12. Too Good to be True

1K 99 8
                                    

"Lucas?" Raut wajahnya yang semula terlihat kosong, kini terlihat lebih cerah. Senyum tipis mengembang di bibirnya.

"Kenapa?" Lucas menyusul duduk di sebelahnya. "Sedang ada masalah?" Pria tinggi itu menarik kembali maskernya hingga menutup mulut.

"Hm? Tidak ada."

Lucas menghela napas. "Baiklah. Aku akan menunggu hingga kau siap bercerita padaku. Tak perlu terburu-buru."

Soo Joo menoleh, "kenapa kau begitu percaya diri bahwa aku akan bercerita padamu?" Tanyanya seraya menahan tawa.

"Entahlah, Angel. Ku pikir karena hubungan kita kian dekat," jawab Lucas seraya bertukar pandangan dengan Soo Joo dan mengulas senyum kecil. "Hey, lain kali pakai mantel atau jaket tebal. Angin malam tidak baik. Kau mau jatuh sakit?"

"Mhm, terima kasih." Soo Joo tersenyum simpul.

Lucas mengalihkan pandangan dan berdeham pelan. "Jangan terlalu dipikirkan."

Soo Joo mengangkat sebelah alis, menatap figur samping pria berkebangsaan Hongkong itu dengan cermat. "Memikirkan apa?"

"Tentang Chanyeol sunbae-nim yang di kabarkan berkencan."

Sontak kedua alis tebalnya mengangkat karena terkejut. Bagaimana kamu bisa tahu? Batinnya bertanya-tanya. Namun, karena Soo Joo adalah Soo Joo. Dia akan tetap mempertahankan harga dirinya dan rasa gengsi yang tinggi. Gadis itu berdeham pelan, "tidak. Siapa juga yang memikirkan itu? Tidak penting sama sekali. Lagi pula, itu bukan urusanku," elak Soo Joo.

Lucas tertawa kecil. "Baiklah, anggap saja aku tidak mengatakan apapun. I play your games and act like I didn't know about your current feelings. Feel free, Soo Joo."

Soo Joo menoleh sekilas ke arah pria di sebelahnya, ia menggigit bibir bawahnya ragu. Sorry, Luke. Aku belum siap untuk menceritakannya padamu. I still need--

"I ain't forcing you to talk. Feel free and heal yourself." Tanpa perlu membuka masker yang menutupnya pun Soo Joo tahu, bahwa Lucas tengah tersenyum tulus ke arahnya. "Jika kamu sudah siap, aku disini untukmu."

Bahu Soo Joo yang semula menegang pun terlihat santai kembali, kini ia menoleh ke arah Lucas dengan senyuman. "Once again, thanks."

"Untuk?"

"Yeah, you know, lately you always stay by my side." --aku merasa tak lagi kesepian. Soo Joo mengalihkan pandangan pembicaraan karena tak ingin berada di situasi canggung lebih lama lagi. "Oh, anyway, kenapa tiba-tiba memakai masker?"

"Hanya berjaga-jaga agar tidak ada yang menangkap gambar kita berdua. Entah itu paparazzi atau penggemar fanatik. Yang jelas, aku butuh privasi untuk bertukar obrolan denganmu."

"Memangnya kenapa jika ada yang mengabadikan gambar kita berdua?"

Lucas, malangnya, harus menahan tawa karena rasa gemas yang mendera. "Jika mereka tahu bahwa aku dekat dengan Angelku, bisa bahaya. Kita tak bisa menghabiskan waktu bersama lagi. Kalau kau merindukan tetangga tampanmu ini bagaimana? Hm?"

"...hah?"

Untuk sepersekian detik selanjutnya, Lucas harus rela lengan atasnya yang mendadak menjadi samsak tinju bagi sang pujaan hati, sementara dirinya tertawa lepas dan berpura-pura meringis.

"Ibumu mengidam makanan apa saat mengandungmu dulu?" Soo Joo bergumam, menyudahi pukulan kecilnya pada Lucas dan menggeleng pelan. "Mulutmu manis sekali," cibirnya.

"Yes indeed. Wanna taste?"

"Lucaaas!"

Suara tawa Lucas mengalun merdu, ia harus rela menerima pukulan kecil bertubi-tubi dari Soo Joo. Setelah suasana kembali kondusif, Lucas berdeham pelan.

Against My Will | NCT's LUCASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang