Kamar si pemaksa

950 39 0
                                    

Alana merasakan tangan kirinya dipegang sebuah tangan kekar, Alana memejamkan matanya. Lalu menatap Aldebaran, seolah bertanya itu siapa.  Padahal ia sudah tau,  itu pasti Alex.

"Ayo Al," ajak Aldebaran tangannya menggenggam tangan kanan Alana.

Alex yang melihat itu semakin panas.

"Lepasin!" titah Alex dingin.

Alana yang mendengar itu membulatkan matanya, benar saja itu Alex.

'HUAAA MATI GUE' gumam Alana dalam hati.

"Alana," panggil Alex nada bicara nya benar-benar datar.

Alana tidak menengok tubuhnya masih menghadap Aldebaran dengan tangan kanan yang masih digenggam oleh lelaki itu. Emosi Alex semakin memuncak, karena Alana tidak menjawab nya.

"ALANA MICHAELYA! " suara Alex meninggi penuh penekanan.

Alana merasakan tubuhnya bergetar, degup jantungnya tidak teratur ia ketakutan sekarang. Saat Alana bersama Aldebaran kemarin saja Alex marah besar. Entah mengapa Alana jadi merasa takut begini.

Alana melepaskan tangan Aldebaran yang menggenggam tangan kanannya, Aldebaran menatap Alana heran.

Tangan kirinya sudah tidak dipenggang oleh Alex. Alana memberanikan diri untuk melihat ke arah Alex.

Alana menatap mata Alex dengan tatapan nya yang tajam kearah Aldebaran, Alana tau lelaki itu tengah menahan emosinya sekarang, tangannya terkepal.

"Ikut gue sekarang," Alex menarik tangan Alana.

Alana yang ditarik, mengikuti langkah Alex dengan susah payah ia berlari kecil mengimbangi langkah Alex yang besar. Alex membawa Alana ke kelasnya.

Alana menunggu diluar tak lama Alex tiba membawa tasnya. Menarik tangan Alana lagi tanpa berbicara apapun menuju mobilnya.

Alana membaca doa sedari tadi, agar Alex tidak melakukan hal yang aneh padanya. Alex ini gila, apa saja bisa dia lakukan.

Alex membawa mobil dengan kecepatan diatas rata-rata. Jalanan macet,  Alex menekan klakson dengan kasar. Alana yang seperti itu hanya diam dan memejamkan matanya takut.

Alana masuk ke perumahan, bukan perumahannya. Alex memasukkan mobilnya kala gerbang rumah yang dominan berwarna putih terbuka.

Alex turun dari mobil dan menarik tangan Alana untuk segera masuk. Alana mulai ketakutan lagi, ia merasakan dadanya sesak. Alana menjongkok kan tubuhnya dan itu membuat langkah Alex terhenti.

Alana memegang dadanya yang terasa sesak, ia mengatur nafasnya agar sesaknya hilang.  Alana berharap Alex mengeluarkan suara,  namun nyatanya tidak.

Alex hanya melihat Alana yang berjongkok,
dengan memegang dadanya itu dengan datar.

"Gak usa alesan cepet berdiri! " titah Alex dingin.

Alana tak kunjung berdiri,  Alex geram lalu menarik tangan kecil itu kasar menuju kamarnya. Sampai dikamar Alana semakin merasakan sesak didadanya.

Alana memegang dadanya dengan wajah pucatnya, namun Alex tidak mempedulikan itu. Alex masuk ke kamar mandi membuat Alana lebih tenang sedikit.

Berhasil mengatur nafasnya agar dadanya tidak sesak,  Alana menengok ke arah pintu kamar mandi yang terbuka.

Alana berjongkok dibalik pintu kamar Alex, menundukkan kepalanya.

"Ke kasur sekarang! " titah Alex.

TWO ALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang