Setelah acara pengucapan janji suci kita, Aku dan Christian melanjutkan acara kami dengan berbulan madu ke Paris. Pertamanya aku ingin kembali memilih Korea sebagai destinasi honeymoon kita, karena menurutku Korea adalah satu dari sekian banyak tempat yang menjadi saksi bisu perjalanan cintaku dengan dirinya.
Tapi Christian menolak usulanku karena dia menganggap kita harusnya tak lagi mengungkit-ungkit masa lalu. Mendengar hal itu membuatku mengangguk setuju. "Mungkin lebih baik begitu." pikirku.
Sebelum kami naik ke jet pribadi Christian, orangtua kami berdua dan Celine terus menemani kita sampai kami tiba di bandara. Dan sebelum kami naik ke jet pribadi Christian, kedua orangtua kami sekaligus Celine memberikan pesan-pesannya bagi kita berdua.
"Akhirnya, kau bahagia juga, girl." ucap Celine bahagia sambil memelukku.
"Tentu saja, Cel. Tidak akan kata "Berakhir" untuk sebuah kisah cinta yang belum mencapai happy ending." kataku sambil tersenyum.
"Aku harap kau juga bisa menemukan pendampingmu secepatnya." lanjutku.
"Aku juga berharap begitu." ujar Celine sambil tersenyum bahagia.
"Jangan sakiti anakku lagi, Chris. Satu kali lagi aku mempercayakan Elina pada dirimu, jadi aku harap kau tidak menyia-nyiakannya lagi. Aku harapkan kalian selalu berbahagia, nak." ucap papa sambil memeluk Christian.
"Aku akan selalu mengingatnya pa." jawab Christian sambil melepas pelukan papa. Papapun berjalan ke arahku dan berkata, "Maafkan papa yang harus membuatmu menangis dan terluka demi untuk membuat kejutan ini, Elina."
"Tidak apa-apa. Aku sangat senang dengan kejutannya, pa. Aku bahagia bisa bersama dengan Christian kembali." jawabku sambil tersenyum dan memeluk papa.
"Thank you, pa. Terima kasih telah menjadi ayah yang terbaik untuk diriku." jujurku.
"Come on, baby. We have to go." ujar Christian sambil menuntunku naik ke jet pribadinya.
"Apa Al dan Quin tidak ikut?" tanyaku saat kita telah duduk di atas pesawat.
"Tentu saja mereka tidak ikut, Elina. Aku telah menitipkan mereka pada kedua orangtua kita. This is our time, Elina. Aku hanya ingin menghabiskan waktu ini berdua denganmu. Nanti bila kita telah pulang dari honeymoon, aku tidak akan bisa memilikimu lagi. Fokusmu akan ada pada kedua anak kita. Jadi untuk sekarang, aku ingin kita berdua saja." jawab Christian.
"Intinya kau cemburu dengan anak kita?" tanyaku bercanda.
"Iyalah. Kau tahu tidak dalam 24 jam waktumu dihabiskan dengan merawat mereka dan kau sama sekali tidak memberiku perhatian." jawab Christian merajuk.
"Chris, mereka itu masih bayi. Sudah pasti aku memperhatikan mereka daripada dirimu." kataku sambil tertawa.
"Makanya, sekarang adalah waktumu bersama dengan diriku tanpa adanya mereka. Aku ingin melepas semua kerinduanku bersama dengan dirimu sebelum kau diambil lagi oleh mereka." ucap Christian yang membuatku semakin tertawa.
"Aigoo, bayi besarku." ujarku sambil mencubit pipi Christian.
"Aku memang bayi dan daddy-mu disaat yang bersamaan." goda Christian sambil mendekatkan bibirnya pada bibirku.
"Kau semakin kurus, Elina. Kemana semua lemak yang ada ditubuhmu, Elina? Kenapa kau terlihat kurus kerempeng begini?" tanya Christian tiba-tiba.
"Ehmm...... Saat kau pergi, aku tidak lagi mampu untuk memikirkan kesehatanku. Yang kupikirkan hanyalah dirimu, Christian. Jadi bisa kukatakan bahwa aku lupa makan dan hanya mengisi perutku dengan meminum air." jawabku gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAY
RomanceWill Always Be You "Aku?! Menikah?! Hell, no!" ‐-------------- Bertemu, dijodohkan kemudian saling mencintai dan akhirnya hidup bahagia dengan menikah? Apa memang jalan hidup dibuat segampang itu tanpa adanya lika-liku kehidupan? Tentu saja tidak. ...