba mendekati hatimuAku masih saja terkekeh geli mengingat Aku dulu sering menyanyikan lagu ini. Bahkan sampai menjadikan lagu ini sebagai nada dering di hp ku zaman sd dulu. Astaga sungguh memalukan.
Aku diam-diam suka kamu
Semua kan indah.. seandainya Aku bisa memiliki muTing..
Hpku berbunyi. Aku menghentikan gerakan tanganku digitar dan mencoba melihat itu notif apa.
Putramahesa
P
P
Lo suka sama Randy ya Narr??Aku menyerit heran. Kenapa tiba-tiba dia bertanya seperti itu.
Reinarracarissa
Enggak
Berita dari mana tuh?Putramahesa
Dengar-dengar dari Angel gitu.
Beneran iya?Reinarracarissa
Engga ah
Lagian gue cuma nanya
Kenapa kok gue jarang liat dia sebelumnya
Udah itu ajaPutramahesa
Lah gue pikir wkwk
Soalnya banyak nih teman gue yang suka sama loReinarracarissa
Oh gitu
Awas aja lo sebar hoaxPutramahesa
Iya-iya sans ae
Lo gamau tahu?Reinarracarissa
Tahu apa lagi?Putramahesa
Ya apalagi coba
Temen gue yang suka sama loReinarracarissa
Ga perlu makasih yaPutramahesa
Yaudah kalau gamau tahuAku mencebikkan bibirku sambil mendengus kesal. Ganggu aja ni anak satu. Aku menghela nafas kasar. Apa lagi ini?. Aku gak habis pikir sama pemikiran orang-orang. Emang Aku tidak boleh bertanya sesuatu? Aku akui memang benar Aku bertanya pada Angel saat rasa penasaranku pada Randy belum terjawab. Tapi, kenapa selalu dikira jadi suka sih.
Putra Mahesa itu pacarnya Angel. Aku bahkan baru tahu saat Aku dengan Aya menuju parkiran saat itu. Aya yang memberitahu ku. Saat Aku pertama masuk kesekolah. Jadi, tak heran jika dia tahu tentang Aku sedikit. Sedikit gak banyak.
Aku menggeleng-gelengkan kepalaku memikirkan hal itu. Tak mau berlarut dengan pemikiran yang tidak-tidak Aku kembali memetik gitarku. Dengan lagi yang berbeda.
Bila malam tiba kududuk sendiri
Terbayang wajahmu mulai menghantui
Saat malam tiba..Aku kembali menghentikan petikan gitarku. Karena melihat seseorang yang sedang berjalan didaerah komplek sendiri. Aku menajamkan mataku.
"Lah baru aja tadi dibicarin eh beneran muncul"
Aku bergumam sendiri sambil memperhatikan dia ingin kemana. Itu Randy. Dia sedang menggunakan headseat dikedua telinganya sambil membawa kantong kresek. Biar kutebak. Dia habis balik dari minimarket diujung komplek. Tapi kenapa tidak pakai motor atau sepeda?. Ah sudahlah. Kenapa Aku harus pusing memikirkannya.
Tak ingin bernyanyi lagi. Aku pun berjalan masuk kedalam. Aku menyimpan gitar kemudian merebahkan diri dikasur. Aku berpikir-pikir. Kenapa hidup Aku kayaknya membosankan sekali.
"Kenapa rutinitas gue gini-gini aja ya"
Aku kembali membuka hp kemudian menekan aplikasi instagram. Aku membuka video-video lucu yang tersedia didalamnya.
"Hahaha"
Aku sesekali tertawa dikala apa yang ada divideo itu benar-benar menggelitik perutku. Aku bahkan saat ini terus tertawa saat melihat kontennya.
"Narraaaaa" teriak Mama "kamu lagi kenapasih? Ketawanya kenceng banget" sambungnya lagi.
Akupun terdiam mencerna suara mama.
"Lah emang kedengaran ya sampai kebawah"
"Narra dengar mama gak sih kamu?" Suara teriakan mama mengembalikan kesadaranku. "Astaga suara mama bikin kaget aja" pikirku dalam hati.
"Iya ma Narra dengar. Narra lagi liat video lucu" Akupun ikut berteriak membalas pertanyaan mama. "Rumah serasa lagi dihutan ya gue, teriak-teriak" pikirku lagi.
"Udah malam. Jangan ketawa kenceng-kenceng" Teriaknya lagi. Aku mencebikkan bibirku dan berjalan kearah pintu untuk melihat sang mama tercinta yang sedang berteriak dari bawah.
"Iya ma, mama udahan juga dong teriaknya. Udah malam" Mama hanya terkekeh mendengar Aku juga mengulangi perkataannya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matchalatte (SUDAH TERBIT!!!)
Teen FictionGUYS CERITA INI SUDAH TERBIT DENGAN JUDUL BERBEDA JIKA BERMINAT BISA DICEK di : GUEPEDIA https://www.guepedia.com/Store/lihat_buku/MjA0Nzg= TOKOPEDIA https://tokopedia.com/guepedia/all-that-remains-are-memories BUKALAPAK https://www.bukalapak.com...