Setelah pemeriksaan ke dokter, Taylor kemudian menawarkan untuk mengantarkanku pulang namun, aku tolak dengan mentah-mentah. Akupun lalu mengatakan daripada dirinya mengantarku pulang, lebih baik dia membawaku ke bandara sekarang.
Dalam hati, aku telah menyakinkan diriku untuk membesarkan anak ini sendiri. Aku tak mungkin tega untuk mengugurkan anak ini hanya karena permintaan dari suamiku sendiri.
Terlebih lagi ini bukan tentang satu anak yang ada dalam kandunganku. Melainkan 2 anak. Bagaimana naluriah seorang ibu dalam diriku bisa membiarkanku melakukan hal sekeji itu?
"Kenapa tiba-tiba bandara, Elina? Kemana kau akan pergi tanpa Christian?" tanya Taylor bingung.
"Christian tidak akan peduli bila aku menghilang, Taylor. Bantu aku selamatkan janin ini." lirihku.
"Apa yang sebenarnya terjadi antara kau dan Christian, Elina? Bukankah kalian saling mencintai? Pastinya dia akan sangat senang mendengar kabar ini." ucap Taylor.
"Please, Taylor. Aku tidak bisa memberitahumu sekarang. Yang penting sekarang aku harus pergi menjauh darinya. Dan kau mau tidak membantuku?" tanyaku.
"Sabar, Elina. Okay, aku akan membantumu. Apa yang bisa kubantu?" tanya Taylor.
"Bantu aku melarikan diri, Taylor. Jangan ada seorang-pun yang tahu tentang keberadaanku selain dirimu." ucapku.
"Apa kau sudah gila, Elina?! Mengapa kau mau melakukan semua ini? Apa kau tidak memperdulikan orangtuamu yang akan khawatir mencarimu nanti?" tanya Taylor tidak percaya.
"Untuk saat ini, aku hanya ingin menjadi egois, Taylor. Tanpa memikirkan sebab-akibat dari perbuatanku ini. Karena hanya inilah satu-satunya jalan agar anakku bisa selamat." ujarku.
"Baiklah, sekarang aku akan antar kamu pulang." jawab Taylor.
"Apa?! Kau serius, Taylor?! Aku memintamu untuk menjauhkanku dari Christian dan sekarang malah kau ingin mengantarkanku pulang?! Turunkan aku sekarang! Lebih baik aku jalan kaki daripada harus kembali ke dalam lubang buaya itu." bentakku sambil ingin membuka pintu namun dicegah oleh Taylor.
"Dengarkan aku dulu, Elina. Bukankah tadi sudah kukatakan akan membantumu? Aku ingin mengantarmu pulang hanya untuk mengambil barang-barangmu. Tidak mungkin-kan kau pergi dengan tangan kosong? Terlebih kau sudah pasti tidak punya uang untuk membeli baru segala keperluan hidupmu. Aku sarankan, kita pulang terlebih dahulu dan beri aku waktu untuk mengurus semua prosedur kepergianmu." jelas Taylor dan kubalas dengan anggukkan pelan.
Setelah kami selesai mengemas semua barangku ke dalam koper, akupun bergegas pergi ke bandara untuk berangkat ke Korea. Benar, Korea menjadi tempat yang kupilih untuk menyembunyikan keberadaanku.
Dengan mengganti nama menjadi Han Ye Eun, pastinya tak seorangpun dapat menemukanku. Saat diriku sampai disana, aku dibawa Taylor ke sebuah apartemen yang tidak terlalu luas namun cukup nyaman untuk ditinggali. Dia mengatakan bahwa tempat ini dulu dia beli dengan hasil kerja kerasnya sehingga aku tak perlu ambil pusing untuk membayar sewa tempat. Taylor juga memberiku pekerjaan sebagai customer service di perusahaan milik temannya.
Lagipula mereka sedang membuka lowongan dan aku memenuhi semua persyaratan mereka sehingga dengan mudah aku bisa mendapatkan pekerjaan untuk mencukupi kebutuhanku sehari-hari.
Walaupun terasa aneh menjalani hari-hari seperti orang biasa, bangun pagi, harus memasak apalagi bekerja sebagai bawahan, tetapi aku mulai belajar untuk menerimanya. Apalagi aku tidak tahu akan sampai kapan aku hidup seperti ini. Hidup dengan identitas yang berbeda dengan harapan tak satupun orang dari masa laluku dapat menemukanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAY
RomanceWill Always Be You "Aku?! Menikah?! Hell, no!" ‐-------------- Bertemu, dijodohkan kemudian saling mencintai dan akhirnya hidup bahagia dengan menikah? Apa memang jalan hidup dibuat segampang itu tanpa adanya lika-liku kehidupan? Tentu saja tidak. ...