Happy Reading Guys❤
●
●
●
●
●Caramel dan Geovan baru saja sampai di Tangerang saat menjelang siang hari, Geovan menyetir mobilnya menuju rumahnya terlebih dahulu.
"Kita mau kemana Ge?" Tanya Caramel bingung.
"Ke rumah gue dulu Mel, jemput adik gue." Jawab Geovan yang masih fokus menyetir.
"Hm, eh iya lo izin sekolahkan Ge?"
"Enggak, gue bolos."
"Lo mah goblok, udah kelas dua belas juga."
"Males nulis surat gue, biarin lah kalo lulus mah bagus kalo gak lulus juga enggak apa-apa."
"Gak ada otak kau."
Suasana hening, sampai akhirnya Geovan dan Caramel berhenti tepat di halaman rumah milik Geovan.
"Anjir, mobil lo banyak banget gila." Ucap Caramel yang melihat mobil-mobil di halaman rumah milik Geovan.
"Bukan mobil gue, mobil bokap gue."
"Hm, turun nih?."
"Lo di sini aja."
"Kenapa?"
"Ada bokap gue kayaknya, tuh mobilnya stay."
"Yaudah."
"Kalo lo udah liat adik gue keluar dari pintu rumah, tolong langsung bawa dia ke mobil abis itu kunci semua pintunya."
"Kenapa?"
"Ish, banyak nanya lo, udah tau ada bokap gue, ya pasti gue gak akan diizinin buat bawa Gladyss pergi."
"Yaudah-yaudah iya."
"Kalo lo liat gue gedor nih pintu kaca, lo harus langsung buka kunci nih pintu, inget pintu yg ini aja jangan semuanya."
"Iya Ge, udah sono, hati-hati."
"Iye." Geovan langsung membuka pintu mobil dan melangkahkan kakinya ke arah pintu masuk rumahnya.
Geovan tidak melihat Juan a.k.a Papa Geovan dan Gladyss, Geovan langsung melangkah kan kakinya ke kamar Gladyss.
Geovan mengetuk pintu kamar Gladyss dan tak lama kemudian, Gladyss membuka kan pintunya dengan tas ransel dipunggungnya.
Beberapa tas Gladyss dan Geovan yang berisi barang-barang penting dan barang-barang keperluan sekoahnya sudah Geovan taro di bagasi mobil terlebih dahulu sebelum berangkat ke Bandung.
Geovan langsung menyuruh Gladyss untuk mengikutinya secara pelan-pelan dan melangkah ke arah lantai bawah.
Belum sempat Geovan dan Gladyss sampai di bawah, suara Juan mengkagetkan mereka berdua, Geovan dan Gladyss membalikan tubuhnya menghadap Juan yang sedang berdiri dengan wanita baru yang dibawa ke rumahnya.
"Mau kemana kalian?" Tanya Juan.
"Mau pergi." Jawab Geovan datar.
"Kemana?"
"Kemana aja yang penting gak di rumah ini lagi."
"Kalau kamu ingin pergi ya silakan, tapi tidak mengajak Gladyss."
"Kenapa? Apa perduli anda dengan saya dan adik saya?"
"Oh tentu Papa perduli sama Gladyss karna dia anak Papa yang mau nurut sama Papa, gak kayak kamu yang cuman bisa bikin Papa emosi. Papa gak akan pernah perduli sama kamu, Geo."
"Yaudah, ayo dek." Geovan dengan santai menarik lengan Gladyss.
"GEOVAN!" Bentak Juan sambil ikut menarik lengan Gladyss.
"Aww sakit Pa, lepasin tangan Gladyss."
"Tidak akan, abang kamu yang harusnya melepas lengan mu Gladyss."
"Lepasih tangan anda tuan Juan Handoko Dirgantara!" Ucap tegas Geovan.
"Kamu yang harusnya melepas, kamu tidak punya hak atas Gladyss."
"Tentu saya punya hak, saya abangnya."
"Kamu hanya abang, Geovan. Papa adalah orang tua kalian."
"Orang tua apa yang membiarkan anaknya yang belum cukup umur untuk melihat kelakuan anda yang brengsek?!"
Plak
"JAGA BICARA KAMU GEOVAN!"
"kenapa? Anda tidak suka?"
