Ketoprak malam

958 40 2
                                    

Alana sudah berada dikamarnya, setelah meletakkan makanan yang ada dikantong plastik ke dalam kulkas ia langsung ke kamar. Bunda tidak ada dirumah, sedang ke butik.

Alana memegangi pergelangan tangannya, masih ada sedikit warna merah yang membekas disana. Ia mengusapnya pelan, tadi tangannya sangat sakit. Bisa-bisanya Alex mencengkram tangannya seperti itu.

Sembari mengusap tangannya ia berfikir. Alana yakin, perasaan suka nya ke Alex hanya sementara. Mungkin karna Alex selalu ada, itu sebabnya ia menyukai Alex.

Namun, Alex yang kasar seperti itu membuat Alana jengah. Pikiran nya beralih ke Aldebaran. Alex sangat berbeda dengan Aldebaran, bahkan bertolak belakang. Aldebaran lelaki yang baik, tidak pemaksa, sepertinya juga tidak kasar.

Dan juga, Alana sudah menyukai Aldebaran sejak pertama kali bertemu entahlah kenapa begitu.

"Gantengan juga Aldebaran dibanding si Alex." Alana berbicara sendiri sambil menatap wajahnya dicermin.

"Si Alex kasar kayak bodyguard orang kaya! " kesal Alana menggerutu melihat tangannya yang memerah.

Alana mengingat bagaimana Aldebaran mengajaknya pulang bersama tadi dikelas, Aldebaran menghampiri Alana.

"Pulang bareng gue? " ujar Aldebaran dengan nada bertanya.

Alana senyum-senyum sendiri mengingat kejadian tadi, suara Aldebaran yang seksi nan lembut membuatnya semakin tertarik.

Alana menatap dirinya dicermin, melihat wajahnya yang senyum- senyum sendiri, Alana menepuk kedua pipinya.

"Sadar-sadar!" ujar Alana tangannya masih menepuk-nepuk pipinya.

Alana menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya, cukup lama didalam sana. Ponsel Alana sudah berdering sedari tadi.

Disebrang sana Alex sudah kesal, ia menelpon Alana sudah 10 ke kalinya. Namun, tidak ada jawaban dari Alana.

"Ngapain si ni anak," kesal Alex.

Ia mencoba menelpon lagi, namun hasilnya tetap sama.

"Al ayo makan," ajak mama Alex berteriak dari bawah mengajak Alex untuk makan malam.

"Iya mah sebentar," jawab Alex berteriak dari dalam kamarnya.

Alex, mama, dan papanya sudah berada dimeja makan menyantap makanan yang dihidangkan mamanya. Alex senantiasa menatap ponselnya berharap Alana menelponnya balik.

Mama dan papa Alex yang melihat itu hanya menggelengkan kepala. Mereka baru melihat Alex seperti ini, saat bersama Alana.

Kemarin-kemarin Alex tidak pernah begini, bahkan memperkenalkan pacarnya saja ia tidak melakukan itu.

"Makan dulu Al, nanti kalo udah selesai kamu telpon Alana. Kamu kangen Alana ya? " goda mamanya.

"Engga mah, Alex gak nungguin telpon dari Alana." elak Alex ia mempercepat makannya.

Mama dan papa Alex hanya tersenyum, melihat tingkah anak lelakinya ini. Tidak terasa Alex sudah sebesar ini.

"Mah Pah, Alex ke kamar ya." izin Alex sesudah menghabiskan makan malamnya.

"Hmm" jawab keduanya hanya berdehem.

Mama dan papa Alex saling melempar senyumnya, melihat Alex yang sudah menaiki satu persatu anak tangga menuju kamarnya.

Alex menelpon Alana lagi, setelah tubuhnya ia banting di atas kasur. Berdering, tak lama ada suara dari sebrang sana.

"Apansi lo kangen sama gue?!"suara Alana terdengar meninggi, seperti biasa.

TWO ALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang