20. Lion's Affection

675 74 8
                                    

Lucas—sebagai pria yang bertanggung jawab—tentunya segera mengantar kekasih cantiknya pulang, setelah date keliling kota dengan mobilnya yang disertai kudapan sebagai pelengkap. Dia berhasil mendapatkan izin secepat kilat lalu, "I already tell FatKun and Manager Hyung, Angel. No worries, 'kay?" Pintanya memohon.

Dia tak pernah mengira jika kekasihnya bisa menjadi pribadi yang mengulang pertanyaan serupa hanya untuk sekedar, "All right. I just want to make sure." Agak terdengar aneh jika di sematkan oleh kekasihnya yang sedingin es dan setenang sungai Han.

Tetapi, ini adalah sebuah kemajuan! Sebab, kini pembicaraan mereka sudah menjadi dua arah. Selain itu, perubahan pesat ini juga merupakan perhatian kecil yang tentunya berarti bagi Lucas. Apapun yang berkaitan dengan gadisnya, tentu akan menjadi hal yang menarik di matanya. Pretty. Beautiful. Apa ada kata pujian di atas cantik? Aku ingin menyematkannya untuk kekasihku!

"Stop, Lion!" Lucas menghentikan aksinya. Soo Joo mendorong bahu lebarnya pelan, membuat sang empu berpura-pura terlihat kecewa. "Bagaimana jika Ibuku melihat?"

Bibir tebalnya mengerucut sedih. "Tapi ini di dalam mobil, Sayang. Tidak mungkin Ibumu akan melihat, kan?" Tak kunjung mendapatkan balasan dari kekasihnya, Lucas pun melancarkan aksinya lagi. Cup! "Aku menyayangimu! Ayo turun!" Katanya seraya beranjak keluar lebih dulu. Yep, Lucas showering his girlfriend with kisses. A thousand kisses.

"Oh, yang benar saja!" Gumam Soo Joo pelan, nyaris tak terdengar. Dia mengulum senyum dan segera membuka pintu, sebelum Lucas melakukannya. Mungkin wajahnya akan serupa seperti kepiting rebus jika Lucas membukakan pintu untuknya. Kecupan itu sudah cukup.

Ketika keduanya sudah tepat berada di depan rumah Soo Joo, ajakan tautan tangan dari Lucas sempat ditolak, sebab indera pendengar Soo Joo menangkap suara samar dari balik semak belukar dan pohon rindang di depannya. Dia mengerutkan kening, matanya juga menyipit untuk memastikan hal apa yang dilihatnya dari sana. Dia hanya ingin kencan dengan sang idola tanpa meninggalkan jejak bagi orang-orang yang akan menjatuhkan kekasihnya di masa depan kelak. Who knows? Soo Joo tak ingin menjadi saksi kehancuran karier kekasihnya begitu saja. Bagaimana pun—

"Angel?"

"Hmm?"

"Is everything okay?" Lucas memberikan tatapan khawatir padanya. Bahkan sebelah tangannya sudah mendarat di pipi dan membelainya lembut. Berhasil mengalihkan atensi Soo Joo. "Are you alright?"

"I'm alright." Soo Joo menahan tangan Lucas yang berada di pipinya. Masih memerhatikan semak belukar di sebrangnya sebelum terdengar suara raungan seekor kucing yang melompat begitu saja. Kakinya melemas karena terkejut. "Astaga, ku pikir apa," gumamnya.

Lucas pun menoleh ke arah belakang setelah mendapati suara raungan kucing, juga menangkap tubuh kekasihnya yang melemas. Tumben? Dia jelas tahu, bahwa Soo Joo bukanlah tipikal yang mudah terkejut. Ini aneh.

"Luke, ayo!" Soo Joo menarik lengan Lucas seraya membuka passcode rumahnya. Namun gerakan jemarinya tak kalah cepat. Sebab, seseorang dibalik pintu sudah lebih dulu menyambut kehadiran mereka. "Oh? Ibu masih disini?"

"Kenapa lama sekali? Ini bahkan sudah melewati tengah malam!" Ujar Nyonya Hong cemas. "Ayo masuk! Di luar pasti dingin sekali!"

Soo Joo menuntun tautan tangan mereka ke dalam rumah. Menyusul sang Ibu yang memandu mereka menuju ruang makan yang lengkap dengan berbagai makanan yang menggugah selera. Mereka hanya perlu duduk dan menemani sang Ibu yang sendirian disini.

Against My Will | NCT's LUCASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang