Alana sudah rapi untuk berangkat sekolah, ia sudah duduk dikursi meja makan bersama bunda. Alana akan berangkat diantar bunda ke sekolah, karena Alex tidak akan menjemputnya. Alana tidak bilang ke Alex kalau ia akan sekolah hari ini. Alana menghabiskan sarapannya lalu memainkan ponselnya sembari menunggu bundanya yang tengah bersiap-siap.
Nama yang selalu muncul di ponsel itu, pagi ini muncul. Alana menautkan alisnya, karena Alex tidak pernah menelponnya sepagi ini.
"Hallo. " sapa Alana sebagai pembuka.
"Keluar. " suara Alex sangat amat dingin.
Alana berlari menuju pintu utama, setelahnya ia berlari menuju gerbang. Membuka gerbang dan terlihat ada Alex yang berada didepan pintu mobilnya menghadap gerbang rumah Alana. Alex menatap datar Alana yang melihatnya dengan tatapan bertanya.
"Cepet ambil tasnya!" titah Alex.
"Gue berangkat sama bunda. " jawab Alana ia kembali menutup gerbang.
"Sama gue atau lo gaboleh sekolah. " ujar Alex dingin.
"Ck. " Alana belum sepenuhnya menutup gerbang rumahnya, Ia menatap Alex kesal.
"Gue sama bunda! Lo denger kan. " ujar Alana.
"Yaudah." ujar Alex, ia mengambil ponsel disaku celana abu-abunya. Seperti akan menelpon seseorang.
"Bun, Alana berangkat bareng Alex." ujar Alex, kalimat ini tidak bernada tanya, ini memberitahu. Alana yang mendengar itu semakin kesal saja, pagi harinya sudah hancur karena Alex.
"Oke, nanti bunda bilang Alana. " jawab bunda.
"Gausah bun Alana udah sama Alex, makasih bun. " nada nya terdengar sopan kali ini, Alex mematikan ponselnya lalu melihat kearah Alana yang melihat dirinya dengan tatapan kesal.
Alana masuk kedalam rumah untuk mengambil tas sekolahnya, ia melihat ke pintu kamar bunda yang masih tertutup.
"Bun Alana berangkat. " teriak Alana memberitahu.
Alana sangat kesal, sejak kenal Alex hidupnya benar-benar berubah. Ini sangat menyebalkan baginya. Pagi nya yang cerah selalu diisi dengan kekesalannya kepada Alex.
Sampai di sekolah Alana langsung menuju kelasnya tanpa bicara apapun pada Alex. Dimobil pun tidak ada yang mengeluarkan suara. Alex ingin mengejar Alana namun tidak ia lakukan.
"Al lo udah boleh sekolah emang? " tanya Meyra, Alana sudah duduk disamping Meyra dengan earphone yang menempel ditelinganya.
"Al. " panggil Meyra dengan mengguncang tubuh Alana, sontak Alana menarik earphone nya dengan kasar.
"Apaansi?! " tanya Alana emosi.
"Biasa aja kali. " ujar Meyra yang kesal mendengar nada bicara Alana padanya. Meyra juga sedang sensitif saat ini.
"Apa? " tanya Alana dengan nada lembut sekarang.
"G. " jawab Meyra jutek.
"Dih. " Alana menyerengit mendengar nada bicara Meyra dan melihat wajah Meyra yang terlihat kesal.
Alana memilih untuk tidak peduli, ia kembali memasang earphone putih itu ke telinganya. Risky, pria yang selalu menganggu nya itu menghampiri Alana dengan senyum nakalnya, Alana tengah memejamkan matanya.
"Alana! " kejutkan Risky dengan menarik earphone Alana, Meyra yang terkejut dengan suara Risky menatap Risky sinis.
"Si neng galak bengad si. " ujar Risky ke Meyra dengan mengedipkan sebelah matanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/217610089-288-k945222.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO AL
Teen Fiction"Lo pulang bareng gue atau lo gue gendong naik ke mobil gue, sekarang?!" paksa Alex pada Alana yang sedang berjalan di terotoar menuju halte. 'gila maksa banget', ujar Alana dalam hati. "Kalo gue gak mau dua duanya gimana?" tolak halus Alana. "Bodo...