37 | Choice

1.1K 149 25
                                    

Pernah merasakan tidak bagaimana sakitnya jatuh lalu tertimpa oleh tangga? Sebetulnya itu kiasan semata. Pada kenyataannya itu hanya sebuah peribahasa. Jangankan tertimpa tangga, sudah jatuh saja rasanya sakit luar biasa.

Dan Irene sedang merasakan fase itu. Fase dimana kehidupannya yang jatuh lalu ditimpa oleh kejatuhan yang lain. Bencana yang datang tiada henti, cobaan yang hadir silih berganti. Hidupnya seakan tidak berujung, tidak ada celah bahagia yang bisa ia lihat.

Gelap dan kelam.

Dan ia tidak tahu sampai kapan nasib dan takdir menyakitkan ini akan memayungi jalan hidupnya.

Berawal dari perselingkuhan yang Mino lakukan, penghianatan Jisoo yang berujung dengan keputusan paling pahit yang ia ambil dalam hidupnya.

Bercerai dari Mino. Mengakhiri kehidupan pernikahannya dengan Mino. Dengan pria yang masih setia mendiami hati Irene bahkan sampai saat ini.

Awalnya Irene fikir hidupnya yang kelam akan berakhir tapi kecelakaan yang menimpa Jaemin kembali membuat pertahanannya goyah lagi.

Dan sekarang? Dunia seolah senang sekali memporak porandakan pertahanannya yang paling akhir. Irene seolah dipaksa untuk jatuh dan dipaksa kembali berdiri. Lalu dihantam sedemikian rupa lalu ia kembali jatuh dan harus kembali berdiri.

Ironis.

Tuhan memang senang sekali mengujinya bukan? Mungkin Tuhan fikir Irene sekuat itu. Tapi pada kenyataannya Irene juga perempuan biasa. Yang akhirnya ingin menyerah.

Ia lelah. Ia .. Sudah lelah dengan hidupnya yang seperti ini.

Rasanya hidup Irene jauh sekali dari kata bahagia. Semuanya gelap, dan kelam.

"Rene .. " Usik Leo yang akhirnya sanggup membuyarkan lamunan Irene yang tidak tentu arah. Perempuan Bae itu memang tengah melamun, duduk berdampingan dengan Jung Leo didepan kamar rawat Jaemin hanya raga nya yang disana. Fikirannya, melayang tidak tentu arah.

"Selalu ada kemungkinan untuk sembuh, karena Tuhan pasti menciptakan obat untuk semua penyakit" Ucap Leo pelan. Lalu terdengar deru tarikan nafas perlahan dari bibir pria Jung itu.

Sementara Irene hanya mengulum senyuman miris ditempatnya. Ucapan Leo memang benar, memang begitu adanya. Sebuah kalimat penghiburan umum yang sangat logis disampaikan.

Tapi bukan itu yang Irene fikirkan. Ia sangat lelah.

"Aku akan coba mencari informasi pendonor yang bisa membantu penyembuhan penyakit Jaemin --"

"Tidak" Balas Irene, cepat-cepat. Yang membuat tatapan Jung Leo mengarah padanya.

Bae Irene tersenyum kecil kearah pria itu. "Tidak perlu. Biar Mino dan aku yang mengurusnya"

"Rene .. "

"Aku tidak ingin berhutang budi semakin banyak padamu" Jawab Irene, dengan kalimat sesederhana mungkin.

Tapi sanggup membuat torehan luka kecil pada ujung hati seorang pria Jung itu. Irene kemudian melengos, menatap kearah pintu masuk yang menampilkan dua malaikat kembar nya yang saling tersenyum kearahnya.

Perempuan itu berdiri, menyambut kedua nya dengan senyuman secerah mentari. Seolah semua lara yang baru saja Leo saksikan luruh dengan hanya kehadiran dua pria muda itu.

Dibelakang punggung ringkih itu Jung Leo menyeringai, lalu mengulum senyum tatkala tatapan Jeno mengarah padanya. Senyuman yang menjadi tameng atas torehan luka yang baru saja Irene lakukan.

Pada akhirnya, Leo ... Hanya mampu menatap perempuan itu dari jauh. Membantunya dari jangkauan yang ia bisa.

Dan ia terlalu pengecut untuk melangkahkan kakinya lebih jauh lagi.

OHANA [ FIN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang