Thallia

861 32 3
                                    

Pagi hari Alana sudah duduk didalam mobilnya, Thallia meminta bantuannya untuk menjemputnya hari ini. Karena, mobilnya sedang diservice, entah kenapa dia meminta bantuan Alana. Padahal dia bisa naik taxi atau angkutan umum lainnya.

Alana sudah bilang ke bunda bahwa hari ini ia berangkat ke sekolah bersama Thallia. Alana sudah bilang ke Alex juga, untuk tidak menjemputnya. Namun, pria itu tetap tidak percaya kalau Alana benar-benar akan bawa mobilnya sendiri.

Alana membuka gerbang rumahnya, kegiatannya terhenti saat melihat seorang lelaki yang tengah memainkan ponsel didepan mobilnya. Alana mendengus nafas kesal. Lalu, menghapiri Alex, sampai didepan Alex ia melipatkan tangannya didepan dada.

"Ayo. " ajak Alex ke Alana.

"Ayo,  ayo!  Gue kan udah bilang kalo gue berangkat sendiri hari ini! " kesal Alana.

"Lo berangkat bareng gue. " ujar Alex dingin.

Kalimat yang keluar dari mulut Alex, diselimuti nada dingin itu membuat Alana merinding. Namun,  bukan Alana jika ia langsung mengalah. Walaupun, memang ia yang selalu kalah dari Alex.

"Gue berangkat sendiri! " ujar Alana langsung membalikkan tubuhnya menuju mobilnya.

"Oke. " jawab Alex.

Alex langsung masuk ke dalam mobilnya, dan melajukan mobilnya cepat. Alana yang melihat itu tidak percaya, Alex benar-benar berangkat sekolah sendiri.

Alana berusaha bersikap acuh. Dan mengemudi mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Namun, pikirannya selalu tertuju pada Alex.

"Kenapa dia ga paksa gue lagi ya? " tanyanya sendiri didalam mobil.

"Biasanya juga narik-narik gue. " ujarnya lagi.

Alana memberhentikan mobilnya kala sudah sampai didepan rumah Thallia.
Ia dari semalam memikirkan kenapa Thallia meminta bantuannya untuk berangkat bersama ke sekolah. Padahal, rumahnya dekat dengan rumah Meyra.

Thallia tak kunjung keluar dari rumahnya, Alana mengeluarkan ponselnya lalu mengirim chat ke Thallia. Alana menghela nafas pelan, karena Thallia masih bersiap-siap. Alana melirik jam tangannya, sudah pukul 07.05. Ah, ia akan telat hari ini.

Setelah menunggu selama 10 menit Thallia keluar dari pagar rumahnya, langsung masuk kedalam mobil Alana.

"Sorry ya Al,  gue tadi kesiangan. Sorry banget ya." ujar Thallia sambil memakai sabuk pengamannya.

"Gapapa Thall. " jawab Alana.

Alana melajukan mobilnya diatas kecepatan rata-rata. Dan, mereka terjebak macet. Alana menggerutu didalam hati.

"Panjang banget Al, kita bakalan telat. " ujar Thallia.

"Iya, gapapa Thall sekali-kali." ujar Alana sembari terkekeh.

Alana sebenarnya kesal. Thallia yang menyebabkan mereka telat saat ini, coba Thallia tidak lama tadi.

'Ini juga telat gara-gara lo anjir. ' ujar Alana dalam hati

Alana hendak memasang earphone nya, ia melirik ke Thallia yang memainkan ponselnya. Alana memutar bola matanya malas. Kembali memasang earphone nya.

Alana sudah tidak dapat mendengar apapun, hanya suara musik yang terdebgar ditelinganya. Ia sengaja, membesarkan volumenya.

Tak menunggu terlalu lama mobil Alana kembali melaju dengan kecepatan rata-rata. Percuma ia menaikkan kecepatannya, lagi pula ia sudah telat. Sampai digerbang sekolah Alana mengklakson pak satpam yang tengah meminum kopinya, yang sontak terkejut.

TWO ALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang