16. A Single Man and His Honesty

825 85 8
                                    

"Kan kamu yang bilang. Jika aku berbicara serius, kamu mau jadi pacarku, kan?"

Kata-kata yang mungkin terdengar serius dari Lucas saat itu hampir membuat jantungnya jungkir balik. Well. Iya, sedramatis itu. Namun, kata-kata yang sialnya justru keluar dari mulut si pria berhasil membuatnya menghela napas lega dan merasa sedih di waktu bersamaan. Mungkin? "Sudah, tak perlu dipikirkan lebih jauh. Aku hanya asal bicara". Like--hey! Apa katanya?

Soo Joo melirik singkat ke arah Lucas yang menjalankan kemudi mobil menuju kawasan rumah mereka. Tidak, hunian masing-masing mereka. Well, sound better. Bahkan setelah mobil sedan putih itu tiba di depan rumahnya, Soo Joo masih memikirkan ucapan "asal bicara" a la Lucas yang penuh rayuan itu.

"Angel, we're arrived." Soo Joo tersentak dari lamunannya ketika Lucas menjulurkan jari telunjuknya pada bahu. "Kau tidak ingin turun dan tetap tinggal bersamaku, hm?"

Sial. Suara dalam dan lembut itu lagi. Soo Joo berdeham, menoleh sepenuhnya ke arah Lucas yang mengangkat kedua alisnya heran. "Mengutip ucapanmu sebelumnya, tampaknya kamu adalah seorang perayu dan true player. Am I right or am I right?" Katanya dengan sorot mata "serius".

"Tidaaak! I'm a single man. Aku tidak pernah memiliki kekasih, sungguh!" Lucas mengangkat kedua jari membentuk v sign. "Semasa sekolah aku sibuk dan tak memiliki waktu untuk berkencan dengan siapapun."

"...oh, sungguh? Sibuk apa?"

Karena berbohong adalah hal yang tidak terpuji dan tak patut ditiru, ada baiknya untuk jujur sepenuhnya. Lucas lemah jika dihadapkan oleh sepasang mata dan figur cantik teman barunya ini. "Hangout with my friends!" Tawanya mengalun merdu, agar mencairkan suasana yang entah mengapa mendadak terasa kaku.

"Ku pikir kau sibuk belajar, ternyata," Soo Joo menggelengkan kepala dan tertawa pelan. "Lain kali jangan membual, bisa?"

"Aku tidak membual, Soo Joo-ya." Lucas mengulum bibir, manik matanya menjelajah ke arah sekitar, berusaha mencari kata-kata yang tepat untuk menyatakan perasaan sejujur-jujurnya di hadapan Soo Joo. "Aku..." Lucas tampak berpikir keras, dan pada akhirnya ia melanjutkan dengan, "serius."

Sontak tawa Soo Joo pecah. "Well, okay then. Selamat tinggal, Lucas! Hati-hati di jalan!" Katanya seraya membuka seat belt dan beranjak keluar dari mobil, meninggalkan Lucas yang memekikan namanya panik.

Lucas, dari dalam mobil hanya bisa menyebik lucu seraya membenturkan kepalanya ke setir mobil. Merutuki kebodohannya yang ke-sekian di depan crush-nya. Memalukan.

Sementara Soo Joo sendiri hanya bisa mengeratkan tote bag di bahu dan menutup pintu pagar. Sepasang mata berwarna hitam legamnya sesekali melirik ke arah mobil Lucas yang perlahan pergi meninggalkan huniannya. Tawa kecil Soo Joo masih tertahan, tapi senyuman simpul dan gelengan kecil senantiasa ada di dirinya.

Lucas, her new friend, selalu memiliki seribu satu cara yang menarik perhatiannya. Ini pertanda baik. Soo Joo pada akhirnya mau membuka diri lagi setelah kejadian beberapa tahun silam.

"Lucas," gumam Soo Joo seraya melangkah masuk ke rumah dengan riang.

•••••

"Hey, Chae."

Suara lembut dan pelan milik Jennie menyadarkan Rosé dari lamunan singkatnya. Gadis asal Australia itu mendongak dengan senyum tipis andalannya. "Hey," balasnya pelan.

Jennie, personil yang lebih tua, melipat kakinya di atas sofa, duduk di sebelah personil yang lebih muda dengan bibir yang mengerucut sedih. "Ada apa dengan wajahmu itu? Mau cerita?" Tawarnya ramah.

Against My Will | NCT's LUCASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang