Chapter 13

1.5K 79 4
                                    

Hallo teman-teman hari ini update lagi nih
Yang kepo dan penasaran sama Chapter nya langsung baca aja ya



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ody yang sedang berbaring santai di kamar nya hanya melihat Upi sedan mengacak -ngacak isi tasnya. Entah apa yang sedang dia cari.

"Nyari apaan sih Upi?" Tanya Ody yang sedari tadi memperhatikan Upi.

"Ini buku sejarah gue, kok gak ada sih." Jawab nya yang masih terus mencari.

"Lo lupa bawa kali." Ucap Ody menebak

"Kaya nya sih gitu, tapi perasaan udah gue bawa semua deh. Duh dimana sih." Saut nya kesal dan masih terus mencari dimana buku sejarah nya itu.

"Ya kalau gitu lo cek lagi aja di rumah lo." Ucap Ody yang masih memperhatikan Upi.

"Ya udah deh gue cek dulu ke rumah. Kali aja emang ketinggalan." Ucap sambil merapikan kembali isi tas nya dan beranjak keluar dari kamar Ody.

Ody pun hanya mengangguk dan kembali melanjutkan berbaring nya itu. Upi memutuskan untuk kembali kerumah nya sekedar mengecek buku pelajaran yang teringgal. Setelah itu dai akan kembali kerumah Ody lagi. Entah kenapa Upi tidak ingin meninggalkan kediaman Ody yang begitu membuat nya nyaman.

Upi pun telah sampai tepat di depan pintu rumah nya. Setelah membuka pintu, Upi berdecak kesal melihat isi rumah nya yang begitu sepi, seperti tidak berpenghuni.

Bukan hanya saat itu, tapi hampir setiap hari. Kalau pun berpenghuni itu pun hanya Upi dan Bibi Iroh ART nya. Dan kalau pun ada orang tua nya itupun tidak sampai satu jam berada di rumah.

Mereka kerumah hanya untuk mengambil berkas yang mereka perlukan. Setelah itu mereka akan pergi lagi.

Namun kali ini pandangannya terpusat pada sofa di ruang televisi. Ya disitu ada Mama dan Papanya yang tengah sibuk merapikan berkas-berkas perusahaan mereka.

"Tumben mereka pulang, kirain udah gak ingat rumah." Batin Upi yang sangat kesal dan berlalu begitu saja menuju kamar nya tanpa menegur mereka.

Upi pun langsung mengambil semua barang yang dia perlukan. Setelah dirasa semua lengkap. Dia langsung bergegas keluar dari kamar nya.

"Upi!" Tegur Anton yang membuat langkah Upi terhenti

"Kenapa Papa pulang kamu gak ada di rumah?" Tanya Anton sambil menatap Upi tajam. Upi pun hanya tersenyum sinis mendengar pertanyaan Dri papanya.

"Memang nya Papa peduli aku di rumah apa enggk?" Upi pun balik bertanya pada Anton

"kamu itu anak Papa sama Mama, jadi kami masih berhak mengatur kamu." Ucap Anton dengan nada tinggai.

"Oh jadi Papa masih mengakui aku anak Papa, aku kira Papa hanya peduli dengan pekerjaan papa saaja." Saut Upi ambil terenyum sinis dengan mata yang berkaca-kaca.

"Apa maksud kamu bicara begitu?" Tanya Anton naik pitam

"Mas, jangan membentak Upi seperti itu." Ucp Dewi melerai.

Dewi adalah sosok ibu yang tidak tega melihat anak ya di bentak oleh siapapun, termasuk oleh Anton suaminya sendiri.

Sebenarnya Dewi tidak ingin meninggalkan Upi. Dia seharus nya mendapat kasih sayang dari kedua orang tua nya. Bukan malah ditinggal kan karena alasan pekerjaan.

Dia terpaksa mengikuti kemauan Anton untuk membantu nya mnegurus peruhaaan, ya karena Anton adalah suaminya sekaligus kepala rumah tangga, maka dari itu Dewi tidak bisa menolak nya.

Dewi pun langsug menghampiri Upi. "Sayang jangan masukin di hati ya ucapan Papa mu itu, Papa Cuma khaawatir aja sama kamu." Ucap Dewi memberi pengertian pada Upi.

"Papa sama Mama kerja begini juga buat kamu. Semua nya demi kamu." Sambung Dewi sambil merangkul bahu Upi.

Upi pun berdecak kesal karena hanya selalu alasan itulah yang mereka ucapkan, padahal Upi tidak membutuhkan itu semua.

"Upi gak butuh itu semua Ma hisk.., Upi Cuma butuh Mama sama Papa ada di samping Upi, itu aja dah cukup hisk.." Ucap Upi yang tak sadar air mata nya udah menetes membasahi pipi nya.

"Kenapa keluaga kita gak bisa kaya keluarga Ody? Orang tua Ody juga kerja, tapi mereka gak pernah lupa sama Ody." Lirih nya dengan berlinang air mata. Anton dan Dewi hanya bisa terdiam.

Mereka tak mampu berkat apa-apa.
"Apa Upi perlu punya penyakit yang mematikan sama seperti Ody baru Mama sama Papa bisa sayang sama Upi?" Tanya Upi sambil menangis. Dia sudah tak mampu menahan air mata untuk tidak keluar.

Plakk


Plakk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hallo selamat pagi, gemana puasanya udah ada yang bolong?

Hari ini Author Update lagi yah. Kali ini Update nya pagi.

Kalian lebih suka Authir Update pagi atau malam? Komen aja.

Kalo ada yang TYPO komen aja biar nanti aku benerin :v

Jgan lupa komen dan juga VOTE ya readers ❤

Follow jga akun IG author
@timah_fatimahb12

Ada yang mau di tanyain dri prolog sampe chapter skrng? Komen aja 😁

Revusi, 7 September 2021

LEUKIMIA (Selesai) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang