Penasaran gak kenapa judul bab kali ini Itaewon Class?
Karena pas nulis bab ini aku lagi terobsesi banget sama drama korea itu ^^
Fyi aja, buat kalian yang suka drakoran, boleh kok kalo mau nonton xixixiBagus soalnya, karakter masing masing tokohnya hebat banget( menurut aku :*) Nggak terlalu bucin juga, dan yang paling aku suka, ada bumbu action ^^
So cek it out yakkkk! Atau kalian malah udah nonton?Enjoy♡
"Badha, lo beneran ikut?!"Soke memecah keheningan, menatap ke arah Badha yang sedang asik mengisi data diri pada formulir pendaftaran.
"Yup!"
Sokela melotot. Bergerak menyentuh kening gadis yang pagi itu menguncir rambutnya tinggi tinggi.
Badha merasa terusik, lantas menghentikan kegiatan menulisnya. Mendongak menatap Soke garang . "Lo ngapain sih, ganggu orang aja?!" bentaknya menepis permukaan tangan Soke.
"Serius. Lo gak lagi kesambet kan?!"
Zuanetta yang sedari tadi duduk di sebelah Badha menoleh. "Serius lah!"
Sokela gelang gelang kepala sendiri. Heran. Seorang Badha Suri mau ikut ajang kayak begituan, yang menurutmya ribet. Bukankah itu gila, keajaiban dunia kan?
Masih sibuk dengan kertas putih di permukaan mej miliknya, Badha kembali menambahkan. "Sekali kali keluar dari zona nyaman boleh dong. Lagian melakukan apa yang gak kita suka itu seru juga. Tantangan baru buat gue!"
Senyum lebar menghiasi wajahnya. Badha memang seperti itu, selalu yakin dengan apa yang ia lakukan. Selalu bisa menang, dengan mudah. Kehebatan seorang Badha.
"Bagus deh. Gue yakin lo pasti jadi juaranya!" teriak Soke mengacungkan dua ibu jari miliknya.
Zuan ikut mengangguk. Badha mendongak, menoleh ke arah samping. Dan see, Talita sedang menatap ke arahnya. Sorot matanya tajam, seperti biaasanya.
Badha menatap ke depan. Sementara Soke kembali sibuk berbicara dengan Zuan. Benarkah ia melakukan ini? Rasanya masih sulit di percaya. Well, Badha juga butuh hiburan untuk dirinya sendiri. Nope!
Dia akan pergi mengumpulkan formulir saja, Badha juga berencana untuk pergi ke toilet sebentar.
♡♡♡
Badha baru keluar dari toilet, niatnya hendak mengecek rambut sebentar, namun ia jadi urung karena melihat Talita sudah berdiri di depan cermin.
Gadis itu sedang sibuk dengan lipstik miliknya.
"Gue jadi penasaran, kenapa seorang Badha Suri mau ikut ajang Putri Merah Putih. Well, lo selalu nolak buat ikut dua tahun lalu,"
Badha yang sudah siap berbalik kembali menoleh. Menatap Talita dari pantulan kaca. Tersenyum tipis.
"Lo ngerasa terancam, sama keikut sertaan gue?!"
Talita balas menatap tajam. Menjatuhkan lipstik miliknya asal. Badha tidak bergeming di tempatnya. Menatap Talita yang sedang marah tak gentar.
"Seriously? Badha, lo perlu di ingatkan perbedaan kita berdua hah?! Gue juara bertahannya, you relly know that!" balas Talita mulai bersikap menyebalkan, bersedekap dada.
Badha memutar bola mata jengah. "Ini yang buat perbedaan kita makin jelas,"
Talita mengeryitkan dahi. "Sorry,"
Badha mendesah. "Lo tau Talita, lo itu nyebelin dan bodoh. Alasan kenapa kita gak cocok, lo gak sebanding sama gue!"
Talita membalik tubuhnya. Sudah tidak tahan untuk mencakar wajah milik Badha.
Gadis itu terbahak kecil. Badha masih setia bungkam, menilai.
"Gue cantik, dan elo?!" tunjuk Talita menyentuh bahu Badha.
Tak ingin terprovokasi, Badha memilih acuh. Tidak menanggapi seolah memang tidak terjadi apapun diantara keduanya.
