Sekarang ini Aileen dan kawan-kawan sedang duduk di salah satu warung angkringan sekitar taman kota. Sudah sepuluh menit mereka di sana. Mendiskusikan berbagai hal tentang naskah drama yang harus segera disusun.
"Menurut gue nih kalo kita ngikutin contoh-contoh naskah drama google kayaknya terlalu kepanjangan deh buat kita." Aileen berujar masih sambil mengotak-atik ponselnya. "Gue jadi pusing sendiri."
"Kepala lo lepas, Len. Biar nggak pusing." Ge membalas asal. Daritadi kerjaan cowok ini hanya makan dan minum saja. Lainnya? Memandang Visha saat gadis itu sedang berada dalam tahap serius.
"Lo ini emang nggak guna ya, Ge. Mending kemaren gue protes aja sama Bu Vinka kalo jadinya kayak gini," cemooh Aileen.
"Gue di sini itu biar kalian para cewek bisa cuci mata. Lo juga tau kan Len kalo gue itu tampannya nggak biasa?"
"Sini itu mulut biar gue jejelin pasir, mau?"
"Mau dong. Kan kamu jejelinnya pake cinta kan, Len?"
"Kalian mau berantem terus? Kapan selesainya?" Ge berujar garang. Wajahnya sudah dipenuhi dengan gurat emosi bercampur lelah.
"Aku punya ide. Jadi kata Aileen di google kan naskahnya kepanjangan. Nah, kita bisa tuh ambil inti atau garis besarnya aja," saran Kalya, "Misal nih kita samain beberapa adegan, kayak di akhir yang juliet koma karena minum racun. Terus Romeo akhirnya juga ikut minum racun itu dan meninggal. Padahal nggak lama setelahnya Juliet bangun dan lihat Romeo meninggal. Akhirnya dia sedih dan berakhir minum racun yang sama. Mereka meninggal dan cinta mereka abadi."
"Ide yang bagus, Kal." Visha menjentikkan jarinya senang. "Kalo gitu sekarang kita bagi tugas, oke?"
"Oke."
"Gian sama Kalya nyari referensi naskah dari google. Aileen yang ngeringkas naskah jadi lebih simpel, karena kita pun tau kalo dia ratunya drama. Jadi nyusun adegan kayak gitu mah gampang." Visha melirik Aileen sekilas yang dibalas gadis itu dengan senyum pongah, "Dan Ge sama gue yang tugas ngetik."
"Gue nggak terima pokoknya," Aileen berseru protes. "Kenapa selalu Ge yang harus ikut ngetik sama lo. Apa jangan-jangan lo menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan cinta ya, Vish?"
"Bukan gitu, Len."
"Terus apa?"
"Karena dia adalah orang yang paling nggak berbakat di sini. Jadi dia mungkin cuma bisa ngetik."
"Vish lo kok gitu sih?" Ge bertanya kecewa. Wajahnya yang dibuat-buat menjadi sedih membuat Aileen bergidik jijik.
"Emang fakta kan. Udahlah yang penting semua dapet tugas. Ayo kerjain biar selesainya nggak lama."
"Tapi gue masih nggak terima ya, Vish."
"Lo itu kenapa lagi sih, cewek bodoh," gerutu Gian berdecak malas.
"Masa kalian semua pada berdua gue sendiri? Nggak adil dong." Aileen mencebikkan bibirnya kesal.
"Kenapa nggak adil? Bukannya udah takdir lo ya buat jadi jomblo dan penyendiri seumur hidup?" Lagi-lagi Ge memulai masalah.
"Ge, bacot lo itu nggak guna tau nggak?! Awas aja besok ngajak ngomong gue, jangan harap gue jawab?!" Aileen melengos ngambek.
"Udah dong! Ini kenapa sih kalo kita mau mulai pasti kalian bertengkar terus." Visha menggeleng lelah.
"Yaudah dong nggak usah cemburu, say." Balas Aileen.
"Siapa yang cemburu?!"
"Lo lah siapa lagi?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Brokenheart Syndrome [END]
Teen FictionAileen Claretta. Seorang gadis yang menderita Brokenheart Syndrome sejak ia berumur empat belas tahun. Tak ada satu pun yang tau tentang itu. Aileen menyimpan semua sendiri. Terkadang, ia hanya membagi hal tersebut pada cahaya bulan yang seringkali...