Hayyy!
Sudah siap?!!!
Cusssssssss yokkkk ^^Enjoy♡
"Goblok banget lo berdua!" teriak Badha berjengkit, melempar kartu as miliknya.
Sokela menggigit bibir bawahnya. Memegangi kepala, sadar jika dirinya kalah dari Badha.
"Woah! Gue memang lagi, siniin kupon lo!"
Badha memasang wajah penuh kemenangan. Ia senang bukan main, pagi ini dapat kupon gratis Baskin Robbins. Woah, untung aja ia menang.
Sokela merogoh saku celana abu miliknya. Menarik keluar kupon yang di lipatnya di dalam dompet. Badha mengadahkaan tangaan sombong. Terkikik geli melihat raut nelangsa dari ketua kelasnya itu. Akhirnya, kertas berwarna putih gading itu berpindah tangan. Badha mencium dengan gemas, memasukkan ke dalam saku kemeja. Sementara Soke, serius cowok itu mau nangis.
"Sekarang giliran lo!" tunjuk Badha pada Siang. Cowok itu juga sibuk dengan dompet miliknya.
Pagi ini, Badha sengaja membawa kartu bridge dari rumah. Niatnya untuk mengusir bosan, ternyata malah berakhir jadi ajang menyenangkan. Pagi itu hari Senin. Setelah melaksanakan upacara bendera, kelas memang biasa kosong untuk satu jam mata pelajaran. Briefing.
"Gue cuma punya kupon ini!" lirih Siang menyerahkan kepada Badha.
Gadis itu sibuk meneliti. Menimang untuk beberapa saat.
"Boleh deh!" putusnya turut mengantongi kupon pemberian dari Siang.
Zuan yang juga bergabung di meja terkikik geli. Tak kuasa menatap wajah malas dua teman cowoknya, Sokela juga Siang yang pagi itu berakhir tragis di tangan Badha.
"Zuan, Badha emang suka sama ice cream ya?!" suara pelan Aksara memaksa Zuan, gadis dengan rambut hitam pendek itu menoleh kaget. Lantas mengangguk cepat.
Aksara ikutan manggut-manggut. Lantas kembali asik dengan ponsel miliknya. Sesekali melirik keseruan meja tepat di hadapannya.
Kenapa sekarang Aksara jadi pingin ikutan main ya. Gimana cara ngomongnya, tadi pas di ajak dia udah nolak. Ya kali sekarang maksa buat ikut. Kan gimana gitu.
Pas mereka lagi asik, mendadak guru mata pelajaran mereka masuk. Waktunya pas banget, Badha lagi teriak sambil lempar kartu joker ke meja. Aksara neguk ludah, kayaknya Badha menang lagi. Tuh cewek teriak-teriak gak jelas. Zuan udah minggir, tapi Badha aja yang oon. Gak paham sama kode kode darurat. Alhasil, kayak yang udah bisa kalian tebak. Guru tadi langsung nyamperin meja sambil jewer telinga Badha.
"Mampus lo!" teriak Badha ke arah Sokela sama Siang. Masih belum sadar kalo lagi di ancam mara bahaya.
"Iya mampus ya, Badha Suri!" ujar guru muda tersebut, menirukan apa yang Badha ucapkan.
"Ehhh ada Bu Dara," lirih Badha sambil nyengir kuda.
Sokela sama Siang melotot. Langsung bubar jalan. "Kamu itu ya, cewek lo padahal. Kenapa main kayak gini. Udah gitu teriak teriak ngomong kasar lagi! Ikut Ibu dulu!"
Badha nurut. Semua anak di kelas menahan nafas.
"Bu Dara," interupsi satu suara, langkah guru tersebut tertahan. Menoleh, masih dengan Badha di sebelahnya. Semua pasang mata lantas tertuju ke arah si pemilik suara.
"Ada apa, Sokela?" tanya guru tadi datar.
Soke bangkit, agak grogi pucat gitu. Badha nyimak, udah bisa nebak sama apa yang bakal cowok itu lakuin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuhan Kenapa Aku Cantik ? [TAMAT]
Teen FictionHai! Kenalin nama gue Badha Suri. Okay, kalian pasti mikir 'kok namanya aneh sih?' Hahaha! Dan kupersembahkan kepada kalian yang sedang singgah untuk membaca kisah hidup gue. Dimana menurut gue pribadi, terlahir CANTIK itu mimpi buruk. Well, mungkin...