BAB 22 - Are We Do Friends Now?

317 60 6
                                    

Selamat Membaca♡

Chapter kali ini di dedikasikan untuk marcwar.

Thank you banget ya buat komentarnya yg membangkitkan mood banget xixixi!

Enjoy♡

'Sekarag kita teman.'

🌞💣🐑🐝

Badha duduk di meja, mengerjakan salinan tugas Kimia. Semalam ia tidur, kelelehan menyelesaikan bab terakhir dari naskah miliknya. Kalaupun Badha masih bertahan, mustahil ia mengerjakan tugas.

Ruang kelas gaduh seperti biasanya. Semua teman-teman satu kelasnya heboh. Ada yang melakkukan sarapan di dalam kelas, tidur,  bermain bola basket, bernyanyi, lomba make up, jualan dagangan. Pokoknya semua aktivitas ada.

Kursi di sebelahnya berdecit. Tidak perlu menoleh, Badha tahu siapa gerangan tersebut. Aksara. Siapa lagi yang punya harum cengkeh selain cowok aneh tersebut.

Badha mendelik, satu kotak bekal di sodorkan ke arahnya. Mendongak, wajah datar andalan Aksara tampak.

"Sekarang kita teman." ujarnya malu-malu kucing gimana gitu. Badha sampai menahan gelak tawa mendapati kedua permukaan pipi Aksara memerah.

Melirik sekilas, Badha menaruh kotak bekal pemberian Aksara. Kenapa wadahnya warna putih. Apa semua barang cowok ini harus putih?

"Gue udah gak nganggap lo musuh lagi, walaupun jujur. Lo masih jadi cewek aneh di mata gue!"

Apa lagi ini. Badha menoleh, mengurungkan niat membuka kotak bekal. Kedua bola mata miliknya menyipit. "Lo bilang apa tadi?! Gue aneh?"

Aksara memasang earphone santai, menoleh sekilas. "Yap. Elo cewek aneh!"

Suara berdebum akibat permukaan meja di pukul mengusik perhatian seluruh penghuni kelas. Begitu mereka tahu dari mana asal suara, satu persatu memilih acuh. Tidak lagi ambil pusing dengan apa yang sedang terjadi diantara Badha Suri juga Aksara Lara. Pun seandainya nanti ada kejutan, Badha yang membanting tubuh Aksara barangkali. Well, couple of the corner itu emang sudah terkenal tukang bikin onar.

Pokoknya, cocokkah Badha sama Aksara duduk satu meja.

Badha baru hendak membuka suara, bahkan tanganya sudah terkepal di udara. Siap memukul Aksara. Tapi di urungkan.

Mereka kan baru resmi berteman. Masa sih harus berantem di hari pertama. Badha menarik tubuhnya yang maju satu centi mendekati Aksara.

Menghembuskan nafas, berusaha sabar. Selama satu semester kedepan, ia harus sabar menghadapi Aksara yang sikapnya amat sangat kelewat banget menyebalkannya. Memilih acuh, Badha membuka tutup kotak bekal, roti panggang bertumpuk di dalamnya. Badha tersenyum, nyengir kuda. Setidaknya Aksara sudah memberikan etikat baik di hari pertama pertemanan mereka. Dan sejauh ini, Badha cukup terkesan.

Baru satu gigit, Badha melotot. Kenapa rasanya aneh. Tak ingin berburuk sangka dengan teman barunya, Badha kembali mengunyah roti dalam mulutnya. Tunggu dulu, kenapa semakin kesini rasanya makin pahit.

Badha menatap sisa roti di tangganya. Gosong. Astaga, jadi Aksara memberinya roti gosong sebagai hadiah pertemanan.

Sudah tidak tahan lagi, di semburkannya remahan roti asal. Tersentak akibat hujan roti dadakan di wajahnya, Aksara menatap Badha ngeri.

Tuhan Kenapa Aku Cantik ? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang