Selamat Membaca ♡
"Lihat, mereka udah kayak soulmate kan?! Heran Papa,"
Badha mengangguk sambil terus menatap interaksi di hadapannya. Sungguh pemandangan yang langka. Tentu saja, bagaimana bisa Ratih Wijaya dan Ambar Ajidarma akur? Lihat mereka berdiri sebelahan aja kayaknya gak pernah. Lah ini, malah masak berdua. Pagi ini beneran hari yang langka.
Rabu yang baru turun dari studio di lantai dua tercengang dengan apa yang di lihatnya. Badha dan Papa nya sedang mengintip, bersembunyi dibalik pintu kaca yang menghubungkan langsung pantry dengan meja makan keluarga.
Karena penasaran. Rabu ikut menyusl, menempatkan tubuhnya yang tinggi menjulang di belakang tubuh Papa nya.
Merasa ada kehadiran makhluk lain yang juga ikut mengintip, Badha juga Elang Wijaya serentak menoleh ke arah belakang. Dan benar saja, wajah serius Rabu terpampang jelas.
Badha mendengus dengan satu alis terangkat, semantara Pak Elang sendiri sampai dibuat syok, memegangi dadanya yang bergemuruh. Kenapa dia punya dua anak tabiatnya aneh semua sih. Enggak Badha, Rabu juga.
"Kamu bikin kaget Papa aja!"
Rabu menoleh sekilas, "Papa sama Badha lagi ngapain sih?" ujarnya heran.
"Badha, jelasin ke abang kamu!"
"Jadi,"
Baru saja Badha hendak melanjutkan kalimatnya, Talita yang secara mendadak juga datang mengejutan ketiganya.
"Kalian lagi ngapain?!" tanya Talita dengan suara lantang.
Ketiganya nyaris jatuh tersungkur lantaran kaget. Seperti ketahuan menonton porn movie sama orang tua. Badha langsung akting pingin pel lantai, Rabu berlagak sedang mengecek pintu kaca yang menurutnya sedikit bermasalah, sementara Pak Wijaya sendiri bergerak menuang air dingin.
"Ini lagi cek noda di lantai," jawab Badha membungkuk, menyentuh lantai asal.
"Pintunya kok macet sih?! Kayaknya perlu panggil teknisi deh!" sambung Rabu di sisi pintu kaca.
"Aduh mendadak kok jadi haus!" teriak Pak Elang menuang air ke dalam gelas. Lantas berlalu meninggalkan pantry.
Rabu merogoh saku celana. Berlagak sedang menghubungi seorang teknisi. Talita mengangkat bahu acuh, memilih sibuk dengan jus jambu miliknya. Udah gak heran sih sama kelakuan aneh keluarga Wijaya. Sementara Bu Ratih juga Bu Ambar hanya menatap sekilas, kembali tenggelam dengan adonan kue.
Badha menggigit bibir bawah. Acara mengintip jadi gagal total. Berjalan mendekat, Badha hendak duduk di kursi sebelah Talita.
"Gue bawa kardus kosong di kamar elo ya, masih kurang soalnya."
Tiba-tiba Talita membuka suara, Badha tergagap sambil mengangguk. Masih diam, Talita menegak habis gelas miliknya. Mencuci sebentar, lantas ikut berlalu pergi. Badha diam termangu. Gara-gara si Rabu.
"Badha mau kemana, bantuin Mama cuci piring dulu sini!"
Badha mendengus. "Perut Badha mules nih Ma, maaf ya gak bisa bantu!" elaknya berlari menaiki tangga. Menuju kamarnya berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuhan Kenapa Aku Cantik ? [TAMAT]
Teen FictionHai! Kenalin nama gue Badha Suri. Okay, kalian pasti mikir 'kok namanya aneh sih?' Hahaha! Dan kupersembahkan kepada kalian yang sedang singgah untuk membaca kisah hidup gue. Dimana menurut gue pribadi, terlahir CANTIK itu mimpi buruk. Well, mungkin...