⚠️ Content warning ⚠️ bullying, violence, harsh words, trust issues.
Kalau ada yang merasa tidak nyaman, kalian bisa skip ke alinea atau tanda (•••••) selanjutnya ya. Karena aku menambahkan hal ini untuk kepentingan cerita dan alasan dari semua tingkah Soo Joo. Selamat membaca!
The war has begun—enjoy your ride.
•••••
"Soo Joo, sekarang kita berteman! Jadi, jangan sendirian dan jangan khawatir!" Sekumpulan remaja itu mengelilingi Soo Joo. "Ceritakan jika kau memiliki masalah ya? Kau bisa mengandalkan kami~" kata mereka seraya merangkul Soo Joo dan tertawa bersama.
"Jangan menangis. Kami akan selalu berada di sisimu."
"Kami takkan meninggalkanmu sendirian, Soo Joo-ya."
"I won't leave you, Soo Joo-ya."
Penggalan kata demi kata itu mulai memasuki kepala. Wajah mereka tampak tidak jelas dan tak nyata, bahkan kelabu, atau—pernah melihat kanal televisi yang menyala tapi tak menampilkan gambar, tetapi seolah di kerubungi oleh lautan semut? Yup, kurang lebih seperti itulah penggambarannya. Jantungnya berdegup dua kali lebih cepat. Kali ini dia mendengar suara tawa renyah yang merendahkan, dari ke empat gadis remaja yang mengepungnya di halaman belakang sekolah yang sepi.
"Soo Joo-ya, bukankah kau sangat jahat?"
"Aku tidak melakukan apapun, kalian semua—"
"—kalian semua menuduhku tanpa bukti dan data yang aktual..." gumam Soo Joo, dia mengingat jelas bagaimana perasaan takutnya kala itu.
"Soo Joo-ya." Seorang gadis bersurai pendek itu menarik rambutnya keras, hingga sang empu meringis dan memberikan perlawanan. "Kau brengsek! Berani-beraninya berkencan dengan Yohan ketika aku tidak ada!" Suaranya melengking keras. "Kau adalah jenis wanita terburuk yang berkedok sebagai seorang sahabat padahal menaruh rasa!"
Soo Joo di dorong, sampai tubuhnya menempel pada dinding kusam di belakangnya. "Kau ada bukti, hah?! Kenapa menuduh orang lain seenaknya atas hubungan sepihak yang kau jalani?!" balasnya tak terima. Namun, ketiga gadis lainnya justru kian menyudutkannya ke dinding. "What the fuck are you guys doing?! Get out of my way!"
Plak! Pipinya di tampar begitu keras. Meninggalkan bunyi dan membuat ketiga teman lainnya berpura-pura meringis. "Hey, tahan dia." Katanya memberi isyarat. Soo Joo tampak ingin melawan, bahkan dia sudah menangis atas tindakan tak bermoral yang di lakukan oleh teman-temannya.
"Fuck you! Aku akan mengirimmu ke penjara!"
"Hey, asal kau tahu ya," gadis bersurai pendek itu mengangkat dagu Soo Joo seraya sedikit membungkuk. "Kami takkan mau berteman denganmu kalau kau tidak cerdas dan berasal dari keluarga kaya. Kau itu tak lebih dari seorang gadis manja yang tak bisa di tinggalkan dan sangat tidak mandiri."
"Look at you. Kau pikir kau gadis mandiri yang di agung-agungkan setiap orang?" balas Soo Joo dengan senyum miring, menahan tangis dan amarahnya.
Plak! Gadis bersurai pendek itu kembali menampar pipinya. "Hey, kau berani melawanku? Aku akan menyebarkan foto kau berjalan dengan Yohan sebagai bukti bahwa kau mencoba untuk menggodanya dengan wajahmu itu kan? Kau pikir Yohan sahabatmu itu menaruh rasa? Jangan membuatku tertawa." Gadis itu tertawa sarkastik. Seraya menunjuk-nunjuk keningnya dengan jari telunjuk. "Dia bahkan menyebutmu sebagai gadis tidak mandiri dan menyulitkan banyak orang."
"Yohan tidak mungkin berbicara buruk seperti itu," gumamnya.
Suara rekaman si lelaki mulai mengalun, kalimat yang sama persis pun terdengar jelas di telinganya. "Oh, bagaimana ini? Pada kenyataannya tidak ada seorang pun yang akan tinggal di sisimu, Soo Joo-ya. Jadi, berhentilah bertingkah seakan semua orang menganggapmu anak emas." katanya seraya mendorong tubuh itu ke dinding dan meninggalkan Soo Joo sendirian, menangis dalam kesepian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Against My Will | NCT's LUCAS
Fiksi PenggemarMereka dipertemukan di agensi hiburan ternama di Korea Selatan tanpa di sengaja. Tempat tinggal di lokasi perumahan yang sama, lalu perasaan yang mengalir begitu saja. Singkatnya, seorang personil boy group (Lucas Wong) terkenal mendadak jatuh hati...