"Don't touch me and don't cross the line." kataku sambil menaruh bantal guling di antara diriku dan Christian.
"Why?! I don't want." rengek Christian.
"Jangan bertingkah seperti anak kecil, Christian. Aku memperbolehkan kau untuk tidur denganku 1 ranjang, tetapi tidak dengan kau yang berada disampingku dan memelukku seperti kau inginkan. We're just friend." tegasku.
"Memang kita berteman, tetapi bukankah pelukan juga biasa dilakukan teman?" tanya Christian berharap aku untuk luluh.
"Memang benar, tapi tidak dengan dengan berpelukan di atas tempat tidur. Jadi berhenti berusaha untuk memelukku. Belum satu hari kita mendekralasikan sebagai seorang teman dan sekarang kau sudah ingin melangkah ke tahap selanjutnya? Lebih baik belajar berjalan dulu sebelum berlari, Christian." kekehku.
"Apa memang tidak bisa? Bagaimana dengan memegang tangan?" tanya Christian mencoba mendapatkan persetujuanku.
"Tidak, Christian. Mengapa kau begitu creepy hari ini? Tidak seperti biasanya." kataku bingung dengan sikap aneh Christian.
"Aku tidak aneh, okay? Hanya saja, mengapa tidak boleh?" rengeknya.
"Tidak ada yang mengatakan tidak boleh tetapi..." kataku.
"Jadi boleh?" potong Christian.
"Tidak." kataku.
"Aku tidak peduli." tolak Christian lalu memegang tanganku erat dan dengan pasrah aku hanya bisa mengiyakan dan menutup mataku mencoba memasuki alam bawah sadarku.
---------
Pagi akhirnya menyapa dengan menampilkan senyum terang matahari menyatakan bahwa ini saatnya untuk terbangun dari mimpi. Dengan sinarnya yang hangat mulai berjalan kesana-kemari untuk memberikan terang di seluruh penjuru New York.
Tak terluput dengan jendela penthouse-ku. Sinar matahari mulai berjalan masuk memaksa kami untuk membuka mata yang masih ingin terus tertutup.
Suara dering asing mulai merangsek masuk ke indera pendengaranku membuatku terbangun dari alam bawah sadarku.
Melihat posisiku yang terasa begitu asing dan aneh layaknya sebuah pengalaman baru. Bantal guling yang entah kemana dan diriku yang tidur di lengan Christian dengan dirinya yang memelukku erat menganggapku seperti bantal guling.
"Bangun, Christian! Hp-mu bunyi!" teriakku digendang telinga Christian membuatnya terbangun kaget.
Dengan segera mengambil Iphone 11 miliknya yang terletak di nakas samping tempat dia tidur, dan tertera sebuah nama perempuan yang tak pernah kuketahui sebelumnya. Alice Aurelia. "Siapa dia?" batinku bertanya.
"Halo Alice, ada apa kau menelponku pagi-pagi?" tanya Christian dengan suara khas baru bangun tidur.
"Permisi pak. Maaf mengganggu waktu tidurnya. Saya hanya ingin bertanya bapak sekarang ada dimana?" tanya Alice.
"Untuk apa kau menanyaiku akan hal itu?" tanya Christian bingung mengapa perempuan bernama Alice ini menanyainya pertanyaan yang seperti itu.
"Saya harap bapak untuk tetap tinggal dirumah untuk saat ini. Apa bapak telah membaca berita yang muncul di headline news hari ini?" tanya Alice dengan nada gugup.
"Tidak. Memangnya ada apa?" tanya Chrisian tidak mengerti.
"Bapak dan Nona Elina muncul sebagai trending topic hari ini, pak. Untuk tahu lebih lanjutnya, bapak silahkan menontonnya diberita. Hanya saja saya ingin menyarankan agar bapak tetap tinggal di rumah karena diluar wartawan telah berkumpul untuk meliput bapak." tutur Alice.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAY
RomanceWill Always Be You "Aku?! Menikah?! Hell, no!" ‐-------------- Bertemu, dijodohkan kemudian saling mencintai dan akhirnya hidup bahagia dengan menikah? Apa memang jalan hidup dibuat segampang itu tanpa adanya lika-liku kehidupan? Tentu saja tidak. ...