Seorang laki-laki dengan balutan switer berwarna cream dengan celana pendek selutut,duduk diatas atap rumahnya ,ia masih bergelut dengan pikiran yang menghantuinya tentang Ayla.
Bagaimana jika Ayla benar-benar bisa membuktikannya ,ia benar-benar tidak sanggup jika harus pergi dari kehidupan Ayla.
"Gak..apapun yang terjadi gue gak bakal ngelepasin Lo semudah itu " yakin Rere pada dirinya sambil sesekali menatap fotonya dengan Ayla.
"Lo tau ay,gue gak sebangsat yang Lo kira"
"Disisi mana Lo Mandang gue licik sih ay" ujarnya Kemudian tersenyum licik melihat foto kebahagiaan nya dengan Ayla.
********************
Dilain tempat, Andres tengah menikmati makan malam bersama keluarganya.
Keluarga ini nampak bahagia tanpa kekurangan kasih sayang sedikit pun.
" Andres, gimana dengan sekolah kamu,lama mama tidak mendengar kamu Menyumbang kan prestasi lagi"
Tanya Risa mamanya Andres,yang kini sedang mengambil beberapa lauk pauk untuk dimakan.
"Baik ma,mau aja sih nyumbangin prestasi tapi sekolah lagi gak ngadain acara atau kegiatan ma"
Inilah Andres ia akan menjadi seorang tak tersentuh jika berhadapan dengan orang lain,dan akan menjadi Andres yang ramah,sopan,dan banyak bicara jika tengah bersama dengan keluarganya.
"Mama sih berharap kamu keterima yah di universitas Indonesia yang seperti kamu janjikan dengan mama dulu"
Seketika Andres terdiam mematung yang membuat mama Andres menatap putra nya itu heran.
Terlihat raut kebingungan dari wajah Andres.
"Tapi ma, Andres gak mau nentuin nya sekarang"
"Loh..kenapa"
"Bukannya kamu udah janji sama mama"
"Andres masih binggung ma"
"Jangan binggung gitu ndres"saran Bram papanya andres yang hanya duduk santai menikmati makanan Nya sesekali mendengar obrolan anaknya dan wanita paruh baya itu.
"Entahlah lah paa..maa.., semua yang Andres cita-cita kan itu lenyap seketika"
"Kenapa bisa begitu.."
"Andres udah gak bisa fokus maa"
Sedangkan mama dan papanya Andres hanya saling menatap mengekspresikan bahwa mereka sama-sama tidak mengerti dengan maksud anak tunggalnya ini.
"Ada yang menggangu pikiranmu..?"
"Iya pa"
Bram hanya menaikkan sebelah alisnya,wajah datar itu mengekspresikan tanda tidak paham akan yang terjadi pada anak tunggalnya itu.
"Apa yang menggangu pikiranmu..?"
"Seseorang gadis paa.."
Ting..sendok yang berada ditangan Bram itu pun terlepas,lalu ia menatap manik mata Andres tajam.
"Maksud muu..?"
Kini suasana nampak serius Semuanya saling menatap,menatap Andres untuk meminta penjelasan.
"Mama gak percaya,kamu bisa mengabaikan mimpi-mimpi karna seseorang , selama ini bukan nya kamu tidak peduli dengan siapapun kecuali keluarga mu"
"Papa juga ndres, kamu tidak boleh egois ndres hanya karna kamu terjebak oleh perasaan gilaa itu lalu kamu mengorbankan masa depan mu,papa benar-benar tidak setuju ndres"
"Kamu punya masa depan nak, jadi jangan terbelengkai karna rasa"
"Kamu akan mendapatkan nya jika kamu bisa sukses"
Andres tertunduk kaku dan gugup,ia benci suasana seperti ini.
"Bukan itu maa..paa..maksud Andres,"
"Lalu apa..?"
"Entah kenapa Andres punya firasat untuk melindungi nya"
Papa Andres tersenyum remeh mendengar penuturan anak nya ini.
"Sepenting apa dia bagimu..?""Sekarang dia bukan apa-apa,tapi Andres ingin menjaga nya"
" Kamu seperti seolah-olah udah dewasa ndres, menjaga dirimu sendiri saja kamu tidak bisa" ujar papa Andres kecewa dan berlalu pergi dari meja makan itu.
Sedangkan mama nya hanya memandang dua laki-laki itu sayu..
"Papa marah sama Andres maa..?"tanya Andres hati-hati.
"Kamu jangan bodoh nak, orang lain memang bisa menghancurkan cita-cita mu,tapi kamu jangan membiarkan nya" ujar Risa bijak.
"Tapi maaa.."
"Kamu tau sendiri papa mu kurang setuju jika karna seseorang kamu malah mengabaikan pendidikan dan kesuksesan mu".
"Mama saran kan ,kamu jangan banyak tingkah dulu ndres"
"Andres udah gede maaa"
"Sebesar apapun kamu, kamu akan tetap menjadi putra kecil kami yang tidak mengerti apa-apa"
"Tapi kapan Andres bisa seperti remaja lainnya maa"
"Tidak sekarang sayang" ujar Risa lembut sambil mengusap punggung Andres pelan..
Sepeninggal orang tuanya,Andres hanya diam dan melamun,ia memang salah, seharusnya ia tidak boleh membuat orang tuanya kecewa hanya gara-gara perasaan yang membuat malapetaka baginya itu.
'maafin Andres pah maaa.." batin Andres.
**************
Omegatt.. apa yang sedang terjadi guys,kenapa Andres begituuu??
Next👉