"DIAM KAMU, SEKARANG LEPASKAN TANGAN GLADYSS, GEO!"
"Kalo saja Mama saya masih ada di sini, saya pastikan beliau akan mendukung perbuatan saya untuk pergi membawa adik saya dari rumah ini."
"Sayangnya Mama kamu sudah tidak ada Geo, kamu harus menerima kenyataan ini."
"Harusnya yang menerima kenyataan ini itu anda! Anda yang harus menyadari bahwa Mama sudah tenang di sana dan anda tidak perlu berkelakuan bejat seperti ini yang membuat kami membenci diri anda."
Juan diam sambil menatap Geovan tajam, sementara Geovan memberi kode pada Gladyss untuk segera lari dari sini dan langsung masuk ke dalam mobil miliknya.
Gladyss yang peka akan kode Geovan, dia langsung berlari pergi dari tangga menuju luar rumah dan bertemu dengan Caramel yang sepertinya baru saja ingin mengetuk pintu rumah.
Caramel yang melihat Gladyss yang sepertinya ketakutan langsung membawa Gladyss masuk ke dalam mobil milik Geovan.
Sementara di sisi lain, Geovan menahan Juan yang ingin mengejar Gladyss.
"Saya berjanji pada anda bahwa saya bisa membuat adik saya berkecukupan, jika memang adik saya merasa kekurangan dengan penghasilan saya. Saya berjanji pada anda bahwa saya sendiri yang akan membawa Gladyss ke rumah ini." Ucap Geovan tegas.
"Bisa kasih apa kamu sama Gladyss?"
"Saya akan kasih yang terbaik, saya gak punya waktu lama tuan Juan Handoko Dirgantara. Lebih baik kepergian saya dan Gladyss bisa membuat anda berubah menjadi Papa kita yang dulu sebelum Mama pergi ninggalin kita." Ucap Geovan sebelum beranjak menuruni tangga.
Satu anak tangga lagi Geovan menginjak lantai bawah, Geovan berbalik dan menatap Juan yang menatapnya.
"Saya gak bawa satu barang apa pun dari penghasilan anda, saya membawa mobil hasil jerih payah saya sendiri yang bahkan anda gak tau saya kerja apa yang bisa menghasilkan uang halal yang saya punya. Saya permisi." Ucap Geovan.
Geovan langsung berjalan cepat keluar dari rumah itu dan masuk ke dalam mobil, setelah itu ia menjalankan mobil itu meninggalkan halaman rumahnya.
Selama di perjalanan, Geovan diam membisu, sementara Caramel dan Gladyss yang melihatnya pun ikut terdiam.
Hingga akhirnya Geovan memberhentikan mobilnya di halaman rumah milik Caramel, baru lah Geovan berbicara.
"Dek, kamu ambil barang-barang kamu di bagasi, abang mau langsung pergi cari kontrakan." Ucap Geovan tegas.
"Entar aja sih Ge agak sorean, nanti sekalian gue temenin, sekarang masuk dulu istirahat." Ucap Caramel.
"Gak usah Mel, gue harus cepet-cepet nemu kontrakan buat gue sama Gladyss."
"Istirahat dulu Ge, tadi pagi lo jemput gue ke Bandung terus sekarang mau pergi lagi cari kontrakan, yang ada lo kecapean terus nanti sakit kan kasian Gladyss kalo harus ngurus lo sendirian."
"Iya bang, bener kata Kak Amel, abang istirahat dulu aja." Ucap Gladyss.
"Yaudah-yaudah, ayo masuk." Geovan lebih dulu keluar dari mobil.
Gladyss dan Caramel akhirnya ikut keluar dari mobil dan membantu Geovan mengambil tas miliknya dan milik Gladyss, setelah itu masuk kedalam rumah untuk beristirahat.
•~~~•~~~•~~~•
🌟VOTE🌟

KAMU SEDANG MEMBACA
THE JOURNEY [END]
Teen Fiction"Because this is reality not a beautiful dream" Tentang persahabatan yang dirangkai sejak masa SMP hingga sekarang. Walau berbeda kelas saat masa putih abu-abu tapi persahabatan ini tetap terjalin. Di mana nantinya masing-masing dari mereka menjalan...