Gila lo ya?

101 5 1
                                    

Alana tidak kekantin hari ini, ia memilih untuk memesan ke Meyra dan Risky. Aldebaran berjalan menghampiri Alana yang sedang sibuk dengan novelnya, tak lupa earphone yang melekat ditelinga gadis itu.

Aldebaran duduk dibangku tepat didepan meja Alana. Alana masih belum menyadari keberadaan Aldebaran didepannya.

Aldebaran pun memilih untuk diam, memperhatikan tiap seluk beluk wajah cantik gadis itu.

Dipintu masuk kelas sudah ada pria yang berdiri dengan kedua tangannya terlipat didepan dada. Ia melihat datar dua manusia yang ada didalam kelas itu. Lalu, ia berjalan menghampiri keduanya.

"Al," panggil Alex ke Alana.

Alana sontak mendongak, ia sedikit terkejut dengan Aldebaran yang ada didepannya. Aldebaran hanya melempar senyumnya, Alana membalas senyum itu.

"Alana," panggil Alex lagi.

Alana menoleh ke Alex dengan wajah datar dan malasnya, sangat berbeda ketika gadis itu melihat Aldebaran.

"Lo suka Aldebaran?" tanya Alex membuat Alana terkejut mendengar itu.

Alana memberi ekspresi seolah bertanya ke Alex mengapa ia menanyakan itu.

"Gue tanya lo suka sama dia?" Alex semakin menyudutkan Alana dengan pertanyaannya.

Aldebaran hanya menunggu jawaban Alana.

"Lo apaansi?!" kesal Alana.

"Suka atau nggak?" Alex berbicara dengan menekan setiap kata.

Alana memutar bola matanya malas. Entah apa yang ada dipikiran Alex saat ini.

"Nggak!" kesal Alana.

Memang Alana pernah begitu suka pada Aldebaran, namun ia sadar bahwa itu hanya perasaan kagum semata. Ia tidak menjawab 'suka' karena tidak ingin ada sesuatu yang sulit diselesaikan nantinya.

Alana keluar kelas menabrak tubuh Alex. Alex tersenyum puas, lalu ia menatap Aldebaran dengan senyum miringnya puas dengan jawaban Alana.

Alex berjalan menyusul Alana.

Alana berjalan cepat, Alex yang melihat itu tersenyum karena itu sangat terlihat menggemaskan dimatanya.

"Aw," Alana terjatuh dilantai karena menabrak seseorang.

Orang yang ditabrak Alana adalah Thallia serta Diandra, Thallia memegang botol air mineral saat ini. Melihat Alana yang terduduk dihadapannya ia membuka tutup botol dan sengaja menjatuhkan botol itu ke Alana.

Alana kaget, dan langsung menatap kedua gadis didepannya. Ia berdiri dengan bajunya yang sudah basah.

"Lo?!" kesal Alana.

"Liat baju gue basah!" kesal Alana lagi.

"Sorry, gue sengaja." ujar Thallia.

Alana yang mendengar Thallia itu menganga tidak menyangka Thallia melakukan itu.

Alana lalu menatap keduanya kesal. Muncul Alex dari belakang Alana, memakaikan gadis itu kemeja putihnya.

"Lo ganggu dia lagi, lo berurusan sama gue." ujar Alex mengancam.

Thallia dan Diandra yang mendengar itu terlihat sangat-sangat kesal.

Alex menuntun Alana berjalan dengan merangkul gadis itu, ia memegang kemejanya yang melekat dipundak gadis itu. Tak lama, Alana melepaskan kemeja Alex dari pundaknya. Alex membulatkan matanya.

"Jangan!" ujar Alex.

"Udah gue buka oon!" kesal Alana.

"Itu lo!" ujar Alex.

"Ap--" Alana menggantungkan kalimatnya, ia teringat kejadian Thallia yang menumpahkan air ke tubuhnya tadi.

Alana langsung menarik kemeja yang ada ditangan Alex, lalu memakai ditubuhnya.

