PART 29

511 66 3
                                    

Aileen berjalan lesu memasuki kelas XI IPA 1. Seketika perhatian semua murid langsung teralih padanya. Aileen balas memandang mereka sejenak kemudian kembali melanjutkan langkah.

Gadis itu mengernyit bingung ketika melihat Visha meletakkan kepalanya di atas meja. Sungguh tidak biasa.

Aileen duduk kemudian mencoba untuk membangunkan Visha yang mungkin saja tengah tertidur. "Vish, bangun oy! Tumbenan banget sih lo tidur," seru Aileen di telinga Visha.

"Pergi! Gue muak sama lo." Suara parau Visha terdengar tanpa adanya pergerakan dari gadis itu.

Aileen tentu saja merasa kaget dengan apa yang baru saja Visha katakan. Tapi gadis itu mencoba untuk tetap tenang dan berpikir positif.

"Nggak usah bercanda, deh."

Tanpa diduga Visha langsung mengangkat kepalanya menatap Aileen tajam, "Gue nggak bercanda. Sekarang ini gue bener-bener muak sama lo."

Ge yang menyadari akan perbedaan tingkah Visha berinisiatif untuk ikut nimbrung dalam pembicaraan, "Kenapa sih ribut-ribut?"

"Ge, lo duduk samping gue dong," mohon Visha memelas, "Gue nggak punya temen selain lo."

Aileen spontan melebarkan mulutnya tatkala mendengar Visha berkata seperti itu. Ia tidak menyangka Visha serius tentang ini.

Apa kesalahan yang telah Aileen perbuat hingga Visha berubah menjadi sosok yang sungguh berbeda? Apa Aileen telah bersikap keterlaluan?

Dari kelas sepuluh Aileen dan Visha memang sudah bersahabat. Mereka jarang sekali bertengkar kecuali hanya karena hal-hal yang remeh. Seperti berebut cowok ganteng Korea Selatan atau perihal berdebat mana diantara drama terbaik, yang berasal dari Korea atau yang berasal dari China.

Kalaupun bertengkar, mereka tidak pernah meluapkan kemarahan satu sama lain. Mereka hanya akan saling diam pada hari itu kemudian kembali mengobrol dan bergurau seperti biasa pada hari selanjutnya tanpa harus ada kata maaf.

Tapi kali ini berbeda. Visha terlihat benar-benar marah pada Aileen. Namun sayangnya Aileen masih tidak tau penyebabnya.

Aileen dengan terpaksa berdiri dari tempat duduknya, "Lo duduk sini Ge, biar gue duduk di depan sana." Tutur Aileen pada Ge seraya menunjuk tempat duduk kosong di barisan paling depan.

Ge hanya mengangguk seadanya. Ia tau pasti terjadi sesuatu pada Visha hingga gadis itu berubah. Jadi, keputusan Aileen untuk pindah tempat duduk adalah keputusan terbaik untuk sementara ini.

Ge langsung mengambil tempat di samping Visha. Ia memperhatikan gadis itu dengan seksama, "Lo ini kenapa?"

Visha mengangkat kepalanya dengan malas, "Emang gue kenapa?" tanyanya dengan ekspresi yang tak terbaca.

Ge tau ini pasti ada hubungannya dengan kejadian di kantin sewaktu istirahat tadi.

"Kenapa lo ngusir Aileen kayak gitu? Dia buat salah ke lo?"

"Iya, gue benci sama dia." Visha mengatakan itu sambil mengalihkan pandangannya dari Ge. Ia enggan menatap cowok itu.

"Bohong, lo nggak bisa benci sama Aileen. Gue tau itu." Ge meremas bahu Visha pelan memaksa gadis itu untuk kembali menatapnya, "Jujur sama gue, lo kenapa?"

Visha menggeleng gusar, "Gue nggak tau. Tapi rasanya gue kayak nggak pantes aja jadi temen Aileen, Ge." ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

"Kenapa lo ngrasa begitu?"

"Lo lihat kejadian di kantin tadi? Dia jelas nggak mau gue tolongin karna gue nggak tau apa-apa tentang dia." Suara Visha terdengar parau. "Tapi dia mau waktu Gian dateng dan nolongin dia. Gue rasa Gian lebih pantes jadi sahabat Aileen ketimbang gue yang nggak tau apa-apa tentang dia."

Brokenheart Syndrome [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang