Happy Reading Guys❤
●
●
●
●
●Caramel baru saja sampai di rumahnya yang sangat sepi itu, masih ada Geovan yang mengikutinya berjalan memasuki rumah.
"Non." Panggil bi Siti.
Caramel yang sangat tidak memiliki mood yang cukup baik hanya menatap asisten rumah tangga keluarganya dengan tatapan bertanya.
"Hm, maaf non sebelumnya, bibi pengen bilang sesuatu ke non Amel." Ucap bi Siti dengan wajah serius.
"Bi, entar aja ya ngomongnya. Amel lagi gak mood ngomong sama siapa pun." Caramel berjalan pergi dari ruang tamu ke kamarnya.
Namun langkah Caramel terhenti karna Geovan yang menahan lengan Caramel.
"Dengerin dulu Mel, jangan kayak gini cuman gara-gara cowok." Ucap Geovan tegas.
"Gue gak mood Ge, gue pengen ke kamar sekarang juga." Ucap Caramel sambil berusaha melepaskan tangan Geovan dari tangannya.
"Enggak, lo harus dengerin dulu apa yang mau bi Siti omongin."
"Ish yaudah lepasin, bibi mau ngomong apa?" Ucap Caramel ketus.
"Yang sopan Mel! Ini bukan Amel yang gue kenal."
"Ini non. Hm, bibi mau bilang kalo den Elmanuel barusan di kabarkan kecelakaan." Ucap bi Siti sambil menunduk.
Caramel shock, Caramel tak percaya apa yang barusan di katakan oleh asisten rumah tangga keluarganya, Caramel lemas, ia tak kuat dan terjatuh di lantai.
"Mel."
"Ge, ini bohongkan? Bang Nuel baik-baik aja kan?"
"Mel, hey liat gue! Liat gue Mel!" Geovan pun ikut berjongkok di hadapan Caramel.
"Enggak Ge, gue gak percaya, gue harus telfon Bang Nuel, dimana ponsel gue?"
"Mel liat gue!!"
Caramel menatap Geovan dengan air mata yang sangat deras terjatuh di pipinya, Caramel sedang hancur saat ini.
"Jangan gegabah okey? Gue coba telfon bokap atau nyokap lo terus kita kabarin dulu mereka."
Caramel hanya membalas mengangguk dengan air mata yang masih menetes.
"Bibi tau rumah sakitnya dimana?" Tanya Geovan.
"Bibi tau den." Jawab bi Siti.
"Yaudah, bibi bisa ikut ke rumah sakitnya? Atau bibi mau kasih alamatnya aja ke Geo?"
"Bibi gak bisa ikut den, bibi harus pulang hari ini, jadi bibi mohon maaf sebelumnya bibi kasih alamatnya aja ya?"
"Yaudah bibi tulis di kertas aja bi." Geovan mengambil ponselnya di kantong seragam.
Bi Siti menulis alamat rumah sakitnya di kertas dan sementara itu Geovan menghubungi kedua orang tua Caramel.
"Gimana Ge?" Tanya Caramel lirih.
"Bokap lo gak aktif, nyokap lo juga gak diangkat-angkat." Ucap Geovan.
"Emang gak ada yang lebih penting dari perkarjaan mereka, kita langsung aja ke Bandung, gue takut abang kenapa-kenapa." Caramel berdiri dan menarik Geovan keluar dari rumahnya.
"Lo harus ganti baju dulu Mel."
"Gak sempet Ge, gue takut abang kenapa-kenapa."
"Tap--"
"Please Ge, yang gue punya sekarang cuman bang Nuel, kalo gak ada bang Nuel, gue sama siapa?"
Geovan pasrah, Geovan tak bisa memaksa Caramel untuk ganti baju karna Geovan tau pasti Caramel akan terus menangis lebih parah.
"Yaudah pake jaket gue." Ucap Geovan yang memberikan jaketnya pada Caramel yang sedang menghapus air matanya.
Caramel memakai jaket Geovan dan Geovan langsung menaiki motornya dan membantu Caramel untuk naik ke atas motornya, setelah itu Geovan baru menjalankan motornya meninggalkan rumah Caramel.
•~~~•~~~•~~~•
"Bang." Panggil seorang gadis yang baru saja memasuki kamar Arsen.
"Bisa ngetok?" Tanya Arsen dingin.