"Kenapa ga bilang daritadi?" tanya Alana malu, wajahnya sedikit memerah.

Alex hanya tersenyum.

Alana menatap Alex ngeri.

"Lo liat apaan?" tanya Alana.

"Ada deh," jawab Alex dengan senyum yang membuat Alana swmakin malu.

"Gila lo ya?!" kesal Alana.

Alana berjalan cepat menuju toilet, Alex kembali mengikuti gadis itu lagi.

•••

Ditoilet Alana menatap tubuhnya dicermin, ia membuka mulutnya lebar karena melihat baju putihnya yang basah, menerawang tentunya.

Alana kembali mengingat senyum Alex si manusia aneh itu. Alana bergidik ngeri. Ia menggelengkan kepalanya, meyakinkan diri bahwa Alex tidak benar-benar melihat.

"Nggak Alana dia gak liat, oke?!" ujar Alana.

Ia berpikir bagaimana ia masuk kekelas dengan bajunya yang basah. Ia menatap baju Alex yang berada diwastafel. Tanpa berpikir lama gadis itu masuk ke toilet.

Tak lama, ia keluar dari toilet. Menuju cermin, ia menatap tubuhnya yang terbalut kemeja sekolah yang terlihat sangat gombrang ditubuh kecil itu.

"Not bad," ujar Alana lalu berjalan keluar toilet.

Saat Alana berjalan keluar toilet, diujung pintu sudah ada Alex yang menunggunya. Alana menatap Alex sebentar lalu berjalan menuju kelasnya.

"Cute," ujar Alex sembari mengikuti gadis itu dari belakang.

"Al," panggil Alex menggoda.

Alana semakin mempercepat langkahnya. Tidak menghiraukan panggilan Alex.

***

Alana sudah berada dikelas, Meyra dan Risky tak henti menatap tubuh Alana yang memakai kemeja putih yang kebesaran ditubuhnya. Alana sudah menjelaskan kepada mereka, namun dua manusia itu tetap menatap Alana ternganga.

"Hai.. cantik" suara yang sangat Alana benci itu datang lagi, ya itu Alex.

Alana tidak berniat sama sekali untuk menatap Alex, ia tetap fokus dengan ponselnya membaca satu cerita di aplikasi berwarna orange itu.

Tangan Alex menarik kunciran Alana yang berwarna hitam yang kecilnya seperti karet gelang, lalu memakainya dipergelangan tangannya. Alana mendongak kaget.

"Apansih lo? Gaada kerjaan lain apa selain gangguin gue?!" kesal Alana.

"Gaada." Jawab Alex cepat, lalu pria itu berjalan keluar kelas.

Melihat respon Alex yang begitu menyebalkan Alana berjalan kesal menyusul Alex yang sudah berada didepan koridor kelasnya, berhasil mendahului Alana berdiri tepat didepan Alex. Mengambil tangan Alex yang terpasang kuncirannya dan melepas paksa benda hitam itu.

Setelah berhasil, Alana menatap wajah Alex kesal dengan sangat kesal. Alana mengikat rambutnya kasar tepat didepan Alex.

"Gila lo ya?" tanya Alex.

"Lo yang gila!" Alana menunjuk dada bidang sebelah kiri Alex yang hanya menggunakan kaos hitam.

Alana hendak berjalan kembali ke kelas, namun tangan kecil gadis itu ditahan yang membuat tubuh mungilnya berbalik kembali.

Alex menatap datar wajah gadis mungil itu, tak mau kalah Alana menatap kesal wajah Alex. Alex menarik tangan Alana berjalan menuju kantin.

"Woi lepasin!" Alana memberontak.

"Gila beneran lo ya!" kesal Alana sendiri karena Alex tak merespon.

"Woi Alex!" teriak Alana.

"Diem atau lo jadi pacar gue!" ujar Alex yang tetap berjalan tanpa melepas tangan gadis itu.

"Stres lo!" Alana semakin kesal.

"Oke lo pacar gue sekarang." ujar Alex ia masih berjalan.

***

TWO ALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang