Pagi itu Seungkwan berangkat sekolah sedikit lebih pagi dari biasanya karena dia bangun kepagian.
"Ternyata enak juga ya kalo pergi lebih pagi. Belum banyak orang, udaranya masih seger banget dan pasti gak ketemu Mingyu. Entah kenapa gue lagi gak pengen ketemu dia bawaannya sesek banget. Gue kenapa sih" ujarnya bermonolog.
Seungkwan tiba di halte bus dan tidak ada orang yang menunggu bus disitu. Tidak lama bus yang dia tunggu datang dan dia segera bersiap untuk naik hingga ada orang yang menabraknya dan membuatnya terjatuh di depan pintu. Orang yang menabraknya itu tidak meminta maaf dan segera masuk ke dalam bus.
"Nak, kamu mau naik atau enggak?" tanya supir bus itu. Seungkwan segera buru-buru naik walaupun pergelangan kakinya terasa sangat sakit akibat jatuh tadi.
Dia tidak melihat dengan jelas siapa orang yang menabraknya sehingga dia tidak dapat memarahi orang tersebut.
Sepanjang perjalanan Seungkwan hanya bisa menahan sakit dipergelangan kakinya.
Seungkwan tiba di sekolah. Dalam perjalanan ke kelas, dia harus berhenti beberapa kali karena pergelangan kakinya sangat sakit untuk dibawa jalan.
Akhirnya dia tiba di kelas yang masih kosong. Dia segera duduk, menelungkupkan wajahnya di tangan dan menangis karena menahan sakit. Dia ingin ke ruang kesehatan tapi pasti tidak ada perawat disana dan dia tidak tahu mengobati pergelangan kakinya.
Seungkwan mendengar langkah kaki yang menuju ke arahnya tapi dia tidak ambil pusing karena rasa sakit di kakinya.
"Mingyu-ya kemaren kok pulang cepet banget?" tanya Soonyoung.
Ternyata yang datang adalah Soonyoung dan Mingyu.
"Gapapa, kemaren kecapean aja" balas Mingyu. Pria itu melirik ke arah Seungkwan yang terus menelungkupkan wajahnya.
"Seungkwan, lu kenapa?" tanya Soonyoung. Seungkwan hanya diam saja tapi tiba-tiba terdengar isakan darinya.
Hal itu membuat Soonyoung dan Mingyu kaget.
"Woy, lu kenapa?" tanya Mingyu khawatir. Seungkwan tidak membalas dan masih terdengar isakan darinya.
Mingyu menarik paksa pundak Seungkwan sehingga mau tidak mau Seungkwan mengangkat wajahnya yang sudah memerah karena menangis.
"Ya! Lu kenapa kok pagi-pagi udah nangis?" tanya Soonyoung panik.
"Tadi waktu mau naik bus ada yang nabrak gue dari belakang sampe gue jatuh terus pergelangan kaki kanan gue sakit banget hiks" ujar Seungkwan terbata-bata.
"Terus orangnya lu pukul gak?" tanya Soonyoung.
"Pengennya gitu tapi gue gak ngeliat jelas siapa yang nabrak gue" jelasnya.
Mingyu segera menunduk dan memegang pergelangan kaki Seungkwan yang membuat Seungkwan berteriak karena kesakitan.
"SAKIT GYU!" teriak Seungkwan diiringi dengan air mata.
"Maaf, gue cuman mau tahu yang mana yang sakit" Mingyu menegakkan badannya kembali.
"Ayo ke ruang kesehatan biar bisa diobatin" ajak Mingyu.
"Gih sana nanti makin sakit loh" ujar Soonyoung membenarkan ucapan Mingyu.
"Gak kuat jalan gue, sakit banget bahkan buat berdiri aja sakit. Gimana dong?" tanya Seungkwan.
"Gue gendong, Ayo naik ke punggung gue" suruh Mingyu.
"Eh, gausah deh gue coba jalan aja" Seungkwan menolaknya.
"Kaki lu kan sakit, udah buru biar cepet diobatin. Soonyoung bantuin Seungkwan naik" ujar Mingyu.
Dengan dibantu Soonyoung, Seungkwan segera naik ke punggung Mingyu. Bertepatan dengan itu kelima temannya yang lain tiba di ruang kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine, Okay?
FanficMingyu selalu ngebully Seungkwan sehingga buat Seungkwan kesel setengah mati sama Mingyu. "Mau gue bully atau jadi pacar gue?"-Mingyu