"Gak bisa." Jawab gadis itu yang tak lain adalah Bella, adik dari seorang Arsen.
"Ngapain?"
"Calon istri abang mana?" Bella berjalan menghampiri Arsen dan duduk di samping Arsen.
"Kenapa?"
"Di tanya malah nanya balik, jadi nikah?"
"Gak tau."
"Gimana hubungan abang sama kak Caramel?"
Pertanyaan Bella tadi membuat Arsen sadar bahwa hari ini dia belum mengabari Caramel sama sekali, dia langsung mengambil ponselnya dan menelfon nomor Caramel.
"Gak akan diangkat." Ucap Bella sambil memainkan ponselnya.
"Sok tau banget sih dek." Arsen masih menunggu panggilannya dijawab.
"Tadi kak Caramel ke sini." Arsen langsung menatap Bella kaget dan langsung mematikan sambungan telfonnya.
"Kapan? Kok abang gak tau?"
Bella tak ingin menjawab, dia masih bermain ponselnya sambil sedikit bernyanyi.
"Bella! Abang lagi ngomong sama kamu."
"Ngomong apa?"
"Kapan kak Amel kesini? Kenapa abang gak tau?"
"Tadi sore, dia nangis di pelukan aku. Sakit banget rasanya denger tangisan kak Caramel, abang kenapa jahat banget sih sama kak Caramel? Abang gak punya hati ya? Aku juga perempuan bang, gimana nanti kalau ada cowok yang nyakitin aku sama kayak apa yang abang lakuin ke kak Caramel."
"Kamu gak akan ngerti."
"Gak ngerti apa? Abang tau kalo abang itu udah sangat kelewatan, kenapa gak abang putusin aja kak Caramel sebelum pertunangan abang dilaksanain."
"Abang sayang sama kak Caramel, abang gak mau kehilangannya. Kak Caramel adalah cewek yang sebenernya rapuh tapi dia pura-pura kuat, abang salut sama dia. Abang bener-bener cinta sama kak Caramel dek, abang gak pernah mau ada di titik ini, dimana abang harus tunangan sama cewek yang sama sekali gak Abang kenal bahkan gak abang cintai. Ini seakan mimpi buruk buat abang. Kalo ada orang yang patut disalahkan atas semuanya, maka orang itu adalah Daddy, Daddy dengan egois yang sangat besar membuat abang harus kehilangan kak Caramel. Daddy egois hanya karna supaya perusahaannya naik daun dia tega ngejodohin abang dan ngejebak abang supaya tunangan sama cewek itu."
Bella tak bisa berkata-kata lagi, Bella hanya menatap abangnya dengan tatapan pilu, Bella tau ini semua berat untuk abangnya.
Bella bahkan tak tau soal perjodohan ini, Bella baru mengetahuinya saat dirinya hadir di acara pertunangan abangnya berlangsung, Bella sangat tau bagaimana perasaan abangnya terhadap Caramel.
Pernah saat itu Bella ingin memberitahukan Caramel tentang pertunangan abangnya, tetapi Bella sedang dalam keadaan tak beruntung karna abangnya mengetahui rencana itu dan memohon padanya agar tidak memberitahukan kepada Caramel, hingga akhirnya Bella mengalah untuk tidak memberitahu Caramel hingga Caramel mengetahuinya sendiri.
"Bella cuman mau yang terbaik buat abang, abang udah punya calon istri dan abang gak bisa selingkuhin kak Caramel. Kak Caramel sangat baik dan aku rasa abang udah harus mengakhiri hubungan abang dengan kak Caramel, sebelum hari pernikahan abang berlangsung." Ucap Bella sebelum pergi dari kamar milik Arsen.
Arsen membaringkan tubuhnya di tempat tidur, masih dengan tatapan kosong dan mata yang berkaca-kaca.
"Aku sayang banget sama kamu Mel."
•~~~•~~~•~~~•
🌟VOTE🌟

KAMU SEDANG MEMBACA
THE JOURNEY [END]
Novela Juvenil"Because this is reality not a beautiful dream" Tentang persahabatan yang dirangkai sejak masa SMP hingga sekarang. Walau berbeda kelas saat masa putih abu-abu tapi persahabatan ini tetap terjalin. Di mana nantinya masing-masing dari mereka menjalan...