BAB 30 - Luber Jurdil

261 44 0
                                    

~You can't photoshop an ugly personality,~

Enjoy ♡

Hari Minggu berlalu dengan cepat, sekarang Zuan sedang ada di rumah Badha, membantu Nyonya rumah memilih beberapa gaun yang nantinya akan Badha kenakan untuk acara Putri Merah Putih.

Oh Tuhan, Badha tidak bersungguh-sungguh waktu itu, kenapa dua manusia ini benar-benar menyebalkan.

Lihatlah, bahkan berbagai bentuk gaun aneh dengan warna dan motif yang menyilaukan mata memenuhi permukaan lantai ruang keluarga. Kardus-kardus berserakan, sementara ibu juga Talita tampak lesu.

"Hah?! Ada apa dengan gaun-gaun ini?!" teriak ibunya lesu, brsandar pada single sofa beludru warna merah.

Zuan menggaruk kepalanya, masih asik membongkar barang-barang hasil belanja online mereka. Sementara Badha sendiri, gadis yang pagi itu hanya mengenakan celana pendek dan kaus kebesaran miliknya hanya diam. Duduk dengan kedua kaki di lipat, memangku toples berisi kacang almond. Menatap dua manusia di hadapannya dengan satu alis terangkat, heran.

"Dasar kurir sialan, berani-beraninya dia menipu ku. Oh Tuhan, lihatlah. Gaun ini berbeda dengan apa yang ada di gambar!" lagi-lagi teriakan frustasi ibunya terdengar. Talita yang semula sibuk dengan tumpukan gaun ikut mendesah, duduk bersandar pada kaki meja.

"Dan kita sudah menghabiskan uang sebanyak ini untuk gaun gaun jelek," imbuh Zuan tak bersemangat.

Badha masih diam. Menatap dengan pikiran menggantung. Mulutnya masih asik mengunyah kacang almond. Jadi, mereka belum mendapatkan gaun untuk dirinya, setelah membeli sebanyak ini. Badha bertepuk tangan dalam hati. Takjub dengan kebodohan ibunya juba Zuan. Astaga, katakan orang idiot mana yang masih percaya membeli pakaian dari toko belanja online.

Well, alasan kenapa selama 18 tahun usianya, Badha tidak pernah membeli satupun barang dari toko online, menurutnya bodoh saja. Barang seperti itu harus di lihat wujud aslinya, bukanya malah percaya dengan hasil jepretan foto.

Badha memutar bola mata jengah. Ia tidak heran sih, ibunya kan memang sedikit tolol.

Wanita yang telah melahirkan nya itu bangkit, tampak menghubungi seseorang. Zuan sendiri sedang tengkurap, kelelahan barangkali.

Rabu datang, abangnya itu hendak pergi ke kampus dan berakhir heran dengan keadaan ruang tamu yang sudah mirip bangkai kapal titanic. (Ada yang suka sama film ini?)

Menunjuk sekitar, Badha merespon pertanyaan abangnya dengan mengendilkan bahu acuh. Rabu mengdarkan pandangan dengan heran, lantas beranjak pergi.

Badha masih diam. Menatap punggung ibunya, wanita tua itu tampak sedang marah. Nada suaranya meninggi, membentak seseorang di sebrang telfon.

Well, inilah hasil yang kebanyakan di dapat oleh mereka yang terlalu bernafsu dan menggebu akan sesuatu, tanpa memikirkan dengan masak sebelumnya. Sudah membuang waktu, tenaga juga uang. Eh naasnya berakhir nihil.

Badha bangkit. Meletakan toples kaca ke permukaan meja. Zuan menoleh, menatap Badha heran.

Gadis itu beranjak menaiki tangga, menuju kamarnya berada. Meraih hoodie pink lantas dikenakan dengan cepat. Tak luput ransel kecil ia tarik keluar, memasukan ponsel juga dompet. Mengganti sandal rumah dengan sepatu converse putih kesukaannya.

Tuhan Kenapa Aku Cantik ? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang