Adegan kamar mandi

164K 8.2K 395
                                    

[Tiga puluh tujuh]

Lupa masak. Lupa makan. Lupa setrika pakaian. Lupa suami.

Dengan menggunakan kaos ketat dan celana jeans, Mentari terus saja bergoyang di depan ponsel barunya. Tidak ia hiraukan Baskara yang terus-menerus mendengus keras sambil memakan mie instan buatannya sendiri.

Mentari benar-benar lupa waktu. Lupa segalanya.

Mentari merekam dirinya, menggerakkan tubuh seirama dengan musik mendayu-dayu yang terdengar dari ponselnya.

"Aku suka body, goyang mamah muda, mamah muda ... da da da da ...," Mentari bergumam pelan menyanyikan sebait lirik lagu yang langsung ia hapal di luar kepala dalam sepuluh detik.

Mentari seperti berada di dunia berbeda saat menemukan aplikasi hiburan yang hampir semua orang gunakan untuk membuat atau berbagi klib video berdurasi 15 detik. Apalagi, di aplikasi itu sedang tren koreo dance yang sangat mudah diikuti dan tentu saja Mentari sukai.

Kenapa selama ini ia tidak tahu ada aplikasi sebagus itu di dunia ini. Mentari menyesal telah menyia-nyiakan hidupnya untuk sesuatu yang tidak sepenting yang ia lakukan saat ini.

"Hapee teroos!" Baskara menyindir, berjalan melewati Mentari yang masih bergoyang di depan ponselnya yang ia taruh dikusen jendela, menuju wastafel untuk mencuci mangkuk bekas mienya. Kemudian masuk ke dalam kamar dengan kesal.

"Kemarin aja, dikasih ngomel-ngomel. Sekarang malah gak bisa lepas dari hp," dumel Baskara mengingat omelan Mentari kemarin siang. Perempuan itu bahkan sampai berani mengancam hanya akan memberinya makan dengan ikan asin. Dan terus ceramah tentang segala macam penghematan untuk masa depan. Namun yang ia dapatkan hari ini bahkan jauh lebih buruk.

Mentari tak memasak sama sekali.

Mentari seperti pecandu smartphone.

Kemarin saat Mentari sedang marah-marahnya, perempuan itu keluar rumah meninggalkan Baskara. Niatnya ingin ke rumah mbak Mila, namun ketika ia keluar dari pagar, ia melihat Safira dan teman-temannya bergoyang sambil tertawa-tawa di depan ponsel yang dipegang oleh salah satu temannya.

Mentari yang penasaran, berjalan mendekat dan melihat ternyata mereka tengah membuat video singkat dan mengunggahnya di aplikasi itu. Safira yang melihat kehadiran Mentari sontak menariknya untuk ikut serta. Berawal dari coba-coba, Mentari ketagihan hingga ikut serta bergoyang bersama gadis-gadis belia itu hingga merekam belasan video.

"Kak Mentari suka, gak? Kalau suka, biar Safira kirimin aplikasinya. Safira juga baru download, loh. Gak rugi deh," kata Safira kemarin, mengeluarkan ponselnya.

"Itu, hp apa?" tanya Mentari, mengingat kembali ponsel yang Baskara berikan namun ia kembalikan.

"Ini android, tapi bisa didownload kok."

"Kalau ... di iphone, bisa juga?" tanya Mentari penuh minat.

"Bisalah ... apalagi kalau kameranya ada 3, beuuh, bisa langsung jadi selebgram kita." Teman-teman Safira tertawa karena kalimat gadis itu, sedangkan Mentari langsung bertekat untuk mengambil kembali hadiah ulang tahunnya.

Apalagi ponsel yang Baskara belikan, kebetulan memiliki 3 kamera di belakang seperti yang Safira sebutkan.

Dan begitulah, sejak aplikasi itu terinstal diponsel barunya, Mentari tak sedetikpun melepaskan benda itu.

"Bur, ubur-ubur ... teet tet, tet tet teet. Tet tet tet, tet tet, tet teet ...." Mentari menggerakan jemarinya di depan wajah dan turun ke dadanya, dilanjutkan dengan kepalan tangannya yang naik turun melewati lengannya yang ditekuk ke depan. Begitu seterusnya hingga musik selesai.

Unpredictable Journey [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang