Pagi ini terasa cerah, sangat, bahkan mentari yang menyapa tak begitu terasa terik dan semilir angin yang menusuk epidermis terasa begitu sejuk. Siapapun yang memulai paginya hari ini, terasa jauh lebih semangat karena cuaca yang mendukung, mungkin pengecualian bagi Park Chanyeol.
Pria berprofesi sebagai idola dan aktor itu termenung menatap lantai. Tatapannya terlihat kosong. Sejak menunggu kehadiran Suho hingga sang leader tiba, hanya mampu menghela napas, seolah tak ada gairah untuk hidup. Sehun dan Kai yang duduk di sekitarnya pun merasa jengah.
"Hyung." Kai menjadi orang pertama yang membuyarkan lamunan Chanyeol. "Ada apa denganmu? Kau terlihat, berbeda."
Chanyeol menggeleng. "Aku baik-baik saja." Ia membalas seadanya seolah tak ingin lebih lanjut. Kai tampak tak puas.
"Sungguh? Hubunganmu dengan Rosé sedang naik-turun, ya?" Tanya Kai, bersimpatik.
Chanyeol masih terdiam. Rosé, ya? Hah... aku bahkan tak pernah memikirkannya. Batinnya bergejolak, bahwa ia sama sekali tak menerima dengan rasa simpatik Kai. Demi apapun, Chanyeol sama sekali tak memedulikan gadis berkebangsaan Australia itu.
"Hoy, kau masih berkencan dengan Jennie?" Sehun memecah keheningan. Kai menoleh dan menggeleng. "Tanyakan sesuatu padanya, berbasa-basi, lalu tanyakan keadaan Rosé."
"Hey, kita sudah berakhir! Putus!" Kai tersulut emosi. Sehun mengangkat bahu acuh, membuat Kai berdecak pelan. "Sudahlah, jangan membahas hubungan masa laluku dengan Jennie. Lagi pula, bukankah aneh jika aku mendadak bertanya kabar Rosé? Bagaimana jika dia salah paham?"
Sehun mengangkat sebelah alis. "Kalian kan sudah berakhir, apa yang harus disalah pahami tentang itu?"
"Bagaimana jika dia berpikir bahwa Rosé adalah satu dari banyaknya alasan mengapa kita berakhir?!" Kai mendadak dramatis, menutup mulutnya dengan sebelah tangan dan sepasang mata yang melebar. "Bagaimana?!" Lalu mengguncang tubuh Sehun dengan kedua tangan.
"Hey!" Sehun menepis kedua lengan Kai. "Sudahlah, lupakan," gumamnya pasrah.
Chanyeol yang sejak tadi memperhatikan pembicaraan keduanya pun terkekeh. Sehun dan Kai menoleh, mendapati Chanyeol yang tertawa keras. "Astaga, lanjutkan perdebatan kalian. Aku menyukainya!" Ujar Chanyeol seraya tertawa dan menepuk objek apapun yang berada di sekitarnya.
Sehun dan Kai hendak protes tentang permintaan aneh dari Chanyeol, tapi melihat wajah hyung-nya yang kembali cerah, mengurungkan niat mereka untuk itu.
•••••
Suara alarm yang di aktifkan dari ponsel berdering nyaring, menyebar ke sepenjuru ruangan, berhasil membangunkan seorang pria asal Hongkong yang segera menonaktifkan alarm dari ponselnya dan melakukan peregangan otot pada tubuhnya yang terasa lemas dan kaku. Meneguk air putih hingga tandas, olahraga ringan sebelum bersiap untuk lari pagi--well, itu kebiasaannya setiap pagi.
Lucas, well Lucas. Dia telah siap dengan handuk kecil yang tersampir di tengkuk dan AirPods yang menyumpal sepasang telinganya. Pakaian santai a la olahraga, lengkap dengan sepatu running, Lucas menyugar rambutnya seraya bercermin. Mengedipkan sebelah mata dan tertawa. Dia siap untuk berlari pagi. "Look, gosh, I'm so handsome and hot. Aren't I, always?" Katanya percaya diri.
Setelah menghabiskan satu menit untuk bercermin lalu berlari pagi mengitari taman komplek, Lucas berpura-pura tak peduli pada sebagian tetangganya yang diam-diam membicarakannya, like, "wow, pria tampan" dan semacamnya. Yang jelas, atensinya terpecahkan oleh seseorang yang juga berlari pagi sepertinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Against My Will | NCT's LUCAS
FanfictionMereka dipertemukan di agensi hiburan ternama di Korea Selatan tanpa di sengaja. Tempat tinggal di lokasi perumahan yang sama, lalu perasaan yang mengalir begitu saja. Singkatnya, seorang personil boy group (Lucas Wong) terkenal mendadak jatuh hati...