Pagi akhirnya menjelma menjadi malam. Malam yang dipenuhi dengan cahaya perkotaan yang indah dan bintang-bintang yang bertebaran memenuhi langit malam kota New York. Udara malam yang sedang berjalan mengelilingi kota menambah keindahan serta kesejukan kota yang satu ini.
Angin kemudian berhembus kencang mengubrak-abrikkan rambut coklat wavy seorang gadis muda yang telah ditatanya selama berjam-jam saat dirinya turun dari mobil BMW didepan sebuah hotel bintang lima. Seorang gadis berparas elok yang mengenakan dress hitam panjang yang memperlihatkan lekuk tubuhnya gitarnya, sepatu Manolo blahnik Hangisi 7cm dan tas Hermes Birkin Himalaya dikenakan sebagai pelengkap pakaiannya menambah aura keanggunan yang terpancar dari diri gadis itu.
"Elina, akhirnya kau datang juga." kata papaku sambil berjalan ke arahku dan kemudian memegang tanganku.
"Wow, kau terlihat cantik dan anggun malam ini" lanjut papaku selagi memandangku dari atas sampai bawah.
"Terima kasih, pa." jawab gadis muda itu. Gadis muda yang dimaksud tidak lain adalah Eliana Rose Johnson.
Gadis yang terkenal dengan kecantikannya sejak lahir, senyumnya yang indah mampu meluluhkan hati para lelaki. Kecantikan, keramahan serta kepandaiannya dalam segala hal menjadikannya sebagai wanita yang diinginkan oleh setiap lelaki.
"Mengapa tiba-tiba papa meninggalkanku sendiri tadi dan malah menyuruhku untuk berangkat bersama dengan Taylor? Bukankah biasanya kita selalu pergi bersama bila ada pertemuan seperti ini?" lanjut Elina.
"Bukan apa-apa, hanya saja tadi tamu papa sudah datang lebih awal, sehingga lebih baik papa datang lebih awal mendahului dirimu. Lagipula, kamu tadi juga belum selesai berdandan, jadi papa putuskan untuk pergi lebih dulu dan menyuruh Taylor untuk mengantarmu kesini." kata papaku menjelaskan.
"Ohh... Okay." jawabku dengan nada acuh tak acuh.
"Seberapa pentingnya pertemuan hari ini sampai papa menyuruhku untuk pulang lebih awal tadi agar aku bisa berdandan dan papa datang lebih awal untuk menjamu tamu? Tak biasanya papa melakukan hal itu?
Biasanya biarpun terlambat, papa tetap akan menungguku sampai selesai lalu pergi bersamaku. Apakah tamu ini sangat penting? Makanya harus dilayani bak seorang raja?" pertanyaan tiba-tiba kulontarkan kepada papaku selagi berjalan menyusuri lorong ruangan VVIP Hotel Marriot Bay.
------
"Nona Elina, papa anda menyuruh saya untuk memberitahukan kepada anda bahwa hari ini anda diperbolehkan pulang lebih awal agar dapat mempersiapkan diri untuk pertemuan malam ini?" suara yang tiba-tiba terdengar oleh indera pendengaranku yang langsung kuketahui siapa pemilik suara itu. Ia adalah Taylor Collins.
Lelaki yang telah mengabdikan dirinya untuk keluarga Johnson selama lebih dari 10 tahun lamanya. Menjadi sopir sekaligus bodyguard kepercayaan papaku untuk menjagaku dimanapun diriku berada.
Walaupun masih terbilang muda, Taylor sudah banyak mendapatkan tugas penting dari papaku. Bukan tanpa alasan, dirinya mampu menunjukkan kesetiaan yang sangat dibutuhkan oleh setiap keluarga kaya di bumi ini.
Keluargaku telah memandangnya sebagai salah satu dari anggota keluarga kami. Papaku telah merawatnya dan menjaganya bak seorang anak sejak dirinya duduk dibangku SD.
Orangtuanya meninggal karena terlibat dalam tabrak lari yang dilakukan oleh oknum yang tak bertanggungjawab.
Miris bukan? Seorang anak kecil yang akhirnya harus hidup serba kekurangan akibat perbuatan orang dewasa yang tak tahu diri itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAY
RomanceWill Always Be You "Aku?! Menikah?! Hell, no!" ‐-------------- Bertemu, dijodohkan kemudian saling mencintai dan akhirnya hidup bahagia dengan menikah? Apa memang jalan hidup dibuat segampang itu tanpa adanya lika-liku kehidupan? Tentu saja tidak. ...