BAB 25- Meet the Enemy

1.9K 424 46
                                    

"How the hell can she be here?" tanyaku dalam hati.

------------

"Ohh jadi kamu.... Wanita bodoh yang telah menyia-nyiakan seorang lelaki yang mencintaimu dengan tulus." sindirku.

"Tidak usah berlagak suci kamu, Elina. Aku datang kemari karena aku ingin kau menceraikan Christian sekarang juga." tegas Vanessa.

"Kamu? Menyuruhku? Hello! Memangnya kau siapa? Sadar diri kamu, Vanessa! Kamu bukan tandinganku." kataku dengan kasar.

"Oh ya?! Memang aku bukan tandinganmu, Elina. Sebab aku berada pada level yang jauh lebih tinggi darimu. Kau harusnya menyingkir saja saat aku masih berbaik hati denganmu."

"Kau tahu sendiri, bila Christian dapat memilih, aku yakin pastinya dia akan memilihku daripada dirimu. Karena akulah satu-satunya wanita yang telah mengisi hari-hari Christian." kata Vanessa lantang.

"You wish! Teruslah bermimpi, Vanessa. Kau sadar tidak kau sedang berbicara pada seorang istri yang sah secara hukum dan agama?"

"Pada kenyataannya, akulah pendamping Christian dan kau hanyalah sebuah lalat pengusik rumah tangga kami. Kisah cintamu sudah lama expired ketika kau pergi meninggalkannya, Vanessa."

"Kata "Was" adalah sebuah kata yang mengambarkan situasimu sekarang dan kata "Present" adalah untukku. Jadi enyahlah dari hadapanku!" ejekku dengan kasar.

"Kamu pikir aku tidak tahu tentang hubunganmu dengan Christian. Kau bisa membohongi semua orang namun tidak dengan diriku, Elina."

"Kau hanya istri kontraknya, kan? Kalian hanya bersama selama 3 tahun lalu akan berpisah menggunakan surat kontrak itu sehingga tak perlu ada surat cerai yang dapat menghancurkan perusahaan kalian."

"Tidak usah berpura-pura begitu, Elina. Dan kau tahu alasan Christian melakukan semua ini? Karena dirinya masih belum bisa move on dariku. Jadi saranku, lebih baik kau ceraikan saja dia, Elina."

"Sebelum aku membuat Christian membencimu. Kau tidak menginginkan hal itu terjadi, kan?" tanya Vanessa sinis.

Dalam hati aku kaget mengapa Vanessa bisa mengetahui perjanjianku dengan Christian, namun aku tahu aku tidak boleh kalah dengan wanita lalat ini.

Aku berusaha untuk tetap tenang dan tidak terpancing emosi sambil berkata, "Aku tidak dengan ancamanmu, Vanessa. Kau salah memilih lawan disini. Aku, Eliana Rose Johnson, tidak akan mundur dalam pertandingan yang aku yakini bahwa diriku-lah yang bakal keluar sebagai pemenang."

"Kau hanyalah sebuah kotoran di sepatuku, yang bisa kuinjak dan hancurkan sesuai mood hatiku. Kindly advice, jangan berusaha melawanku atau kau akan berakhir mengenaskan."

"Lagipula, masih terlalu banyak kakek kaya yang mau dengan wanita murahan sepertimu. Kau juga-kan sudah pernah melakukan sebelumnya. Jadi kurasa melakukannya lagi tidak akan menjadi perkara yang susah untukmu."

"Mungkin saja kita bisa berjumpa lagi dan aku bisa mendengarkan cerita pengalamanmu bercinta dengan kakek-kakek tua. Hahhaha.... Kurasa itu akan menjadi topik yang sangat menarik untuk kudengar. " sindirku kasar merendahkannya.

"Hahahaha...... Aku mengakui sense of humor-mu, Elina. Jika kau adalah aku, maukah kau meninggalkan Christian untuk seorang kakek-kakek? Tidak, kan. Lagipula Christian tidak kekurangan uang."

"Aku akui, Christian memang sempurna. Tapi sayang, dia kurang pandai dalam menyenangkan hati wanita dan saat itu dia hanyalah seorang anak mama. Aku sebagai wanita tercantik di dunia ini tentunya punya banyak penggemar, dear."

WAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang