33 | a Million Tears

1.4K 190 67
                                    

PS : play lagu nya di detik-detik terakhir yah.. Semoga menambah moment ^^

Kalian tahu bagaimana cara menyatukan vas bunga yang sudah hancur? Satukan perlahan, dengan hati-hati. Dengan ketekunan luar biasa. Silahkan kembalikan kepingan itu menjadi bentuk yang seharusnya dan rekatkan dengan lem yang paling canggih.

Apa akan terlihat sama? Tentu saja tidak. Itu buktinya manusia tidak akan pernah mampu membalikan keadaan, manusia tidak akan pernah bisa menikmati kenangan buruk yang sudah terjadi. Terlebih kenangan buruk akibat ulah tangannya sendiri.

Vas hancur itu mungkin akan kembali pada bentuknya yang semula tapi dengan tampilan yang berbeda.

Begitu juga dengan hati manusia. Setitik luka yang ditorehkan mungkin bisa diabaikan, tapi tidak akan pernah bisa dilupakan sampai kapanpun.

Hati, kepercayaan dan cinta. Yang sudah hancur, yang sudah rusak mungkin akan kembali tapi dengan rupa yang berbeda.

Semua tidak akan pernah kembali sama. Semuanya tidak akan pernah sama.

Song Mino tahu hal itu. Ia sadar, sepenuhnya sadar keadaan tidak akan pernah kembali sama. Keutuhan keluarga nya tidak akan pernah terasa sama manisnya. Tidak akan pernah sehangat dulu.

Tapi demi Nana, Mino berusaha menarik semua kenangan kehangatan keluarga nya yang dulu. Walaupun ia tahu rasanya mustahil ia percaya, Tuhan selalu memberikan jalan pada setiap mahluknya yang memiliki niatan yang baik.

Dan disinilah ia, duduk sendirian. Didepan ranjang Jaemin. Tanpa suara, hanya deru nafasnya yang seolah bersahutan dengan bunyi oxymeter yang terus berdetak menampilkan gelombang garis yang membentuk kurva-kurva.

Mino sekali lagi menatap kearah putra kandungnya yang kini tertidur.

"Hey Boys ... Ini papi" Ucap Mino dengan suara bergetar, pandangan matanya terus menatap kearah Jaemin dengan awas. Berharap pria muda itu bergerak, atau apapun yang bisa membuatnya tenang.

"Kamu lagi main kemana Na? Ini udah satu minggu, ko masih belum pulang juga. Nana ... Ga kangen sama Papi? Sama Mami? Sama Jeno? Kita semua kangen sama kamu Na.." Sahut Mino bermonolog tidak tentu arah. Kepalanya menunduk menahan air mata yang hendak melesak keluar dari retina mata.

Ia tidak boleh menangis. Nana tidak boleh mendengarnya menangis.

"Nana tahu .. Mami sama papi, sama Jeno udah kangen sama suara kamu, sama cerewetnya Nana. Kita semua kangen Na .. Ayo bangun Na"

"Papi minta maaf, papi ... Papi udah buat Nana jadi kaya gini"

"Sudah cukup Na ... Jangan hukum papi seperti ini" Sahutnya parau. Dadanya sesak seiring dengan seru nafasnya yang mulai tidak beraturan. Air mata yang mati-matian ia tahan akhirnya melesak keluar tanpa bisa ia hindari.

Mino mematung dengan jantung bertalu. Rasanya sakit sekali. Hidungnya bahkan sulit untuk sekedar bernafas.

"Bangun Na... Papi butuh kamu. Katanya kamu mau bantuin papi, biar papi sama mami bisa kembali ..."

"Jaemin... Jangan siksa papi seperti ini sayang .... " Dan Mino bahkan tidak sanggup lagi melanjutkan ucapannya. Hanya air mata yang kini mengambil alih semua luapan perasaannya. Tangannya yang kini menggenggam erat jemari Jaemin bahkan bergetar. Kepalanya tertunduk bersamaan dengan tumpahnya air mata yang entah untuk yang keberapa kali.

Rasanya Mino bahkan tidak tahu kenapa banyak sekali air mata yang ia miliki saat ini. Ia jarang sekali menangis, bahkan ketika putusan perceraian dijatuhkan Mino sama sekali tidak menangis.

Hatinya memang sakit tapi untuk menangis rasanya itu berlebihan.

Tapi kali ini rasanya ia berubah menjadi sosok yang cengeng. Air mata bahkan bisa dengan mudahnya jatuh hanya dengan duduk berdekatan dengan Jaemin yang tertidur.

OHANA [ FIN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang