Cusssss yokkk klik bintang dolooo!
Enjoy ♡
Ayu Laundry. Solusi tepat rumah tangga anda. Bersih, rapi, wangi. Dapatkan diskon hingga 50% di Minggu pertama bulan ini, kupon terbatas!
Suara lembut yang terus di ulang lewat mikrofon itu menjadi simfoni menggelikan di pelataran tunggu SMA Merah Putih.
Beberapa siswa yang lewat terbahak mendapati seorang pria tua berdiri di dekat mobil van tua warna kuning dengan desain bergambar mesin cuci.
Ayo! Ayo! Dapatkan kuponnya sekarang!
Bawa baju kotor mu secepat mungkin, kami siap membantu!
Zuan juga Badha sedang main tebak-tebakan sambil berjalan keluar gerbang. Jam pulang sekolah sudah berbunyi.
Sokela juga ada, cowok itu tidak membawa motor karena katanya sedang ada di bengkel. Alhasil, ketiganya berencana untuk naik kendaraan umum bersama, meski nyatanya berbeda-beda tujuan, untuk saat ini halte sekolah masih jadi prioritas.
"Ehh Zuan, di jemput bapak tuh!"
Sokela yang pertama kali buka suara. Menatap ke arah pria tua yang sedang di kerubungi beberapa siswi. Badha yang semula sibuk menggoda Zuan tentang perut sick pack milik Tom Cruise ikut menoleh. Zuan turut melakukan hal yang sama. Sedikit menyayangkan, kenapa bapaknya nekat datang ke sekolah dengan mobil laundry sih.
Bukanya bagimana, tapi Zuan tetap merasa aneh. Bukan malu sih, tapi lebih ke perasaan tidak nyaman. Meski ia tidak berusaha menutupi profesi ayahnya dari teman-teman sekolah. Tetap saja terdengar aneh. Di gigitnya bibir bawah meringis. Zuan mengangguk.
Badha melirik air muka sahabatnya itu. Kenapa Zuan jadi pucat gini ya. Menoleh, Badha ingat. Cowok di sebelah kirinya ini jadi alasan. Mungkinkah Zuan malu di depan Soke? Tapi gadis yang mendapat basiswa penuh di sekolah mereka itu bukan tipikal gadis penuh gengsi.
"Wah! Bapak lagi bagi-bagi apaan? Kupon?! Boleh tuh, lo mau juga gak?!" tanya Badha pada Soke yang masih diam.
Cowok itu menoleh dengan senyum lebar. Tahu jika Badha berusaha mencairkan topik yang jadi sedikit janggal. Mau bagaimanapun juga, Soke sedikit tahu jika Zuan menaruh perasaan kepadanya. Well, nyatanya mereka memang sudah bersama nyaris tiga tahun lamanya. Soke banyak tahu, gadis-gadis mana saja yang menyukainya, dan barangkali Zuan termasuk.
"Boleh. Lumayan! Yokkk!" jawab Soke dengan senyum mengembang. Lantas bersama Badha bergegas menghampiri mobil van milik ayah Zuan berada.
Sebenarnya Soke juga Badha tidak pernah mempermasalahkan apa pekerjaan orang tua teman-temannya. Well, mereka berteman tidak berdasarkan latar belakang sosial saja kan. Badha bukan Tallita and the gank.
Sementara Zuan menatap punggung dua sahabatnya dengan senyum di kulum. Kenapa ia harus resah dengan keadaan keluarganya. Zuan tahu, Badha adalah gadis terbaik. Sahabatnya. Badha menerima dirinya apa adanya, begitu juga sebaliknya. Zuan memang tidak kaya, tapi ia selalu bersyukur karena kedua orang tuanya selalu bekerja keras. Kenapa harus malu. Pekerjaan ayahnya mulia. Memangnya ada yang salah dengan usaha laundry. Halal kok.
Malu itu kalo kaya, punya mobil mahal tapi hasil korupsi. Atau kaya tapi gak pernah beramal.
Zuan bangga. Bapaknya yang cuma pengusaha laundry kecil saja setiap bulan bersedekah dengan kupon potongan harga sampai 50%.
Yang lebih membuat Zuan senang, nyatanya Sokela juga jadi salah satu pribadi mengagumkan. Ia tidak perlu risau, Badha juga Soke tidak akan meninggalkanya hanya karena perbedaan status sosial.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuhan Kenapa Aku Cantik ? [TAMAT]
Teen FictionHai! Kenalin nama gue Badha Suri. Okay, kalian pasti mikir 'kok namanya aneh sih?' Hahaha! Dan kupersembahkan kepada kalian yang sedang singgah untuk membaca kisah hidup gue. Dimana menurut gue pribadi, terlahir CANTIK itu mimpi buruk. Well, mungkin...