Part 19

22 11 3
                                    

Happy Reading Guys❤





Tidur Caramel terganggu karna sebuah elusan lembut dirambutnya, Caramel yang sangat mengantuk mencoba membuka matanya dan mengumpulkan nyawa nya yang belum terkumpul sepenuhnya.

"Pagi." Sapa seseorang dengan suara yang serak.

"Hooh, pagi juga." Balas Caramel yang belum terlalu sadar.

"Kenapa bangun?" Tanya seseorang itu.

"Ish, lo yang ngelus rambut gue ya Ge, ah rusuh ah, gue tuh ngantuk banget tau." Jawab Caramel kesal.

"Ish, makanya bangun dulu kalo ngomong sama orang dek." Ucap seseorang itu.

Caramel melotot, menatap seseorang itu dengan tatapan tajam. Caramel menepuk-nepuk pipinya bahkan mencubit lengan yang sangat sakit ketika dicubit.

"Bang Nuel." Pekik Caramel dan langsung memeluk tubuh Elmanuel erat.

"Abang, Lea kangen banget." Ucap Caramel yang kini sudah menangis.

"Dek, abang sesak loh. Udah dong peluknya." Ucap Elmanuel lirih.

"Hehe, abisnya Lea kangen banget sama abang." Caramel melepas pelukannya dari Elmanuel.

"Kamu kenapa tidur di sini? Kenapa gak tidur di sofa sama mereka?"

"Ketiduran."

"Yaudah tidur lagi gih, masih jam setengah empat."

"Udah gak bisa, mau meluk abang aja sambil cerita-cerita."

"Cerita? Lea punya masalah?"

"Banyak, abang tau? Papa sama Mama gak bisa dihubungin sampe sekarang, bahkan saat abang butuh darah aja Papa sama sekali gak bisa dihubungin."

"Lagi sibuk kali dek."

"Abang tuh kenapa sih? Lea bukan lagi anak kelas tiga SD yang gak tau apa-apa dan gampang banget percaya sama ucapan seseorang. Lea udah gede bang, bahkan Lea tau abang juga ngerasain apa yang Lea rasain, kesepian, kekurangan kasih sayang, kekurangan perhatian dan lain-lain. Kita rasain sama-sama, tapi abang? Abang selalu belain mereka, abang selalu belain mereka yang sama sekali gak perduli sama kita."

"Le, bukan gitu. Mereka kerja saat ini tuh buat kita, supaya kita bisa makan. Supaya abang bisa kuliah, supaya kamu bisa sekolah dan supaya kebutuhan kita tercukupi.".

"Lea gak butuh semuanya bang, Lea butuhnya keluarga kita kayak dulu sebelum akhirnya Papa kenal dunia pembisnisan."

"Lea gak boleh kayak gitu, syukuri hidup kita yang sekarang ini, di luar sana banyak yang mau di posisi kita dek."

"Apa yang mau di syukuri? Orang tua yang gak perduli sama anaknya walau anaknya lagi mempertaruhkan nyawanya supaya bisa tetap hidup? Atau orang tua yang lagi berkerja keras mencari nafkah untuk anaknya yang sangat-sangat kekurangan kasih sayang dan perhatian?"

"Caramel Athaya Azalea Hernandez cukup!!" Ucap Elmanuel dengan nada tinggi dan menatap Caramel tajam.

Suasana hening, Caramel menangis namun ia membuang pandangannya ke arah lain, sementara Elmanuel masih menatap Caramel dengan tatapan tajamnya.

Caramel berdiri dari duduknya, Caramel beranjak ingin keluar dari ruangan itu secepatnya.

"Lea." Panggil Elmanuel yang melihat Caramel sudah membuka pintu ruangan.

Caramel mendengarnya, tapi untuk saat ini dia ingin sendiri. Dia terlalu kecewa atas Elmanuel yang membentaknya tadi.

Caramel terus berjalan melewati lorong rumah sakit yang sepi dan dengan cahaya yang kurang, Caramel takut sebenarnya tapi dia masih memutuskan untuk terus berjalan dan mengesampingkan rasa takutnya.

THE JOURNEY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang