PART 43: Pergi?

822 67 3
                                    

Setelah pulang sekolah, Visha dan Ge langsung menuju ke rumah sakit setelah dikabari oleh Sana bahwa Aileen sudah sadarkan diri. Sekarang ini Visha tengah berdiri gugup di depan kamar inap Aileen. Bagaimana tidak? Akhirnya setelah tertidur beberapa hari, Aileen mulai membuka matanya. Dan ini kali pertama Visha akan kembali berbicara dengan Aileen sejak kejadian malang itu terjadi.

"Lo itu kenapa, sih?" Ge bertanya geram, pasalnya sedari tadi Visha tidak segera membuka pintu.

"Gue takut Aileen lupa sama gue." Visha malah jadi cemas sendiri.

"Aileen itu kena tusuk, bukan amnesia." Ge menjitak kepala Visha pelan, "Otak lo lama-lama jadi bego tau nggak?!"

"Ya itu mah karena gue gaulnya sama lo." Visha melemparkan kesalahan.

"Udahlah, semua salah itu mesti ada di gue." Ge bersungut-sungut.

"Itu tau," ujar Visha kemudian memberanikan untuk membuka pintu.

Saat pintu sudah terbuka lebar, terlihat Aileen yang sedang memainkan ponsel. Gadis itu sepertinya tidak menyadari kehadiran Ge dan Visha. Terlihat dari mata Aileen yang tidak teralih dari layar canggih di depannya itu. Lalu Visha masuk diikuti oleh Ge yang langsung menutup pintu.

Suara pintu tertutup akhirnya mampu membuat Aileen mengangkat kepalanya. Ia hanya memperhatikan Ge dan Visha yang saat ini sudah duduk di samping ranjang.

"Halo, Aileen." sapa Visha riang.

Aileen tidak membalas. Ia malah mengernyitkan dahinya bingung.

"Heh! Disapa malah diem aja. Udah bisu apa gimana?" Ge menegur dengan mulut pedasnya. Ia memang tidak tau situasi.

"Kalian siapa?" Pertanyaan dari Aileen membuat Visha dan Ge terperangah kaget. Tidak mungkin kan Aileen betulan amnesia?

"Len, nggak usah bercanda deh?!" Visha berkata serius.

"Kalo sampe lo bohong, gue pukul beneran tuh pala. Biar amnesia seumur hidup!" ancam Ge yang sayangnya tidak bisa mengubah raut wajah Aileen yang masih bingung.

"Saya beneran nggak kenal kalian. Jadi kalo kalian nggak mau saya teriakin maling, silahkan keluar," usir Aileen dengan logat yang sangat halus.

Visha dan Ge makin merasa kalau Aileen memang tidak sedang berbohong. Coba kalian pikirkan, sejak kapan Aileen Claretta sahabat mereka menjadi sekalem itu? Bahkan kalau dijelaskan menggunakan rumus, caranya tidak akan pernah bisa ditemukan. Yah, kecuali Aileen memang benar-benar lupa ingatan. Jadi dia meninggalkan jati dirinya yang bar-bar dan hijrah menjadi anak baik-baik.

"Jadi lo beneran amnesia, nih?" tanya Ge dengan ragu. Ia terlihat canggung karena Aileen tidak mengenalinya.

"Saya nggak tau. Tapi saya merasa kalo nggak pernah kenal sama kalian." Aileen berujar kalem, suaranya lembut sekali.

Mendengar itu Visha langsung berdiri tidak terima, "Len, lo beneran nggak inget gue? Jahat banget sih. Kita itu sahabat, andaipun lo amnesia, harusnya lo inget gue. Gue wajar kalo lo lupa sama Ge. Wajah jeleknya itu memang patut buat dilupain. Tapi kalo gue?"

Ge mendesis tajam mendengar celotehan Visha. "Aileen amnesia karena sifatnya nular ke lo, Vish." sahutnya enteng.

Visha tak menghiraukan Ge. Ia malah mendekati Aileen, kemudian meneliti dengan benar mata Aileen apakah ada kebohongan di sana.

Aileen refleks memundurkan kepalanya, "Maaf, jangan deket-deket saya. Saya nggak kenal kamu," ujarnya sambil diam-diam menekan tombol darurat.

"Nggak kenal lo bilang?" Visha berseru seraya mengguncangkan tubuh Aileen agak keras agar sang sahabat bisa kembali mengenalinya. "Gue itu sahabat lo, Aileen. Visha, gue Visha."

Brokenheart Syndrome [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang