WonHui

618 52 4
                                    

"Hyung lama banget sih, ayo buruan" seru Seungkwan kepada Wonwoo yang berjalan di belakang. 

Seungkwan yang sudah kesal karna Wonwoo sangat lelet pun berbalik dan menarik tangan Wonwoo agar pria itu berjalan lebih cepat. 

"Sabar yang" ujar Mingyu mengingatkan.

"Ngapain sih ke cafe begini? Gue mau tidur, ngantuk banget" keluh Wonwoo.

"Makanya jangan main game mulu mentang-mentang lagi liburan jadinya game teross" sahut Seungkwan sambil terus menarik Wonwoo. 

Mereka pun memasuki cafe itu, tidak banyak orang disana hanya dua pasangan yang duduk di pojok cafe sambil bercengkrama. Seungkwan pun memilih meja di tengah cafe itu dan menarik Wonwoo untuk duduk disana. 

"Eh kalian kok gak duduk?" tanya Wonwoo heran.

"Gue lupa mesti ke supermarket bentar. Tunggu ya hyung, gue sama Mingyu pergi bentar"

"Lah kenapa tadi gak mampir aja sekalian. Gue gak mau sendiri. Gue ikut"

"Haduh jangan kayak anak kecil deh. Duduk"

"Gamau"

"Waktu itu lu bilang bakal ngelakuin apapun supaya gue maafin lu kan?  Sekarang duduk"

Wonwoo pun akhirnya mengikuti perkataan Seungkwan dengan wajahnya cemberut. Semenjak perkataannya itu, Seungkwan jadi leluasa menyuruhnya ini dan itu. Sial. Tapi Wonwoo hanya bisa menurutinya karena dia memang bersalah. 

Seungkwan dan Mingyu pun pergi keluar cafe dan menuju tempat tujuan mereka meninggalkan Wonwoo seorang diri disana. Wonwoo hanya melihat sekelilingnya dan mengeluarkan ponsel untuk mengusir rasa bosannya. Dia belum berniat untuk memesan makanan dan akan menunggu Seungkwan dan Mingyu saja. 

Seorang pelayan mendekat ke arah Wonwoo membawa buku menu dan meletakkannya di depan Wonwoo.

"Permisi, ini buku menunya. Silahkan" ujar pelayan itu.

"Ah iya, makasih"

Wonwoo merasa tidak enak karna sedari tadi dia belum memesan apapun, dia membuka buku menu tersebut. Alisnya berkerut melihat isi buku itu. Hanya ada dua lembar kertas A4 didalamnya. Wonwoo berniat memanggil pelayan karna mungkin saja pelayan itu salah memberi buku kepadanya tapi rasa penasaran muncul dan dia pun membacanya. 


Seseorang dengan masa lalu

Kita adalah orang asing yang dipertemukan. Kita adalah orang asing dengan masa lalu.

Kita telah sampai disini dengan bekal yang sudah cukup memberikan kita pelajaran akan sebuah kehidupan. Kita telah banyak melalui masa-masa yang indah tapi tak ingin kembali diulang. Kita telah melewati masa-masa kelam yang tak ingin lagi dikenang.

Kita seseorang dengan masa lalu. Masa lalu yang buruk dan baik. Masa lalu yang telah membawa kita untuk dapat berubah menjadi lebih baik. Masa lalu yang mengajarkan apa sebenarnya tujuan dari sebuah kehidupan. Masa lalu yang mengingatkan bahwa kita tak bisa selamanya menetap di masa kelam.

Kita seseorang dengan masa lalu. Berkat masa lalu kita tahu apa yang tebaik. Akhirnya kita tahu siapa yang mampu membimbing, dan akhirnya kita sadar jika selama ini ada orang yang selalu mengingatkan. Akhirnya kita dapat menentukan jalan mana yang dapat dilalui.

Kita adalah seseorang dengan masa lalu yang buruk paling banyak. Tapi aku berterima kasih karena itu. Masa lalu telah mengajarkan sesuatu yang baik. Masa lalu telah menuntuk ke jalan yan sebenarnya hingga dapat dipertemukan dengan seseorang yang selama ini selalu disebut di setiap doa. (Diambil dari buku "Jeda" karangan Andre Rianda dengan beberapa perubahan)

You Are Mine, Okay?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang