Selamat Membaca♡
Pagi harinya Badha sudah siap untuk berangkat sekolah, seperti biasa. Rutinitas sarapan ia lakukan sambil berjalan. Baru saja membuka pintu gerbang, Badha sudah dikejutkan dengan keberadaan Sokela yang menatap tak kalah kaget kearahnya, untung aja Badha enggak keselak dan mati mendadak.
Susah payah menelan roti panggang, Badha meninju lengan atas Soke.
"Lo ngapain berdiri di depan gerbang rumah orang sih, gaje banget!" teriak Badha nyaris menjambak Sokela.
Anak orang ngeselin banget. Heran.
"Itu, kok rumah Talita sepi banget." jawab Soke sambil menatap Badha.
Gadis yang pagi itu menjepit rambutnya dengan banyak penjepit warna warni itu mendesah. Melangkah maju melewati tubuh Sokela.
"Lo gak liat. Rumah di sifa. D I S I T A. DISITA!" sembur Badha membaca keras sambil menujuk tulisan di sisi pagar rumah besar keluarga Ajidarma.
Sokela menatap sambil menggeleng. Badha menghembuskan nafas kasar. Emang ya, cinta itu beneran buta. Sangking buatnya Sokela sampai buat Badha pingin cincang daging manusia pagi- pagi. Haduh. Seketika hilang deh respect nya Badha ke Sokola yang terkenal pinter. Oon banget ternyata.
"Sejak kapan?" pertanyaan polos keluar dari bibir Sokela.
Ya elah. "Lah! Yang pacarnya kan elo, kenapa tanya gue!" gertak Badha melanjutkan sarapan. Menggigit roti besar-besar.
"Ya kan elo tetangganya!" jawab Soke enggak mau kalah ngeselin. Yang kali ini Badha sukses tersedak. Kedua bola mata miliknya melotot. Ini orang kenapa sih. Bikin darah tinggi aja.
♡♡♡
Badha sedang duduk bersantai di tribune. Bersama Zuan. Berdua menyaksikan Aksara juga Siang tengah adu basket.
Sudah beberapa hari ini, Badha kerap kali mendapati Talita sendirian. Entah duduk di dalam kelas, saat pergi ke kantin, berada di ruang ganti dan sekarang. Badha melihat Talita duduk sendirian, di sisi lain tribune sekolah.
Entah ada apa. Tapi semenjak Talita menolak usulan Badha untuk pura-pura pulang bersama itu, Talita sudah tidak lagi bicara dengannya. Sokela juga tampak sama. Lebih sering menyendiri, tidak bersama Talita. Bukankah mereka pacaran, atau malah sudah putus. Sebenarnya ada apa.
Badha jadi berfikir. Apa dia sudah melakukan sebuah kesalahan."Zuan,"
"Ya!"
"Oh Aksara mencetak gol lagi!" teriak Zuan berdiri. Badha melirik sekilas. Ia sudah tidak heran dengan kemampuan Aksara dalam bermain bola basket.
"Zuanetta!"
Merasa Badha memanggil dengan nama lengkapnya, Zuan langsung mengambil duduk tepat di senang sahabatnya.
"Ada apa Badha,"
Badha menahan tawa. "Kayaknya Talita sama Sokela lagi brake up deh. Kesempatan buat elo deketin Soke."
Selesai bicara, Badha sengaja mengamati bagaimana Zuan bereaksi. Gadis dihadapanya itu diam, kedua alis hitam miliknya tertaut.
"Badha, kok kamu jahat sih."
Badha mengangkat bahunya. "Enggak lah. Kan gue mau bantuin elo jadian sama Sokela. Lagian Talita juga sama, dia main rebut Soke gitu aja!"
"Talita enggak rebut Sokela, Badha. Kan emang Soke lagi gak punya hubungan sama siapa-siapa. Kalo mereka saling suka, ya wajarlah kalo jadian." jawab Zuan sedikit menaikan nada suaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuhan Kenapa Aku Cantik ? [TAMAT]
Ficção AdolescenteHai! Kenalin nama gue Badha Suri. Okay, kalian pasti mikir 'kok namanya aneh sih?' Hahaha! Dan kupersembahkan kepada kalian yang sedang singgah untuk membaca kisah hidup gue. Dimana menurut gue pribadi, terlahir CANTIK itu mimpi buruk. Well, mungkin...