Alana berada di rumah sakit saat ini, sendirian. Ia sangat penasaran apa yang terjadi padanya, apalagi Alex yang selalu tidak menjawab pertanyaan nya. Alana senantiasa melirik jam tangan putih yang melekat dipergelangan tangan kirinya.
Alana beralasan ke bunda untuk pergi kerumah Meyra. Alex? Dia tidak bilang ke Alex. Entahlah, dia yakin hari ini Alex akan datang kerumahnya.
Alana sudah masuk kedalam ruangan dokter. Terbilang cukup lama didalam sana, akhirnya Alana keluar dengan tatapan yang kosong.
Ia menuju toilet rumah sakit, menangis didalamnya.
Alana keluar dari rumah sakit. Masuk kedalam taksi online yang sudah ia pesan. Taksi melaju ke rumah Alana setelah ia memberitahu dimana letak rumahnya.
Sampai dirumah ia langsung menuju kamar berjalan dengan malas. Tidak ada bunda, ia menghela nafas kasar.
Membanting tubuhnya keatas kasur, memejamkan matanya. Matanya terasa perih.
Ponselnya berdering.
Alana mencari ponselnya didalam sling bag yang ia pakai tadi.
"Hallo," ujar Alana lemas.
"Lo kenapa? Gue kerumah lo ya? " cerocos orang disebrang sana.
"Gue mau istirahat," jawab Alana.
"Oke, gue otw."
"Oke, pintu gue gembok! " kesal Alana langsung mematikan panggilan sepihak.
Alana memejamkan matanya, sampai ia terbawa ke alam mimpi. Setelah, sekitar 30 menit Alana mendengar bel rumahnya yang senantiasa berbunyi tak lupa dengan teriakan memanggil namanya.
"Woy! Alana buka pintu! " teriakan itu semakin terdengar ketika Alana menuju pintu Utama.
Alana memutar kunci, dan menarik satu pintu mengeluarkan kepala nya dengan rambut yang tidak terikat.
"Apaan?! " tanya Alana.
"Astaghfirullah! Alana kalo ada tamu tuh disuruh masuk! " Meyra mendorong Alana dari pintu menerobos masuk.
Yang datang kerumah Alana ternyata Meyra, siapa hayo yang berharap Alex?
Alana menyusul Meyra yang sudah duduk disofanya, kemudian mendudukkan tubuhnya disamping Meyra. Meyra menyipitkan matanya menerawang ke wajah Alana.
"Lo nangis? " tanya Meyra,
"Nggak, gue abis bangun tidur." elak Alana.
"Gausah boong Al, gue tau! " ujar Meyra.
"Kenapa? " tanya Meyra lagi.
Alana memandang Meyra dengan tatapan sayu. Ketika ia hendak membuka mulut dan mengeluarkan suaranya, Meyra memotong.
"Ini tamu gak dibawain minuman apa!" ujar nya sambil mengibaskan rambutnya.
Alana mendelik ke Meyra, lalu berjalan menuju dapur dengan bibir yang sudah maju.
Alana kembali ke ruang tamu dengan membawa air minum serta cemilan untuk mereka berdua. Meyra tengah asik menonton televisi.
"Ni non minumannya," ujar Alana, seolah ia memberikan kepada majikan.
"Makasih bi," ujar Meyra tersenyum ramah ke Alana.
"KELUAR DARI RUMAH SAYA! " ujar Alana penuh drama.
"Napasi lo ngomel-ngomel mulu, peyuk-peyuk," ujar Meyra merentangkan kedua tangannya.
Alana langsung menyambar memeluk Meyra. Cukup lama, Meyra dapat mendengar Alana yang terisak. Meyra mengelus punggung sahabatnya lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO AL
Teen Fiction"Lo pulang bareng gue atau lo gue gendong naik ke mobil gue, sekarang?!" paksa Alex pada Alana yang sedang berjalan di terotoar menuju halte. 'gila maksa banget', ujar Alana dalam hati. "Kalo gue gak mau dua duanya gimana?" tolak halus Alana. "Bodo...