Hallo teman-teman hari ini update lagi nih
Yang kepo dan penasaran sama Chapter nya langsung baca aja ya
"Apa dok?" saut Bima yang sangat terkejut dengan penyakit anak nya.
Sedangkan Lina sangat syok mendegar pernyataan Dokter tentang anak nya itu. Bima pun berusaha menenangkan sang istri yang terlihat lemas.
"Tapi bapak dan ibu tenang saja kami akan berusaha semaksimal kami untuk menyembuhkan anak bapak dan ibu." Ucap dokter
"Tolong dok. Tolong lakukan apapun agar anak saya bisa sembuh." Ucap Bima dan Dokter pun hanya mengangguk.
"Ini ada kartu namanya saya, sewaktu-waktu ada yang terjadi pada anak bapak, bapak dan ibu bisa langsung menghubungi saya. Saya permisi" Saut dokter yang menyodorkan kartu identitas milik nya dan kemudian masuk kembali ke dalam ruaangan.
"Anak kita masih terlalu kecil Mas untuk mengidap penyakit ini." Ucap Lina yang begitu amat terpukul. Bima pun hanya mampu menenangkan sang istri sambil melihat kartu nama yang di berikan oleh dokter tadi.
"DOKTER RIAN ALAMSYAH." Batin Bima
Ya dia adalah Dokter Rian yang selama ini merawat Melody. Dokter Rian sudah menjadi Dokter tetap bagi Melody untuk menjalani check up dan kemoterapi. Melody sudah terkena penyakit ini sejak dia masih kecil. Jadi orang tua Melody sudah mengenal baik tentang Dokter Rian. Begitu juga sebalik nya.
Flashback off
Ternyata Ody sedang melamunkan kenapa dia bisa mengidap penyakit itu, dimana Mama dan Papanya sangat khawatir dengan kondisinya saat itu.
"Kamu ngapain disini, ayo masuk." Ucap seseorang itu yang menepuk bahu Ody dan membuat nya tersadar dari lamunan nya.
"Upi!!!," Seru Ody yang kemudian tersadar dari lamunan nya itu.
"Ayo masuk, ngapain masih di sini udah bel tau nanti kita telat masuk kelas." Ucap Upi yang memberi tau kalo bel sudah berbunyi hanya saja Ody yang tidak menyadarainya.
Berarti dia melamun sudah hampir satu jam karena waktu istirahat hingga masuk adalah satu jam
"Ayo." Upi pun menarik tangan Ody dan bergegas menuju ke kelas. Dan ada seseorang yang sedaritadi memeperhatikan Ody dari balik pohon yang tak jauh dari tempat nya duduk dan melihat Ody dengan penuh kecurigaan.
"Sebenar nya ada apa dengan anak itu? Kenapa dia selalu melamun sendirian di taman itu?" batin seseorang itu yang memperhatikan Ody dari awal dia duduk hingga beranjak pergi.
_oOo_
Anwar yang sedari tadi melihat Glen melamun pun merasa heran, tidak seperti biasanya sahabat nya ini melamaun seperti ini.
"Kenapa ni anak tumben ngelamun sampe segini nya? Setau gue dia bukan tipe orang yang suka galau." Batin Anwar
Brakkk
"Woi!!!" ucap Anwar menggebrak meja Glen dan membuat nya kaget dan tersadar dari lamunan nya itu.
"Gila ya Lo." Ucap Glen dengan nada terkejut sambil mengelus dadanya.
"Habis ngelamun aja. Tumben, ngelamunin apa sih?" Tanya Anwar sambil memakan ciki-cikinya itu. Dan lagi-lagi Glen hanya melamun.
"Kesambet dah ni anak." Batin Anwar.
"Eh lo tau cewe yang sering pingsan itu gak?" tanyanya yang menoleh pada Anwar.
"Yang lu tolongin itu bukan?" Ucap Anwar menebak.
"Nah." Saut Glen sambil menyentikkan jarinya.
"Gue sering banget lihat dia pingsan apalagi sampe mimisan. Tapi katanya cuma kecapean doang, tapi masa sampe segitunya sih." Pikir Glen sedikit heran. Dan Anwar hanya mengangguk sambil mengunyah jajananya itu.
"Lo dengerin gue ngomong gak sih?" Tanya sambil menatap Anwar.
"Kalo lo mau tau ya lo deketin dia aja, terus lo tanya deh. Gampang kan." ucap nya sambil mengunyah makanan.
"Lagian lo kan udah putus tuh sama si Luna, jadi lo bebas mau deketin siapa aja termasuk cewe itu." Sambung Anwar. Dan Glen pun setuju dengan usulan Anwar
"boleh juga tu kata Anwar." Batin Glen.
Selamat menjalan ibadah puasa buat teman" yg menjalnkan, semoga puasanya lancar yah :v
Gemana chapter kli ini, bagus gk? Hehe semiga aja kalian suka ya :v
Seperti biasa jgan lupa komen dan juga VOTE 😁
Follow jga IG @timah_fatimah12
Maaf klo masih ada yg TYPO maklum keyboard nya keyboad kentang :v
Revisi, 6, September 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
LEUKIMIA (Selesai) ✅
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Seorang gadis bernama Melody. Dia adalah gadis cantik dan juga baik, namun sedih nya, di usia dia yang masih muda dia sudah harus menderita penyakit mematikan ini. Namun di balik itu semua keluarga dan sahabat nya sangat say...