Bodoh!
Jaemin ingin mengutuk seseorang dan ia tahu siapa yang harus ia kutuk.
Song Mino. Iya, Jaemin rasanya ingin mengutuk pria Song tua ini dengan segala sumpah serapah yang ia bisa. Gemas sekali rasanya melihat bagaimana rasa cemburu kini bahkan menguasai diri Mino sepenuhnya.
Kalau saja Jeno ada disini, saudara kembarnya itu akan dengan senang hati memukul bahkan memaki Mino tanpa fikir panjang lagi.
Dan Jaemin hanya bisa menyabarkan diri, berusaha untuk tidak berlebihan menghadapi keegoisan kedua orang tuanya yang justru semakin membuat mereka terlihat semakin bodoh dihadapan anak-anaknya sendiri.
"Kenapa pi? Papi cemburu?" Tanya Jaemin to the point. Sikap santainya bahkan berhasil membuat Mino mendengus.
"Kamu ngomong apa sih Na, siapa sih yang cemburu? Papi tuh bukan anak kecil kaya kamu sama Jeno" Balas Mino dengan sombongnya yang justru membuat Jaemin mendecih lagi. Kedua alisnya kemudian bertaut menandakan ketidaksukaannya pada sikap Mino yang menurutnya terlalu bertele-tele.
"Kalo ga cemburu ngapain papi repot-repot anter jemput mami?" Tanya sebuah suara yang Jaemin tahu milik siapa. Mino yang kemudian menoleh mematung ketika Jeno sudah ada di sisi bagian pagar yang lain. Jaemin mendengus diam-diam begitu Jeno yang mulai menyeringai melirik kearahnya. Mino yang mendapat serangan verbal tanpa aba-aba ini hanya mematung tanpa suara. Jeno yang melihatnya mendecih melihat reaksi Mino yang terpojok.
"Kenapa pi? Jatuh cinta lagi bukan sama mami?" Tanya Jeno lagi, yang dengan lancang menanyakan perasaan orang tua yang tidak seharusnya ia masuki. Jaemin bahkan sudah melotot kearah Jeno. Memberikan kode pada saudaranya itu kalau Jeno sudah keterlaluan.
Sementara Mino yang mendengarnya hanya mematung. Tidak percaya mendengar tuduhan-tuduhan yang nyata nya memang memerangkap jiwa nya selama ini.
Apa mungkin Mino cemburu? Tapi bagaimana bisa ia cemburu. Ia bahkan masih memiliki Jisoo dan sudah merasa nyaman dengan perempuan itu.
"Jeno..."
"Jeno diam!" Sentak Jaemin yang kemudian dibalas cengiran sinis dari bibir Jeno. Mino yang melihatnya hanya mendesah gamang ditempatnya. Permusuhan yang jelas-jelas ditunjukan oleh putra nya ini benar-benar membuat Mino mati kutu.
"Asal papi tau aja, om CEO yang jemput papi barusan kayanya dia ada rasa sama mami" Sahut Jeno yang dengan sengaja memanasi Mino. Jaemin hanya mendesah tidak percaya dengan apa yang baru saja Jeno katakan.
"Kalian ga tau siapa Jung Leo, dia bukan pria baik-baik" Sahut Mino akhirnya. Jaemin melebarkan kedua matanya, mulai jengah dengan alasan-alasan tidak masuk akal yang keluar dari bibir papi nya ini sementara Jeno kemudian menyeringai.
"Asal dia bukan suami orang, Jeno ga masalah"
"Song Jeno?!" Seru Mino yang kemudian dibalas decihan sumbang dari bibir Jeno. Jaemin yang beberapa kali menoleh kearah Mino lalu menatap Jeno kemudian menarik nafasnya.
"Seenggaknya mami ga jadi perusak dalam hubungan orang lain, itu bagus kan"
"Jeno shut youre fuck mouth!!" Titah Jaemin yang mulai tidak sabar menghadapi ucapan-ucapan sinis dari bibir Jeno.
"Nana watch youre words boy!" Tegur Mino dengan satu alis terangkat. Jeno kemudian menyeringai puas ditempatnya. Mino yang kemudian menarik nafasnya menghempaskannya dengan helaan yang begitu berat.
"Jeno ... Kamu masih marah sama papi? Papi minta maaf" Sahut Mino akhirnya, kedua matanya yang mengerjap menatap lurus kearah Song Jeno yang memandangnya untuk beberapa detik sampai pria muda itu kemudian melengos dengan decihan sepanjang tolehan kepalanya. Mino yang melihatnya hanya menarik nafasnya kelu.
KAMU SEDANG MEMBACA
OHANA [ FIN ]
FantasyKeluarga bagaikan cabang-cabang disetiap pohon, kita tumbuh ke arah yang berbeda-beda namun akar kita tetap satu -OHANA- a Minrene and Nomin story ©ziewaldorf