"Talita, cantik bukan segalanya. Dan jangan buat lo menyesal di masa depan. Lo ngerti, orang congak bakal lebih gampang buat di jatuhin! Dan gue lihat, lo lagi jalan ke arah sana! Lo gak sadar kan?"
Talita bungkam. Menatap Badha tajam.
Sementara gadis tomboy itu mengulaas satu sennyum simpul. "Awalnya gue ikut cuma iseng, gue juga butuh keluar dari zona nyaman gue. Tapi setelah kejadian ini gue sadar, gue bakalan bener-bener bertarung. Buat jadi juara!" lirih Badha penuh penekanan. Tidak ada emosi dalam kalimatnya, tapi Talita cukup paham. Kali ini, Badha tidak main-main. Dan sejujurnya, Badha memang tidak pernah kalah dalam banyak hal.
Setelah memberikan senyum perpisahan paling mengerikan, Badha berbalik.
"Oh iya satu lagi. Kalo misalnya lo ngerasa lebih baik dari gue dalam banyak hal. Juga lebih cantik dari gue, seharusnya lo nggak terusik sama kehadiran gue, Talita." lirih Badha memberi jede.
"Wow! Lo terganggu, apa karena lo sebenernya juga setuju kalo gue nyatanya emang more better then yours?!" Badha tersenyum kecil, menggeleng perlahan sebelum benar-benar menghilang di balik pintu.
Talita menggeram di tempatnya berdiri. Mengepalkan tangan. Well, Badha hanya sedang berusaha mengingatkan Talita, bahwa cantik itu bukan segalanya.
♡♡♡
"Badha,"
Panggil Zuan ketika sahabatnya sudah kembali ke dalam kelas. Badha hanya mengulas senyum di kulum sebagai jawaban.
Sokela melirik, menyadari aura mengintimidasi dari Badha. Tak ingin kena pukul, Soke lebih memilih diam. Kembali mendengarkan penjelasan Zuan tentang rumus rumus kimia.
Badha berjalan menuju meja miliknya berada. Aksara menatap Badha. Gadis itu menarik kursi sedikit kasar. Lantas menutup kedua lubang telinga miliknya menggunakan earphone. Aksara berusaha menebak, benang putih ia dapat begitu melihat tubuh Talita berjalan memasuki kelas. Hanya selang beberapa menit. Menarik, dan lihatlah wajah penuh amarah Talita. Tanpa sadar Aksara mengulas senyum tipis.
Lantas berdeham. Menoleh, Badha masih tampak fokus, tidak meenghiraukaan keberadaan Aksara. Sibuk dengan novel miliknya.
"Jadi, kesepakatan apa yang berhasil lo buat sama Talita?!" bisik Aksara sengaja mendekatkan bibirnya pada telinga Badha.
Gadis itu terusik. Seperti biasanya, semua hal menyebalkan yang di lakukan Aksara berhasil mengusik dirinya. Menutup novel, Badha meletakan ke meja dengan sedikit kasar. Siang yang duduk di depan mereka sampai menoleh kaget. Takut kalo dua alien di belakangnya ini berkelahi lagi.
Begitu melihat senyum jenaka dari Aksara, Siang tahu. Semuanya akan baik-baik saja. Ia memilih kembali fokus dengan ponsel miliknya.
Badha mendesah, mengumpulkan kesabaran untuk tidak memukul Aksara. Di tolehkannya kepala cepat. Berdeham santai. Aksara menaik turunkan alisnya.
"Gue bakal jadi juaranya," ucap Badha penuh penekanan. Aksara menyimak,dari melihat sorot mata gadis di hadapannya ini, ia tahu. Badha memang akan menang. Sampai kapan pun selalu begitu.
Aksara mengangguk. Tersenyum lebar.
Dia, Badha Suri.
See you next chapter yakkkk ^^
Bye,
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuhan Kenapa Aku Cantik ? [TAMAT]
Novela JuvenilHai! Kenalin nama gue Badha Suri. Okay, kalian pasti mikir 'kok namanya aneh sih?' Hahaha! Dan kupersembahkan kepada kalian yang sedang singgah untuk membaca kisah hidup gue. Dimana menurut gue pribadi, terlahir CANTIK itu mimpi buruk. Well, mungkin...