Alana bangun lebih pagi hari ini, ia sudah menyantap sarapan sambal memainkan ponselnya. Tiba-tiba benda persegi Panjang yang Alana pegang itu bergetar, Alana menautkan alisnya saat melihat nomor yang tidak dikenal muncul dilayar ponselnya. Alana tidak mengangkat panggilan itu, ia biarkan hingga berhenti bergetar sendiri.
"Gue didepan rumah lo" Alana membaca pesan masuk dari nomor yang tidak ia kenal tadi.
Dengan cepat, Alana berlari keluar rumah untuk memastikan siapa orang tersebut.
"Lo?" ujar Alana.
"Udah siap?" tanya seseorang disebrang Alana.
"Mau ngapain?"Alana bertanya balik.
"Sekolah." jawabnya singkat.
"Gue sama bunda," jawab Alana.
"Ada bunda?" tanya nya.
"Didalem. " jawab Alana.
Terdengar suara bunda yang memanggil Alana dari dalam rumah, dan tak lama bunda muncul dari pintu berwarna putih itu. Bunda menghampiri Alana.
"Eh ada kamu..." bunda Alana terlihat berfikir.
"Farel tante." jawabnya dengan sopan.
"Oiya Farel, " ujar bunda Alana antusias.
"Mau berangkat bareng Alana ya?" tanya bunda.
"Eh engga kok bund, " Alana menyambar.
Farel menatap Alana yang memberikan ia kode untuk mengiyakan ucapannya tadi.
"Tadinya sih iya tante, tapi Alana bilang mau berangkat sama tante." jelas Farel jujur.
"Panggil aja bunda gapapa," ujar bunda yang tidak nyaman dipanggil tante.
"Alana maaf ya bunda hari ini gabisa anter kamu sayang, bunda ada urusan mendadak. Maaf ya sayang, kamu berangkat sama Farel hari ini ya? gapapa?" jelas bundanya.
"Yah, bunda " ujar Alana sedih.
"Farel gapapa kan?" tanya bunda.
"Iya gapapa tante, Alana nya yang kayaknya ga gapapa tante." jelas Farel dengan senyumnya.
"Alana gapapa kan?" tanya bunda.
Alana mengangguk.
Bunda mengajak masuk Farel kedalam untuk sarapan bersama Alana, dimeja makan hanya ada mereka berdua. Bunda sudah pamit pergi sejak tadi. Farel melirik jam tangannya.
"Na, yuk berangkat!" ajak Farel.
"Sekarang?" tanya Alana.
"Coba liat jam tangan lo," ujar Farel.
Alana melirik jam tangan yang berwarna putih dilengan kirinya, setelah itu a menatap Farel lagi.
"Ini mati," jawab Alana polos.
"Mau ganti batre?" tanya Farel malah meladeni Alana.
Alana yang mendengar pertanyaan Farel langsung berdiri dan memakai tas ranselnya. Ia berjalan keluar rumah, disusul dengan Farel dibelakangnya.
Alana sudah duduk disamping Farel, mobil yang dikemudikan oleh Farel berjalan dengan tenang. Pikiran Alana sudah sangat muak saat ini, ia masih berpikiran bahwa Farel melakukan ini agar ia dan Alex bias berbaikan.
"Rel, mending lo berenti deh." ujar Alana.
Refleks Farel menginjak rem.
"Bukan berentiin mobilnya astagaaa," kesal Alana menatap Farel.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO AL
Teen Fiction"Lo pulang bareng gue atau lo gue gendong naik ke mobil gue, sekarang?!" paksa Alex pada Alana yang sedang berjalan di terotoar menuju halte. 'gila maksa banget', ujar Alana dalam hati. "Kalo gue gak mau dua duanya gimana?" tolak halus Alana. "Bodo...