Kelas XI IPA 1 kini sedang sepi karena para penghuninya yang masih berkeliaran di luar sana. Ini waktu istirahat, jadi tentu mereka akan menggunakannya dengan baik. Ge, Aileen, dan Visha masih berada di kelas dengan suasana yang tidak jauh berbeda seperti kemarin. Masih dingin dan canggung.
Aileen menyerah, dia mendengus kemudian menatap bergantian pada Ge dan Visha. "Kalian itu bisa nggak sih maafan aja?"
Mereka berdua hanya diam seperti tak mendengar apa yang dikatakan Aileen. Gadis itu jadi kesal sendiri. Mereka yang bertengkar kenapa dia yang merasa tak nyaman?
"Kalian itu kenapa sih sebenernya? Putus?" Aileen bertanya geram.
Visha melotot. "Gimana mau putus kalo jadian aja nggak!" serunya emosi.
"Bukan nggak, tapi belum. Nanti kalo udah waktunya, kita bakal jadian kok. Dan nggak akan ada kata putus." Ge menyahut dengan wajah kalem.
Aileen menoyor kepala Ge. "Tolong ya, kalau mau bucin tuh maafan dulu."
"Gue nggak ngrasa kita bertengkar, tuh." Ge membalas cuek. Cowok itu diam-diam melirik Visha.
"Terus kalo nggak bertengkar ngapain? Agresi militer, hah?!"
Tok! Tok! Tok!
Tiba-tiba pintu kelas diketuk oleh seorang gadis berpawakan tinggi namun terlihat imut. Mereka bertiga mengernyitkan dahi bingung. Hingga Aileen memilih untuk berdiri menghampiri gadis tersebut dan bertanya tentang tujuannya datang ke sini.
"Ada apa?"
"Giandra Chaanakya sama Aileen Claretta ada?" tanyanya ramah dengan senyum manis ala pepsodent.
"Kenapa nyari gue?"
Gian tiba-tiba muncul di belakang Aileen. Gadis itu bertanya-tanya, sejak kapan Gian di sini? Ah iya, mungkin karena kesibukannya mengurusi Ge dan Visha, jadi ia tidak memperhatikan eksistensi cowok itu di kelas ini.
"Lo dicari Bu Faiza, katanya ada yang mau diomongin. Sama cewek satu lagi, namanya Aileen Claretta."
"Itu gue." Aileen tersenyum sambil mengacungkan jarinya.
"Wah, kebetulan banget. Kalian disuruh ke ruang BK sama beliau. Katanya sih ada informasi penting."
Gian mengangguk seadanya. "Oke makasih, sekarang lo boleh pergi."
Aileen melotot, bagaimana bisa lelaki itu mengusir orang seenaknya sendiri? Benar-benar ciri khas Gian. Dingin kepada siapa saja yang tidak dikenalnya. Gadis tadi pamit pergi kemudian melangkah menjauh dari kelas IPA 1.
Aileen menengok pada Gian. "Lo tuh emang nggak punya adab, ya?"
"Kenapa emangnya?"
"Jangan ngusir orang seenaknya gitu, dong. Basa-basi dulu kek."
"Males, lagian nggak kenal juga." Gian melengos cuek. "Yaudah, ayo ke ruang BK, nunggu apa lagi?" ujarnya kemudian melangkah terlebih dahulu membuat Aileen berdecak sebal.
Dasar cowok egois?!
Seperginya mereka, Visha dan Ge saling tatap, kemudian berdeham untuk memecah keheningan diantara keduanya.
"Jadi, kenapa lo nggak nyegah Aileen barusan?" Ge memutuskan untuk membuka suara terlebih dahulu. Ia tau Visha ini tidak jauh beda dengan Aileen yang kadar gengsinya melebihi apapun.
Visha memutar bola matanya malas. "Emang kalo nyegah dia berguna gitu? Lo nggak tau ya Aileen itu keras kepala banget," tambahnya ketus.
"Bukan itu, gue tau alesannya bukan itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Brokenheart Syndrome [END]
Teen FictionAileen Claretta. Seorang gadis yang menderita Brokenheart Syndrome sejak ia berumur empat belas tahun. Tak ada satu pun yang tau tentang itu. Aileen menyimpan semua sendiri. Terkadang, ia hanya membagi hal tersebut pada cahaya bulan yang seringkali...