Bukan budak cinta

141K 9.8K 246
                                    

[Empat]

Tangan Mentari kembali membuka salah satu dari banyaknya tumpukan buku tebal yang ada di depannya. Membacanya singkat kemudian kembali mengetik dikomputer yang tersedia di perpustakaan fakultasnya.

Mentari menghentikan jarinya sejenak, tampak berpikir sebelum kembali membuka buku yang tadi sempat ia campakkan. Membuka lembar-lembar yang hanya menampilkan tulisan tanpa gambar membuatnya pusing, dan hampir melemparkan buku itu.

"Aarrgghh." Mentari meremas rambutnya sendiri, sudah hampir empat jam ia mendekam ditempat ini. Dan kini hanya dia sendiri dan petugas perpus yang tengah tertidur karena sudah tidak ada pekerjaan.

"Dasar tega! Mentang-mentang jadi majikan bisa seenaknya aja berbuat semena-mena!" Mentari terus mendumel dengan tangan terkepal menyalurkan kekesalannya. Matanya sudah memerah karena terlalu pusing menghadapi tugas yang diberikan Baskara.

Tiba-tiba Mentari tersenyum lebar dengan ide yang terlintas di otaknya. Memperhatikan sekitar dan memastikan tidak akan ada yang melihatnya melakukan aksinya. Tangannya dengan cepat meraih ipod dan memasang earphone ditelinga. Ipod yang dibeli dengan gaji pertamanya ketika bekerja di mansion keluarga Adhyastha itu kemudian diselipkan disaku jeansnya.

 Ipod yang dibeli dengan gaji pertamanya ketika bekerja di mansion keluarga Adhyastha itu kemudian diselipkan disaku jeansnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mentari berdiri, mendengar lagu Mek It Bunx Up yang mulai terdengar ditelinganya dengan volume full. Dan semuanya mulai mengalir.

Mentari menggerakkan tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya, rambut sebahunya yang tergerai, bergerak cepat ketika Mentari mulai menghentakkan pinggulnya dengan gaya yang kelewat seksi. Entah bagaimana bisa gadis kampungan yang menjadi pembantu sekaligus mahasiswi itu bisa dengan lincah bergerak erotis seperti penari profesional, yang pasti Mentari dan modern dance sudah lama melekat disetiap harinya.

Dulu ketika Mentari masih SMA, Mentari selalu menyempatkan diri  mampir ke warnet sepulang sekolah untuk setidaknya menonton satu video tarian modern di youtube, dan mempraktekkannya ketika malam hari setelah selesai bekerja. Dan tiga tahun berlalu Mentari kini sudah ahli menciptakan gerakan-gerakan barunya sendiri.

Mentari memutar kepalanya membuat rambutnya mengibas, dilanjutkan dengan membusungkan dadanya dan membuat gerakan memutar yang pastinya akan menggoda lelaki jika melihatnya. Satu tangannya terangkat, sedangkankan yang satunya lagi bergerak lambat dari leher ke dada, dan berakhir menepuk bokongnya sendiri dua kali.

Diakhir gerakan, Mentari melakukan split dengan wajah menoleh ke kiri dan menggigit jari telunjuknya. Mentari dengan napas terengah, menunjukkan wajah puas karena telah menghilangkan perasaan suntuknya.

"Udah selesai?"

"Astaga!!" Mentari yang terkejut mendengar suara di belakangnya, dengan cepat melepas earphone dan merapatkan kembali kakinya dan berdiri dengan tangan berpegangan pada rak buku.

Wajahnya memerah dengan keringat mengalir karena tariannya barusan. Mendapati Baskara yang duduk santai di atas meja dengan kaki menjulur membuatnya bertanya dalam hati, sejak kapan tuan super teganya itu berada di sana?

Unpredictable Journey [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang