23 | Confession

1.3K 178 154
                                    

Wajah Irene berubah, seketika. Campuran antara jijik dan puas, ia jijik mendengar bagaimana cara Kim Jisoo memanggil nama Mino. Ah tapi sudahlah, kenyataan tetaplah kenyataan. Irene hampir saja lupa kalau pria yang kini duduk disampingnya ini, adalah mantan suaminya. Yang tergoda dengan sahabatnya sendiri. Tapi Irene puas, setelah secara tidak langsung memberi kabar pada Kim Jisoo -kekasih mantan suaminya itu kalau mereka tengah bersama. Satu mobil, duduk bersisian.

Seandainya Irene bisa melihat wajah Jisoo saat ini. Tentu sebuah kebahagiaan tersendiri baginya.

Mino yang kemudian menghentikan mobilnya terdiam begitu panggilan di ponselnya terputus.

Irene? Tertawa puas dalam hati. Tapi wajahnya berkata lain, perempuan Bae itu hanya menolehkan kepalanya dan menatap Mino dengan wajah bingung.

"Kenapa No? Dimatiin?" Tanya Irene, padahal jelas ia tahu jawaban dari apa yang baru saja ia tanyakan. Mino yang mendengar kalimat Irene barusan menelan ludahnya, kelu. Perasaannya campur aduk, hatinya seolah dipermainkan dari berbagai sisi, dan jangan lupakan kepalanya yang rasanya mau pecah.

Jisoo pasti marah padahal Mino sendiri tengah bersiap untuk mengkonfrontasi perempuan itu. Dan Irene yang sepertinya tidak suka dengan apa yang baru saja terjadi.

"Yeah" Balas Mino pendek. Tanpa menjelaskan pun ia yakin Irene sudah tahu maksudnya. Perlahan ia menyalakan kembali mobilnya, membiarkan ponsel nya tergeletak begitu saja didepan matanya sementara Irene hanya menarik nafasnya.

"Nanti kamu drop aja sampe depan rumah Seunghoon, terus kamu samperin Jisoo. Beresin urusan kalian" Ucap Irene. Santai dan lalu melengos menatap jendela mobil. Song Mino menarik nafas nya secara perlahan.

Bisa-bisa ia terkena serangan depresi kalau hidupnya terus menerus seperti ini.

"Engga Rene ... Aku mau ketemu anak-anak"

"Nanti aku yang jelasin sama mereka No, aku rasa mereka juga butuh waktu__"

Mino yang mendengar kalimat barusan yang terdiam. Mungkin Irene benar, Jeno dan Jaemin bisa saja begitu sakit hati saat ini. Terlebih setelah apa yang sudah Jisoo lakukan pada mereka, seolah memberi isyarat kalau tidak seharusnya Mino perduli pada anak kandungnya.

Mino tidak habis fikir bagaimana bisa Kim Jisoo melakuan semua ini? Bagaimana bisa perempuan itu dengan lancangnya mengirim pesan pada Nana mengatasnamakan dirinya dan memberikan balasan yang sungguh-sungguh menyakitkan.

"Maaf Rene .... Untuk kata-kata yang Jisoo kirimkan--"

Bae Irene menghela nafasnya sebelum ia menjawab, perempuan itu hanya memandang kegelapan malam dengan kelu. Perlahan ia menyeringai saat jantungnya yang bahkan masih terasa sakit saat kembali mengingat barisan kalimat yang Jisoo kirimkan.

"Aku tahu dia cemburu No, dan bilang sama Jisoo, buang jauh-jauh rasa cemburunya karena aku juga udah ga ada rasa apapun sama pacar nya. Mungkin ini saatnya kita perjelas status kita" Sahut Irene, dengan semburan emosi yang kembali naik.

Mino yang mendengarnya menggelengkan kepalanya. Sisi feminis Irene benar-benar sering membuatnya terjebak. Mati kutu.

"Rene ....--"

"Kita sudah berakhir No, kamu fokus dengan hubunganmu dan aku akan berusaha buka hati aku---"

CITTTT

Bae Irene menolehkan kepalanya dan mendelik tajam kearah Mino yang mematikan mesin mobil sembarangan. Pria Song itu bahkan membiarkan mobil berhenti di sisi jalanan.

"Tidak ada yang salah dengan kalimatku Song Mino, tidak usah berlebihan karena itu memang fakta" Decih Irene yang mulai muak dengan sikap-sikap Mino yang seperti ini.

OHANA [ FIN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang