29. Making Deal With The Devil For His Angel

425 50 5
                                    

Sang surya telah mengintip dari balik jendela hingga menembus tirai. Dering alarm menggema di sepenjuru ruangan dan berhasil membangunkan si putri tidur yang kini tengah merenggangkan otot tubuhnya dan mematikan alarm. Tak lupa untuk meneguk segelas air putih dan bangkit dari ranjang untuk merapikan tempat tidurnya dengan kaki yang sudah beralaskan dengan sandal tidur. Menyiapkan diri untuk mandi sebelum mendapat ketukan dari pintu.

"Oh, Bibi Ji?" Soo Joo tersenyum tipis. Gadis itu merapikan surai panjangnya yang terlihat kusut dan kepayahan. Berhasil membuat si maid tertawa kecil melihat tingkah nona-nya. "Ada apa, Bibi Ji?"

"Nona Hong, apa yang ingin kau santap pagi ini?"

"Aku akan menyantap apapun masakan Chef Park. Namun, tidak ada nasi di pagi hari."

"Baik, Nona. Ada lagi?"

"Aku ingin air lemon hangat." Gadis Hong itu mengulum senyum dan mengangkat handuknya, seolah memberi isyarat bahwa dia hendak beranjak ke kamar mandi. "Aku ada kelas pagi hari ini. Jadi, terima kasih banyak atas bantuannya, Bibi Ji dan juga Chef Park."

"Baik, Nona. Terima kasih kembali." Wanita paruh baya itu membungkuk hormat yang tentunya di balas serupa oleh si gadis Hong. Setelah mendapati Bibi Ji untuk beranjak pergi, gadis itu menutup pintu dan bersiap untuk membersihkan diri.

You may ask a ton of question, kenapa dia menghabiskan waktunya di mansion utama ketimbang di rumahnya sendiri? The simple answer is, kedua orangtuanya mendadak over protective mana kala Soo Joo menjalin pertunangan. Mereka berkata, "We will never know, kapan kamu akan menikah. Jadi, mari habiskan waktu bersama-sama sebelum kamu meninggalkan rumah" Soo Joo memilih untuk menurut karena malas adu mulut.

Soo Joo baru saja menyelesaikan morning routines-nya. Dan beranjak mengenakan pakaian sederhana untuk pergi ke kampus. Kemeja bergaris biru dan putih serta celana skinny jeans berwarna putih menjadi pilihannya. Dia mengenakan kalung pemberian Lucas dan merias wajahnya natural. Sebelum bangkit dari meja rias, dia menyentuh cincin yang melingkar di jari manisnya seraya tersenyum. Lalu, beranjak membawa tote bag miliknya untuk menuju lantai dasar dengan elevator dan memghampiri ruang makan.

"Good morning, sweetheart." Nyonya Hong menyapa dengan senyuman lebar dan mata yang ikut menyipit a la kadarnya. "Ada kelas pagi?"

"Good morning, ibu." Soo Joo menarik kursi untuk duduk seraya menerima napkin untuk di taruh di atas pahanya. Dia menggumamkan terima kasih dengan suara yang lembut kepada sang asisten rumah tangga. Lalu, mencicipi sarapan dengan tenang. "Dimana ayah?"

"Ayahmu sudah berangkat bekerja kurang lebih 30 menit yang lalu." Nyonya Hong menyuapkan sup ayam ke mulut. "Tasty as always. Thanks, Chef Park."

"Hm, it's delicious. Thanks, Chef."

Chef Park mengulum senyum dan membungkuk hormat dengan sopan sebelum mengundurkan diri dan beranjak kembali ke dapur. Sementara Nyonya Hong dan Nona Hong masih menyantap sarapan dengan sesekali melemparkan obrolan. Meskipun putri semata wayangnya sedikit pasif dalam menanggapi percakapan, at least mereka tidak sejauh itu.

"Ibu akan pergi?"

"Yep. Ada pekerjaan yang perlu ibu urus di kantor." Omong-omong Nyonya Hong adalah seorang direktur di Hong's Pharmacy. "Mau ibu antar ke kampus?" tawarnya. It's a rare offer.

Against My Will | NCT's LUCASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang