Mereka sudah sampai didepan rumah Alana. Alana sudah turun duluan sejak tadi dan Alex segera menyusul tak lupa membawa tasnya dan melemparkan senyumnya ke Alana yang sedang mengangkat sebelah alisnya.
“Ngapain lo?” Tanya Alana.
“Mau masuk lah.” jawab Alex enteng.
“Ngapain sih udah sana pulang!” usir Alana sambil mendorong tubuh Alex.
“Kalo gue gak mau?” ujar Alex badannya tidak bergerak sama sekali walaupun sudah didorong Alana.
“Rumah siapa ha?!” Alana semakin kesal.
“Rumah calon istri gue.” jawab Alex, Alana yang mendengarnya bergidik ngeri.
Tak lama muncul sosok wanita dari balik gerbang melemparkan senyumnya kepada kedua anak muda yang tengah bertengkar didepannya.
“Kenapa si Al?” Tanya bunda Alana.
“Eh bunda “ Alana tersadar ada bundanya, ia menyalimi tangan bundanya diikuti oleh Alex.
“Tante,” sapa Alex ramah dengan senyumnya.
“Siapa nama kamu? Kok gak diajak masuk Alana temennya.” ucap bunda Alana.
“Alex tante. Maaf tante aku pacarnya Alana.” jawab Alex.
Alana memelototkan matanya ke Alex seraya tidak terima mendengar pernyataan yang Alex berikan pada bundanya tadi.
‘Sumpah ni orang gila akut’ ujar Alana dalam hati.
“Engga bun, dia bukan pacar aku kok bun.” jelas Alana.
“Ih anak bunda malu-malu gini, udah besar gapapa sayang.” ujar bunda mengelus kepala Alana.
“Yaudah Alex masuk dulu, mobilnya masukin aja, bunda mau keluar sebentar.” jelas bunda kepada Alex.
“Oke, tante siap.” jawab Alex dengan gembira dai sudah dapat lampu hijau dari bundanya Alana .
“Panggil bunda aja gapapa.” ujar bunda memperbolehkan.
“Yauda bunda keluar dulu, mobil kamu nanti masukin ya. ” ingatkan bunda.
Alex menghormatkan tangannya ke bunda seraya berkata siap. Alana terdiam dengan perasaan yang begitu tidak bisa dijelaskan, dia sangat kesal dengan Alex rasanya ingin dia menjambak rambut Alex dengan kencang saat ini juga. Tapi masih ada bunda.
Setelah Alex memasukkan mobilnya di garasi rumah Alana. Alex segera masuk tanpa malu menyusul Alana dengan sedikit berlari kecil. Setelah dia berada disamping Alana Alex merangkul pundak Alana, Alana kaget dan langsung melepaskan itu dan memasang aba-aba untuk menonjok Alex.
“Gue tonjok lo sekarang juga!” ancam Alana.
“Nih tuan putri aku serahkan dengan senang hati” ucap Alex memberikan pipi nya didepan wajah Alana.
Alana kaget karena ini, langsung saja ia menonjok pipi Alex, Alex pun mengaduh kesakitan karena pukulan Alana lumayan kencang.
“Sakit Al!” ucap Alex sembari mengelus pipinya.
“Makanya jangan songong, yang sopan sama ratu!” ujar Alana.
“Iya kanjeng ratu.” Alex membungkukkan badannya seraya hormat ke ratu sungguhan.
Seolah tak mendengarkan, Alex kembali merangkul pundak Alana. Alana berkali-kali menepisnya dan berkali-kali juga Alex mengulangi kegiatannya itu.
🐣
Maaf masih pendek banget per-part nya, nanti kalo update lagi aku perpanjang.Jangan bosen sama cerita aku ya!🐌
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO AL
Jugendliteratur"Lo pulang bareng gue atau lo gue gendong naik ke mobil gue, sekarang?!" paksa Alex pada Alana yang sedang berjalan di terotoar menuju halte. 'gila maksa banget', ujar Alana dalam hati. "Kalo gue gak mau dua duanya gimana?" tolak halus Alana. "Bodo...