Alex belum pulang dari rumah Alana, ia masih duduk disofa rumah Alana dengan memainkan ponselnya. Ia membuka aplikasi Instagram, Alana membuat snapgram. Alex bangkit dari duduknya menuju kamar Alana.
Tanpa mengetuk pintu Alex langsung membuka pintu kamar Alana, langsung terlihat sosok Alana yang tengah memandang laptopnya.
Alex berjalan sampai ia berada tepat dihadapan Alana. Mata Alana masih fokus ke laptop.
Alex langsung menutup laptop itu. Alana menatap Alex kesal.
"Tidur! " ujar Alex tajam.
"Udah lo pulang aja! " Alana berusaha menyingkirkan tangan Alex dari laptopnya.
"Gue bilang tidur! "
"Apansi lo! Muak banget gue! Pulang sekarang! " teriak Alana kesal.
"Gak, kalau lo belum tidur. " jawab Alex enteng.
"Ck! Keluar dari kamar gue, "
"Gak, kalau lo belum tidur. "
Alana menatap Alex sinis, ia sangat kesal sekarang.
"Lo gak punya kerjaan lain apa?! Selain ganggu hidup gue?! " kesal Alana.
"Ganggu? " tanya Alex dengan nada mengejek.
"Haha! Iya, lo itu ganggu hidup gue banget. Hidup gue jadi gak bebas sejak ada lo! " ujar Alana tajam.
"Al, " panggil Alex lemah.
"Gue cuma nyuruh lo tidur, itu juga buat kebaikan lo. Apa itu ganggu? " tanya Alex, hatinya sangat sakit mendengar perkataan Alana.
"Jelas. Dan ya, lo bukan nyuruh, lo maksa! Lo bisa bedain kan? "
"Maaf, " kata itu tiba-tiba keluar dari mulut Alex.
Alana merasa bersalah, merasa menjadi orang paling jahat setelah mengingat kalimatnya. Namun, bukan Alana jika ia terganggu dengan hal itu.
Alana berjalan menuju pintu, meninggalkan Alex sendirian dikamarnya.
Alana merasakan tenggorokkannya sangat kering, ia kedapur. Mengambil air dingin dibenda persegi panjang yang menjulang tinggi, namanya kulkas.Ia membuka botol yang berisi air dingin, Alana mendangak agar air itu masuk kedalam mulutnya.
Beberapa tegukan berhasil membuat tenggorokkannya terasa dingin.
"Jangan banyak-banyak minum air dinginnya. " Alex berjalan mendekati Alana.
Alana menutup kulkas, menatap Alex malas. Alana berjalan menuju kamarnya.
"Kalo lo ngerasa terganggu, gue bisa gak ganggu lo lagi. " ujar Alex menatap punggung Alana, gadis itu memberhentikan langkahnya.
Alana berfikir sejenak, berusaha menangkap maksud dari kalimat Alex.
"Bagus, " jawab Alana membalikkan tubuhnya menatap Alex.
Alex tersenyum miring, lebih terlihat seperti seringaian. Alana bergidik ngeri.
"Kita udah putus kan? " tanya Alana memastikan.
"Sejak awal, emang kita gak pacaran. Gue cuma paksa lo, supaya gue gak diganggu sama Diandra. Tapi ternyata percuma. " jawab Alex.
Alana merasakan benda tajam menusuk dadanya, ia merasakan rasa nyeri yang teramat. Sebisa mungkin ia tidak menampakkan bahwa ia merasakan itu.
"Ralat, bukan 'kita' tapi gue dan lo, " Alex menekankan kata 'kita'.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO AL
Teen Fiction"Lo pulang bareng gue atau lo gue gendong naik ke mobil gue, sekarang?!" paksa Alex pada Alana yang sedang berjalan di terotoar menuju halte. 'gila maksa banget', ujar Alana dalam hati. "Kalo gue gak mau dua duanya gimana?" tolak halus Alana. "Bodo...